Biodiesel B50 Diterapkan 2026, Butuh 19 Juta KL Minyak Sawit

1 month ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Program biodiesel dengan campuran 50 persen minyak sawit atau B50 akan diterapkan pada 2026, tahun depan. Untuk memenuhinya, dibutuhkan sekitar 19 juta kiloliter (KL) minyak sawit sebagai campurannya.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung menjelaskan pihaknya sudah melakukan konsolidasi untuk penerapan biodiesel tersebut. Termasuk menghitung ketersediaan bahan baku Fatty Acid Methyl Ester (FAME).

"Jadi, ini kita lagi lakukan assessment. Jadi, ini kan ketersediaan untuk FAME-nya, jadi kan tadi sudah disampaikan itu sekitar, kalau B-45 sekitar 17 juta kiloliter, kalau untuk B-50 sekitar 19 juta kiloliter," kata Yuliot, usai Green Energy Summit 2025, di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

"Jadi, dari assessment ini ya kita melakukan ini pemetaan itu apakah itu bisa, tapi kita dorong implementasinya adalah B-50 untuk tahun 2026," sambung Yuliot.

Dia berharap kebijakan ini bisa jalan pada 2026 nanti. Dengan begitu, ketergantungan terhadap energi fosil bisa semakin ditekan karena meningkatnya campuran minyak sawit tadi.

"Dampaknya itu juga terhadap energi bersih, lingkungan, justru ini menjadi lebih baik ke depan. Ini bagian kita juga untuk pencapaian net zero emission," ujar dia.

Butuh Waktu

Sebelumnya, Pemerintah target mengimplementasikan program campuran 50 persen bahan bakar jenis biodiesel sawit dengan bahan bakar solar (B50) pada 2026. Namun, proses uji coba (road test) untuk B50 diperkirakan bakal memakan waktu minimal 8 bulan.

"Paling cepat 8 bulan ya," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Eniya tidak menjelaskan lebih lanjut apakah uji coba B50 sudah dilakukan. Namun, ia memperkirakan program tersebut bakal sulit dilakukan mulai 1 Januari 2026 mendatang. "Kalau itu sepertinya belum. Karena kan masih butuh persiapan ya. Nanti dipersiapkan dulu," ungkap dia.

Untuk mencapai B50, Indonesia setidaknya butuh 5 pabrik biodiesel baru dengan kapasitas masing-masing 1 juta kiloliter (KL). Targetnya, dua di antara lima pabrik itu akan memasuki proses commissioning pada tahun ini.

"Kalau sekarang baru dua pabrik. Ini nanti commissioning-nya setahun ini udah 2 pabrik, di Kalimantan sama Sumatera," imbuh Eniya.

Evaluasi B40

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan program B50 akan berjalan mulai 2026, tahun depan. Adapun, B40 akan mulai jalan tahun ini.

Yuliot menyampaikan, pemerintah sudah evaluasi pelaksanaan bahan bakar Biodiesel dengan campuran 40 persen (B40) berjalan baik tahun ini.

"Kita evaluasi untuk implementasi B40 tahun ini," ungkap Yuliot, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Sedangkan, pelaksanaan program biodiesel dengan campuran nabati 50 persen atau B50 akan mulai dijalankan 2026 nanti. Targetnya akan dimulai pada awal tahun depan. "Kita harapkan untuk implementasi tahun depan B50 segera bisa dilaksanakan. Iya, seperti ini, penetapan awal tahun," tuturnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |