Top 3: Harga Emas Dunia Bikin Penasaran

1 month ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena investor menunggu hasil pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China dan pertemuan kebijakan Banl Sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari CNBC, Rabu (30/7/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,4% menjadi USD 3.327,69 per ons. Harga mencapai titik terendah sejak 9 Juli 20025 pada Senin setelah kesepakatan perdagangan kerangka kerja antara Amerika Serikat dan Uni Eropa mengurangi permintaan safe haven untuk logam kuning tersebut.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih tinggi pada USD 3.324.

China dan Amerika Serikat akan mendorong penghentian sementara tarif timbal balik AS terhadap barang-barang China serta tindakan balasan China.

Para analis mencatat kesepakatan terkini Amerika Serikat dengan Uni Eropa dan Jepang menawarkan beberapa keringanan, tetapi pembicaraan dengan Tiongkok tetap jauh lebih rumit dan berlarut-larut.

Artikel Harga Emas Tiba-Tiba Tembus Segini, Ada Apa? Telah menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopuler yang dirangkum pada Kamis, (31/7/2025):

1.Harga Emas Tiba-Tiba Tembus Segini, Ada Apa?

Harga emas naik pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena investor menunggu hasil pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China dan pertemuan kebijakan Banl Sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari CNBC, Rabu (30/7/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,4% menjadi USD 3.327,69 per ons. Harga mencapai titik terendah sejak 9 Juli 20025 pada hari Senin setelah kesepakatan perdagangan kerangka kerja antara Amerika Serikat dan Uni Eropa mengurangi permintaan safe haven untuk logam kuning tersebut.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih tinggi pada USD 3.324.

China dan Amerika Serikat akan mendorong penghentian sementara tarif timbal balik AS terhadap barang-barang China serta tindakan balasan China.

Para analis mencatat kesepakatan terkini Amerika Serikat dengan Uni Eropa dan Jepang menawarkan beberapa keringanan, tetapi pembicaraan dengan Tiongkok tetap jauh lebih rumit dan berlarut-larut.

“Mengingat risiko gagalnya perundingan, beberapa investor masih merasa perlu untuk memiliki eksposur ke aset safe haven jika keadaan memburuk lagi,” ujar Analis Pasar di City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada.

Berita selengkapnya baca di sini

2. Gempa Magnitudo 8,7 Guncang Rusia, Terdahsyat dalam Beberapa Dekade Terakhir

 Gempa bumi berkekuatan 8,7 skala Richter melanda Semenanjung Kamchatka Timur Jauh Rusia pada hari Rabu. Gempa bumi ini menimbulkan tsunami setinggi 4 meter (13 kaki), yang memicu evakuasi dan kerusakan bangunan, kata sejumlah pejabat.

“Gempa hari ini serius dan merupakan gempa terkuat dalam beberapa dekade terakhir,” ujar Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, dikutiip dari CNBC, Rabu (30/7/2025). Ia menambahkan bahwa, menurut informasi awal, tidak ada korban luka, tetapi sebuah taman kanak-kanak rusak.

Menteri Daerah untuk Situasi Darurat, Sergei Lebedev mengatakan, tsunami dengan ketinggian 3-4 meter (10-13 kaki) terekam di beberapa bagian Kamchatka,  seraya mendesak masyarakat untuk menjauh dari garis pantai semenanjung tersebut.

Survei Geologi AS menyatakan gempa tersebut dangkal dengan kedalaman 19,3 km (12 mil), dan berpusat sekitar 125 km (80 mil) di timur-tenggara Petropavlovsk-Kamchatsky, sebuah kota berpenduduk 165.000 jiwa di pesisir Teluk Avacha. Survei Geologi AS merevisi magnitudo gempa tersebut naik dari 8,0 sebelumnya.

Berita selengkapnya baca di sini

3. PPATK Blokir Rekening Dormant, Ini Respons Bos BCA

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Hendra Lembong menegaskan, pihaknya mengikuti penuh arahan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait pemblokiran rekening tidak aktif atau dormant.

Dia menuturkan, pemblokiran tersebut merupakan langkah yang tepat dalam rangka menjaga keamanan dana nasabah.

"Mengenai pemblokiran rekening dormant oleh PPATK tentu kita di BCA mengikuti ketentuan dari PPATK di mana pemblokiran ini diminta oleh PPATK. Dan saya rasa ini cukup bagus juga," kata Hendra dalam konferensi Pers Kinerja BCA Semeseter I-2025, Rabu (30/7/2025).

Ia menambahkan, rekening yang terlalu lama tidak aktif memang memiliki risiko besar disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Berita selengkapnya baca di sini

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |