The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps, Hal Ini jadi Perhatian

2 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya pada 2025. The Fed memangkas suku bunga acuan 0,25% atau 25 basis poin (bps) menjadi 3,50%-3,75%, dan level terendah dalam tiga tahun.

Langkah the Fed memangkas suku bunga acuan itu terjadi meski ada perpecahan internal sehingga menciptakan ketidakpastian mengenai tambahan pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Mengutip BBC, Kamis (11/12/2025), pembuat kebijakan tidak sepakat tentang bagaimana the Fed harus menyeimbangkan prioritas yang saling bertentangan. Pasar tenaga kerja melemah, dan sisi lain terjadi kenaikan harga.

Prediksi ekonomi yang dirilis pada Rabu pekan ini menunjukkan satu pemangkasan suku bunga akan terjadi pada tahun depan, meskipun data baru dapat mengubah hal tersebut.

Ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, para bankir sentral membutuhkan waktu untuk melihat bagaimana tiga pemangkasans uku bunga tahun ini berdampak pada perekonomian AS. Pembuat kebijakan akan mencermati data yang masuk menjelang pertemuan the Fed berikutnya pada Januari.

“Kami berada dalam posisi yang baik untuk menunggu dan melihat bagaimana perekonomian berkembang,” ujar Powell.

Seiring hal itu, mereka yang berharap suku bunga terus turun, termasuk Presiden Donald Trump, mungkin harus menunggu.

Powell mengatakan, the Fed menghadapi "situasi yang sangat menantang" karena menghadapi risiko inflasi dan pengangguran yang meningkat. "Anda tidak bisa melakukan dua hal sekaligus".

Perbedaan Pendapat di Antara Pejabat The Fed

Keputusan untuk menurunkan suku bunga pada Rabu tidak bulat, menunjukkan semakin lebarnya perbedaan pendapat di antara para bankir sentral mengenai prospek ekonomi AS.

Tiga pejabat Fed memisahkan diri dan resmi menyatakan ketidaksetujuan mereka.

Stephen Miran, yang sedang cuti dari jabatannya memimpin Dewan Penasihat Ekonomi Trump, memilih penurunan yang lebih besar, yaitu 0,5%.

Presiden Bank Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee, dan Presiden Bank Federal Reserve Kansas City Jeffrey Schmid, memilih untuk mempertahankan suku bunga tetap.

Trump, yang telah berulang kali mendesak Powell untuk menurunkan suku bunga, mengatakan setelah pertemuan pada Rabu penurunan suku bunga Fed bisa "setidaknya dua kali lipat".

"Suku bunga kita seharusnya jauh lebih rendah," ujar dia pada pertemuan meja bundar di Gedung Putih.

"Kita seharusnya memiliki suku bunga terendah di dunia,” ia menambahkan.

Rilis data ekonomi yang terhenti selama penutupan pemerintahan AS terlama sepanjang sejarah, yang berakhir pada November, telah membuat para pembuat kebijakan sebagian tidak mengetahui kondisi ekonomi. Namun, kekhawatiran tentang melambatnya pasar kerja terus lebih besar daripada kekhawatiran inflasi, setidaknya untuk saat ini.

Rilis Data Ekonomi jadi Perhatian

Tingkat pengangguran naik dari 4,3% menjadi 4,4% pada bulan September, menurut angka Departemen Tenaga Kerja dalam laporan yang dirilis bulan lalu. Pemotongan suku bunga bertujuan untuk merangsang pasar kerja dengan menciptakan biaya pinjaman yang lebih rendah bagi bisnis.

Kekhawatiran tentang inflasi yang didorong oleh tarif telah menjadi pusat perhatian awal tahun ini ketika Trump mendorong pemberlakuan tarif besar-besaran pada banyak mitra dagang terbesar negara itu. Inflasi masih di atas target 2% Fed. Pada bulan September, inflasi mencapai 3% untuk pertama kalinya sejak Januari.

Namun, analis menuturkan, meskipun tarif tampaknya meningkatkan beberapa harga konsumen, angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan baru-baru ini memungkinkan Fed untuk fokus pada peningkatan pasar tenaga kerja dengan menurunkan suku bunga.

Perbedaan Pendapat dan Ketidaksepakatan

Namun, para pembuat kebijakan tetap terpecah pendapat mengenai arah kebijakan suku bunga ke depan.

Ketika ditanya tentang perbedaan pendapat di antara para pembuat kebijakan, Powell mengakui, "tidak biasa" untuk memiliki "ketegangan yang terus-menerus" antara dua mandat Fed untuk menjaga harga tetap stabil dan pengangguran rendah.

"Dan ketika itu terjadi, inilah yang Anda lihat," ujar dia, merujuk pada perpecahan yang semakin besar.

Namun, Powell menggambarkan perdebatan internal di antara para pejabat Fed sebagai perdebatan yang bijaksana dan penuh hormat.

"Kita berkumpul dan mencapai titik di mana kita dapat membuat keputusan," kata Powell.

Prediksi ekonomi kuartalan yang disebut dot plot dari bank sentral menunjukkan pada Rabu ekspektasi median untuk satu penurunan tambahan sebesar 0,25% pada 2026.

Prediksi itu tidak berubah dari dot plot sebelumnya pada September.

Para bankir sentral siap untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut minggu depan, dengan perkiraan rilis data resmi tentang pasar tenaga kerja dan inflasi untuk November.

Data yang akan datang dapat mengubah pandangan para pembuat kebijakan, berpotensi memperkuat seruan untuk pelonggaran lebih lanjut tahun depan jika ada tanda-tanda baru pasar kerja sedang stagnan.

Siapa yang akan Gantikan Powell?

Pencarian Trump untuk pengganti Powell sebagai ketua Fed, setelah masa jabatannya berakhir Mei mendatang, menambah ketidakpastian tentang arah kebijakan Fed ke depan.

Trump dapat mengumumkan pilihannya dalam beberapa minggu mendatang.

Ekonom konservatif senior dan penasihat ekonomi utama Trump, Kevin Hassett dipandang sebagai kandidat terdepan untuk menggantikan Powell.

Sebagai loyalis Trump, Hassett menjabat sebagai ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih selama masa jabatan pertama Trump dan sekarang memimpin Dewan Ekonomi Nasional.

Ia telah menjadi pembela setia kebijakan ekonomi Trump, meremehkan data yang menunjukkan tanda-tanda kelemahan dalam perekonomian AS, memperkuat tuduhan bias di Biro Statistik Tenaga Kerja, dan mendukung penanganan Trump terhadap Fed.

Kesetiaan Hassett kepada presiden telah menimbulkan pertanyaan dari para analis tentang apakah ia akan bertindak secara independen dan seberapa besar pengaruhnya terhadap anggota dewan lainnya.

Nama-nama lain yang telah dipertimbangkan untuk posisi ketua Fed termasuk ekonom Kevin Warsh, Gubernur Fed saat ini Christopher Waller, dan bahkan Menteri Keuangan Scott Bessent.

“Trump "masih mempertimbangkan pilihannya, dan dia mencari seseorang yang akan sejalan dengan pemikirannya," kata seorang peneliti senior terkemuka di Mercatus Center, Thomas Hoenig, kepada BBC.

Para kandidat, ia menambahkan, harus menunjukkan mereka akan independen, atau pasar akan menjadi sangat gelisah - dan itu akan menciptakan lebih banyak volatilitas.

 Ditanya pada Rabu mengenai pencarian Trump untuk ketua Fed baru menghambat pekerjaannya atau mengubah pemikirannya, Powell menjawab dengan tegas "tidak".

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |