BKPM Tawarkan Indonesia Jadi Bagian Rantai Pasok Global di Ajang IISF 2025

1 month ago 29

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menawarkan Indonesia masuk dalam rantai pasok global. Utamanya dalam ranah keberlanjutan atau sustainability global.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan, peluang itu bisa didapat dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF) yang digelar dalam waktu dekat.

"Nanti yang akan kita tawarkan di sana juga adalah menempatkan Indonesia sebagai resources dan negara yang memiliki comparative advantages," kata Nurul usai Media Briefing IISF 2025, di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

"Untuk bekerjasama dengan pemilik teknologi, pemilik kapital dan pemilik akses global terhadap market untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian dari global supply chain for sustainability planet," sambung dia.

Nurul melirik para pakar dan calon investor yang hadir dalam ajang IISF 2025 tersebut nantinya. Menurutnya, Indonesia bisa mengeksplor apa yang menjadi tren teknologi ke depan hingga apa yang menjadi norma-norma baru terhadap sustainability dan investasi yang berkelanjutan.

"Dan juga apa yang menjadi pusat-pusat potensi pembiayaan yang mungkin bisa diberikan oleh institusi-institusi global. Not necessarily berupa pinjaman, tetapi juga berupa grant dan juga kerjasama teknologi," terangnya.

Undang Lebih dari 56 Negara

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin meargetkan lebih dari 56 negara akan terlibat di IISF 2025.

Pada gelaran tahun ketiga ini, diharapkan belasan ribu audiens bisa hadir di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Jakarta pada 10-11 Oktober 2025 nanti.

"Biasanya kita bawa 100 lebih speaker. Tahun lalu itu bahkan pesertanya ada register 11 ribuan dari puluhan negara, 56 negara ya. Tahun pertama 40 kali ini 56 berarti naik terus, semoga tahun ini lebih banyak lagi," tandasnya.

Kadin Intip Peluang Kerja Sama

Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan, Shinta Widjaja Kamdani melihat peluang kerja sama, baik asing maupun lokal.

"Jadi ini partnership yang kita mau dorong. Dan saya rasa kesempatan dan peluang yang ada di Indonesia untuk berbagai macam proyek yang ada juga sangat besar. Tapi juga ini kesempatan kita bersama-sama bisa networking dengan banyak sekali pelaku usaha, perwakilan pemerintah juga maupun akademisi," kata dia.

"Kemudian juga dari segi financing, saya rasa ini juga sesuatu yang selalu menjadi isu topik bagaimana mendapatkan lebih banyak financial access untuk sustainability project," sambung Shinta.

Pengusaha Tak Mau Gegabah Geber Investasi Hijau

Diberitakan sebelumnya, Pengusaha memandang pentingnya pengembangan industri hijau di Indonesia. Namun, pengembangan ini tak bisa dilakukan secara tergesa-gesa agar tidak salah langkah.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bob Azam mengacu pada industri hijau di Eropa misalnya yang malah berdampak buruk. Termasuk menciptakan green inflation, yakni kenaikan harga barang imbas transisi ke ekonomi hijau yang terburu-buru.

"Jadi memang enggak gampang, kita harus belajar pengalaman negara-negara Eropa. Negara Eropa juga sangat berambisi menjadi leaders di industri hijau, tapi akibatnya over investment, akibatnya terjadi green inflation," ungkap Bob, ditemui di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

"Jadi enggakk boleh juga kita terlalu agresif tanpa memikirkan financing-nya dan segala sesuatu, oleh karena itu kita harus wise (bijak)," imbuhnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |