Bos Danantara Sebut Banyak Investor Asing Iri, Minta Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik Tahap II

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) menampung sejumlah minat investor asing di proyek pengolahan sampah jadi energi listrik atau waste to energy (WTE). Investor asing dari Timur Tengah hingga Jepang berburu jatah di proyek Tahap II.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menjelaskan, pengusaha di berbagai negara banyak menyatakan minatnya untuk ikut serta. Pada peluncuran proyek sampah jadi listrik Tahap I, bahkan tercatat 200 peminat dari berbagai negara.

"Sekarang saya sudah dapat juga, seperti kemarin kami di Timur Tengah ada 4-5 pemain dari sana bilang 'kok kami tidak diajak', walaupun sebenarnya kita sudah announce, jadi mereka juga minta pada ikutan," kata Pandu di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (17/12/2025).

Selain itu, Pandu juga mendapat permintaan dari pengusaha China yang ingin diajak pada WTE gelombang selanjutnya. Sama halnya dengan pengusaha Jepang yang disebut ingin mencoba peruntungan pada tender proyek sampah jadi listrik Tahap II.

"Kita juga dapat feedback juga dari beberapa negara, termasuk China. Ada beberapa yang belum diajak minta ikutan juga. Terus kami barusan dari Jepang, di situ ada 3-4 pemain bilang 'kok kami tidak lulus yang pertama, boleh tidak kami coba lagi'," ucapnya.

"Jadi saya rasa antusiasmenya itu untuk yang kedua akan sama besarnya dengan yang pertama. Banyak pemain-pemain baru yang ingin ikutan juga untuk tahap kedua ini," sambung Pandu.

Sebelumnya, Danantara mengebut proses pelaksanaan proyek pengolahan sampah jadi energi listrik atau waste to energy (WTE). Proyek Tahap I dan Tahap II akan dipercepat mulai awal 2026.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menjelaskan, proyek Tahap I sudah menuju finalisasi penentuan pemenang tender. Seluruh proses kesepakatan, termasuk joint venture, ditargetkan selesai Februari 2026.

"Kita akan menyelesaikan dari sisi joint venture agreement dengan nanti para pemenang, dan juga semua agreement yang ada termasuk PPA dan seterusnya itu kami harapkan akhir Februari semua sudah selesai," ungkap Pandu.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga telah menetapkan 10 kota/kabupaten yang masuk proyek sampah jadi listrik. Pandu turut akan memulai proses bisnisnya sejak Januari 2026 nanti.

"Tahap kedua kita juga akan launching secepatnya setelah semua dari sisi perizinan dan approval dari pemerintah sudah keluar. Kita akan launching secepatnya awal Januari ini. Jadi first week Januari pun kita sudah keluarkan, secepat proseslah," ucapnya.

Harapannya, ketika seluruh prosesnya berjalan awal 2026, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dapat beroperasi pada akhir 2027 mendatang, baik untuk Tahap I maupun Tahap II. "Jadi ini kita benar-benar lagi 'ngegas', kebut bangetlah. Jadi ini insyaallah tahap pertama kita fokuskan, tahap kedua juga akan kita jalani," jelas Pandu.

Sebelumnya, Pemerintah telah menetapkan 10 kabupaten/kota dalam 3 aglomerasi masuk dalam proyek pengolahan sampah jadi energi listrik tahap 2. Tahapan persiapannya akan dimulai setelah mengantongi restu dari Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, lokasi-lokasi itu telah disetujui dalam rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Menko Zulkifli.

"Berdasarkan hasil penilaian verifikasi lapangan dan keputusan rapat hari ini, maka untuk tahap kedua ini disetujui 10 kota untuk masuk dalam program PSEL," kata Hanif di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (17/12/2025).