Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag), Rusmin Amin, menegaskan bahwa salah satu modal penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional adalah kontribusi dan kualitas sumber daya manusia.
Dalam konteks ini, perempuan memegang peran yang sangat strategis, mengingat jumlah mereka hampir mencapai 50% dari total populasi Indonesia.
Meskipun begitu, tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja masih berada pada kisaran 53%, menunjukkan masih adanya ruang untuk peningkatan.
"Tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja masih pada kisaran 53%," kata Rusmin dalam Gambir Trade Talk, di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Menurutnya, peran perempuan dalam sektor ekonomi terus mengalami penguatan, terutama melalui keterlibatan mereka dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Data menunjukkan bahwa sekitar 99% dari pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM, dengan nilai potensi bisnis yang diperkirakan bisa mencapai USD 130 miliar pada tahun 2025. Yang menarik, sekitar 64,5% dari total UMKM tersebut dikelola oleh perempuan.
Adapun keterlibatan perempuan sangat menonjol dalam sektor-sektor seperti fashion, kuliner, kecantikan, dan kerajinan. Fakta ini menegaskan bahwa perempuan memiliki kontribusi vital dalam perekonomian berbasis partisipasi masyarakat.
"Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa wanita memiliki peran vital bagi perekonomian Indonesia yang berbasis partisipasi masyarakat," ujarnya.
Pentingnya Peran Perempuan dalam Menggerakkan Ekonomi
Lebih lanjut, Rusmin menyebut peran mereka tidak hanya terbatas dalam lingkup rumah tangga, tetapi juga sebagai pekerja, pengusaha, dan pemimpin yang turut menggerakkan roda ekonomi nasional.
Pemerintah, melalui Kementerian Perdagangan, menegaskan komitmennya untuk tidak membatasi ruang gerak perempuan. Tidak ada hambatan berbasis gender yang diterapkan secara sistemik, dan seluruh pegawai diberi kesempatan yang setara untuk bersaing berdasarkan merit dan kinerja.
Bahkan Kementerian Perdagangan juga secara aktif mendorong pemberdayaan perempuan dalam perdagangan melalui kerja sama dengan International Trade Center (ITC). Salah satu inisiatifnya adalah pemetaan SheTrades Outlook Indonesia, yang bertujuan mengidentifikasi kebijakan, peraturan, dan program yang mendukung partisipasi perempuan dalam ekonomi dan perdagangan.
"Guna mendorong peran perempuan dalam sektor perdagangan, Kementerian Perdagangan bersama International Trade Center (ITC) telah melakukan pemetaan SheTrades Outlook Indonesia untuk mengidentifikasi kebijakan, undang-undang, maupun program yang mendorong partisipasi perempuan dalam perekonomian dan perdagangan," ujarnya.
Tantangan yang Dihadapi Perempuan
Meski kontribusi perempuan sangat besar, mereka masih menghadapi tantangan yang kompleks. Mulai dari peran ganda antara rumah dan pekerjaan, keterbatasan akses pelatihan dan teknologi, hambatan pendanaan, ketergantungan dalam pengambilan keputusan, skala usaha yang masih kecil, hingga belum tertibnya pencatatan keuangan.
Namun demikian, semangat dan kemampuan multitasking perempuan menjadikan mereka sebagai manajer yang tangguh bagi diri sendiri, keluarga, maupun bisnisnya. Keunggulan seperti daya ingat yang kuat juga menjadi nilai tambah dalam menjalankan berbagai peran sekaligus.
"Jadi benar adanya kepercayaan kita selama ini bahwa wanita itu luar biasa dan multistasking. Karena wanita dapat menjadi manajer bagi diri sendiri, keluarga, maupun bisnis. Selain itu, ada kemampuan wanita yang lebih daripada para pria, yaitu daya ingat yang luar biasa," ujarnya.
Menurut Rusmin, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan akses yang merata, perempuan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama dalam pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.