Sudaryono: HKTI Harus Jadi Organisasi Modern yang Bekerja, Bukan Sekadar Banyak Bicara

7 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPN, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sudaryono menyerukan transformasi besar-besaran di tubuh organisasi petani tersebut. 

Dalam penutupan Munas X HKTI, Kongres Tani, dan Tani Fest yang digelar Kamis (26/6/2025), Sudaryono menekankan pentingnya menjadikan HKTI sebagai organisasi yang modern, dinamis, dan penuh semangat kerja.

Ia menyatakan dirinya bukan tipe pemimpin yang hanya memimpin dari belakang, tetapi justru menjadi bagian dari sistem kerja. Dengan gaya lugas dan penuh semangat, Sudaryono menggambarkan filosofi kerjanya.

"Saya kerja itu adalah hobi. Saya berdiri di sini adalah hobi. Jadi saya memang senang yang makan, senang yang tidur, dan senang yang kerja,” ujar Sudaryono.

Dia menuturkan, HKTI ke depan tidak bisa hanya diisi oleh orang-orang yang gemar berbicara tetapi minim aksi. Ia ingin membangun budaya kerja keras di seluruh lini organisasi hingga ke tingkat kabupaten dan desa.

"Kita enggak mau jadi golongan orang yang banyak omongnya saja. Banyak omong boleh, tapi juga harus banyak kerja,” ujarnya.

Untuk memastikan setiap program berjalan dan tidak hanya berakhir di atas kertas, Sudaryono menekankan pentingnya sistem pengawasan dan evaluasi yang ketat. Ia menyebut pendekatan ini dengan istilah “mandorisasi”.

Pengecekan Langsung

"Jadi saya di HKTI ingin menerapkan namanya monitoring dan evaluasi dan pengawasan. Jadi kalau sudah dikasih pekerjaan, kita cek, sudah dikasih belum? Sampai kapan? Kapan selesai? Masalahnya di mana? Hambatannya di mana?” jelasnya.

Ia bahkan menantang pengurus HKTI di tingkat daerah untuk mulai bergerak dan menunjukkan hasil nyata. Sudaryono menyatakan akan melakukan pengecekan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan di daerah sebagai bentuk keseriusan.

Sudaryono menantang agar, bulan Juni minggu pertama HKTI bisa membuat acara di Kabupaten masing-masing. Hal ini dilakukan untuk melihat hasil binaan, mana apa yang bisa dibantu.

Sebagai penutup, Sudaryono juga menekankan dirinya tidak akan memanjakan siapapun di dalam organisasi. Ia mengingatkan bahwa struktur HKTI ke depan akan menjadi tempat yang sulit bagi mereka yang tidak serius bekerja.

“Organisasi di bawah saya tidak enak, tidak mudah. Saya orang yang hobi kerja. Maka bagi orang yang tidak suka kerja, Insyaallah ini akan menjadi pekerjaan yang sulit bagi Anda. Tapi kalau Anda semua semangat pengen kerja, minimal punya keinginan kerja, maka ini akan menjadi satu hal yang baik bagi saya, bagi Anda, bagi organisasi, bagi petani, dan bagi bangsa,” pungkasnya.

Sudaryono: HKTI Bukan Lagi Sekadar Advokasi, Siap Kawal Program Pemerintah

Sebelumnya, pernah menjadi mitra strategis pemerintah di era Orde Baru,  Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI kembali memantapkan diri sebagai mitra pemerintah untuk mendukung program negara. Ketua Umum HKTI, Sudaryono menyampaikan peran organisasi tani tersebut tidak lagi sebatas advokasi kepentingan petani, melainkan terlibat langsung dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah di sektor pertanian.

"Dulu HKTI adalah mitra pemerintah di era Pak Soeharto. Setelah reformasi kemudian memang masih menjadi mitra pemerintah, tapi banyak memang tidak inline dengan pekerjaan pemerintah. Nah sekaranglah era di mana kita tidak lagi mengadvokasi saja Tapi kita juga membela langsung," ujar Sudaryono dalam pidatonya di acara Penutupan Munas X HKTI, Kongres Tani, dan Tani Fest, Rabu (26/6/2025).

Dia menuturkan, era baru HKTI ditandai dengan kerja konkret dan kolaboratif bersama instansi pemerintah. Ia menekankan pentingnya sinergi langsung dengan program dan kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah.

"Jadi sekaranglah era di mana kita tidak lagi mengadvokasi saja, tapi kita juga membela langsung. Kita connect dengan pemerintah, connect dengan program, connect dengan semua yang menjadi policy dan menjadi program dari pemerintah. Jadi habis ini nggak boleh santai," tegasnya.

Ia menyebut pendekatan advokasi yang selama ini dilakukan cukup baik, namun saat ini saatnya HKTI terlibat lebih jauh. Organisasi ini akan menjadi penghubung langsung dengan berbagai kebijakan dan program pemerintah, termasuk di dalamnya pelaksanaan teknis di lapangan.

Momentum Kolaborasi HKTI dan Pemerintah

Sudaryono, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian, menilai momentum kolaborasi antara HKTI dan pemerintah sangat penting mengingat kinerja sektor pertanian menunjukkan capaian yang menggembirakan. Ia menyinggung keberhasilan Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi pangan, yang menjadi sinyal positif untuk memperkuat kerja sama semua pihak.

“Kalau kemarin Kementerian Pertanian sudah dinyatakan berhasil dalam meningkatkan produksi beras 54 persen kuartal pertama 2025, 54 persen ini setengah lebih pertumbuhannya dibandingkan tahun lalu. Jagung naik 39 persen, 40 persennya naik. Naiknya besar. Itu aja,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan tersebut bukan hanya hasil kerja pemerintah semata, tetapi perlu diperkuat oleh pasukan-pasukan pendukung yang solid, termasuk dari HKTI.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |