Tangerang dan Tangsel Jadi Primadona Properti, Ini Strategi Lippo Ekspansi Hunian

1 month ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Pasar residensial di wilayah penyangga Jakarta menunjukkan perkembangan positif sepanjang paruh pertama 2025. Menurut estimasi awal Cushman & Wakefield Indonesia, penyerapan pasar properti pada periode Januari–Juni tahun ini mencapai sekitar 4.000 unit rumah.

Segmen menengah tetap menjadi tulang punggung utama industri.

Director and Head of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N. Rahardjo, menjelaskan bahwa konsumen di segmen ini memiliki daya beli yang terus tumbuh dan stabil, menjadikannya target utama para pengembang.

Dari sisi lokasi, wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan terus mencuri perhatian. Faktor utama yang mendorong minat tinggi adalah pembangunan infrastruktur yang masif, seperti perluasan jaringan jalan tol yang mempercepat aksesibilitas. Tak hanya itu, rencana pengembangan Moda Raya Terpadu (MRT) yang akan menjangkau kawasan ini diperkirakan akan mendongkrak nilai properti secara signifikan.

Wilayah ini juga terus berkembang dari sisi fasilitas. Pusat perbelanjaan, institusi pendidikan, layanan kesehatan, dan fasilitas gaya hidup lainnya semakin lengkap, membuat Tangerang Raya menjadi kawasan yang menarik baik untuk dihuni maupun sebagai instrumen investasi properti.

Strategi LPKR Garap Proyek Baru

Melihat potensi besar tersebut, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebagai salah satu pemain utama di sektor real estat merespons cepat dengan memperluas portofolio hunian di sejumlah titik strategis. Salah satunya adalah proyek Park Serpong di Tangerang, yang menyediakan pilihan hunian untuk keluarga muda hingga segmen premium.

CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady, menyatakan bahwa ekspansi proyek tak hanya terpusat di Tangerang, tetapi juga merambah kawasan lain yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.

"Dua di antaranya adalah Lippo Cikarang Cosmopolis dan Tanjung Bunga Makassar, sebagai bagian dari strategi jangka panjang perusahaan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (5/8/2025).

Kinerja keuangan LPKR pun mencerminkan momentum positif tersebut. Pada kuartal I/2025, pendapatan dari sektor real estat tumbuh 39% menjadi Rp1,74 triliun. Capaian ini ditopang oleh penyerahan proyek tepat waktu serta penjualan kavling tanah. Dari sisi profitabilitas, perusahaan mencatat laba kotor sebesar Rp577 miliar dan EBITDA sebesar Rp321 miliar, dengan margin 18%.

Nilai Pra-penjualan

Selama periode Januari–Maret 2025, LPKR mencatat penjualan dari berbagai jenis proyek properti, termasuk 18 proyek hunian tapak, serta beberapa proyek low-rise, mid-rise, dan high-rise. Proyek baru yang diluncurkan antara lain Park Serpong Tahap 4 dan Blackslate Series di Tanjung Bunga.

Hingga akhir Maret 2025, nilai pra-penjualan mencapai Rp 1,26 triliun atau 20% dari target tahunan. Menariknya, hunian tapak menyumbang sekitar 80% dari total pra-penjualan, menegaskan minat masyarakat yang tinggi terhadap tipe rumah ini.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |