BPS: Inflasi Emas Perhiasan Sentuh Level Tertinggi dalam 5 Bulan

2 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi emas perhiasan mencapai 1,24 persen secara month to month (mtm), menjadi yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.

"Komoditas emas perhiasan menjadi salah satu komoditas utama penyumbang inflasi di bulan September 2025. Secara month to month, emas mengalami inflasi 1,24 persen," kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam Rapat Pengendalian Inflasi di daerah Tahun 2025, di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Ia mengatakan kenaikan ini membuat emas perhiasan menjadi salah satu komoditas utama penyumbang inflasi nasional bulan September. Ia menjelaskan, pergerakan harga emas memang telah menunjukkan pola yang konsisten dalam dua tahun terakhir.

"Namun kalau kita lihat, perkembangan harga emas dari bulan ke bulan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, maka terlihat bahwa harga emas terus meningkat secara month to month dan kemudian sehingga memberikan andil inflasi di bulan September sebesar 0,08 persen," ujarnya.

Artinya, sejak September 2023, harga emas tidak pernah mengalami penurunan bulanan. Menurut Amalia, kondisi ini menandakan adanya tekanan harga yang berkelanjutan di sektor logam mulia.

"Kalau kita lihat komoditas emas perhiasan ini telah mengalami inflasi dalam 25 bulan berturut-turut. Jadi, dalam 25 bulan ini, emas terus mengalami inflasi, artinya kenaikan harga terus terjadi dalam kurun waktu 25 bulan berturut-turut sejak September 2023," ujarnya.

Emas Sumbang 9,59 Persen ke Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi

Dari sisi kontribusi, BPS mencatat bahwa emas perhiasan memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen terhadap inflasi umum pada September 2025.

Dalam kelompok pengeluaran, komoditas ini berkontribusi besar terhadap kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan porsi mencapai 9,59 persen. Angka ini menunjukkan bahwa kenaikan harga emas memberi tekanan yang cukup besar di luar sektor bahan pangan dan energi.

"Bahkan kalau tadi kita lihat, ini memberikan kontribusi sebesar 9,59 persen inflasi dari kelompok perawatan pribadi. Bahkan inflasi emas perhiasan September 2025 merupakan inflasi tertinggi dalam 5 bulan terakhir, yaitu yang mencapai 1,24 persen secara month to month. Ini belum kami lihat year-on-year-nya, kelihatan di year-on-year-nya lebih tinggi," ujarnya.

Inflasi September 2025

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2025 terjadi inflasi sebesar 0,21 persen.

"Pada September 2025 terjadi inflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan, atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen atau IHK dari 108,51 pada Agustus 2025 menjadi 108,74 pada September 2025," kata Deputi Bidang Statistik Produksi M.Habibullah, dalam konferensi pers BPS, Rabu (1/10/2025).

Secara tahunan atau year on year terjadi inflasi sebesar 2,65 persen. Kemudian secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 1,82 persen.

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan inflasi sebesar 0,38 persen dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan kelompok ini adalah cabai merah, dan daging ayam ras, yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,13 persen.

Selain itu, komoditas yang juga memberikan andil inflasi adalah emas dan perhiasan sebesar 0,08 persen. Sigaret kretek mesin, biaya kuliah akademi perguruan tinggi, cabai hijau dan sigaret kretek tangan andil inflasi masing-masing 0,01 persen.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |