Strategi BUMN Hadapi Era Transisi Hijau

1 hour ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah perubahan global yang semakin cepat, kebutuhan akan pemimpin yang mampu mengelola transisi keberlanjutan menjadi semakin penting.

Menjawab tantangan tersebut, Neyen Consulting bersama PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI, melalui inisiatif inFUSE, menyelenggarakan Executive Workshop bertajuk Navigating Sustainability, Risk, and Opportunity in a Changing World.

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Dukungan Bisnis BKI, R. Agus Doddy Dwisagita mengatakan workshop ini dirancang untuk eksekutif C-level dan pengambil keputusan senior yang memegang peran strategis dalam organisasi.

"Melalui kegiatan ini, para peserta mendapatkan gambaran menyeluruh tentang bagaimana risiko global, peluang bisnis, dan tuntutan keberlanjutan mempengaruhi arah perkembangan sektor industri di Indonesia," katanya, Jumat (12/12/2025).

Pengetahuan yang diperoleh tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga berdampak pada sektor publik melalui peningkatan tata kelola, efisiensi sumber daya, dan praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Selain sesi pemaparan, peserta mengikuti diskusi interaktif dan pembahasan studi kasus yang mencerminkan tantangan nyata dunia bisnis saat ini. Pendekatan ini membantu para pemimpin organisasi memahami konteks lapangan dan menyusun respons strategis yang relevan bagi kebutuhan industri dan masyarakat luas.

Sebagai bagian dari pengayaan pengetahuan, tersedia sesi tatap muka opsional bersama Prof. Ricardo G. Barcelona. Sesi ini memberikan pandangan akademis sekaligus praktis untuk memperdalam pemahaman peserta mengenai pengelolaan keberlanjutan di tengah dinamika perubahan global.

Pelaksanaan workshop ini menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan di Indonesia, khususnya dalam menghadapi isu-isu keberlanjutan, ketidakpastian global, dan tuntutan perubahan industri. Dengan penguatan kompetensi pemimpin perusahaan, diharapkan pengambilan keputusan strategis dapat lebih adaptif dan berorientasi pada kepentingan publik, lingkungan, serta keberlanjutan jangka panjang.

Punya Tugas Berat, BUMN Ini Kawal Setiap Kapal Penuhi Standar Keselamatan

Sebelumnya, sebagai lembaga klasifikasi nasional, PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) memiliki peran penting dalam memastikan setiap kapal memenuhi standar keselamatan dan kelaikan yang berlaku.

BKI pun memperkenalkan Petunjuk Penilaian Risiko (PR) (Bag.8, Vol.A), pedoman baru dalam sistem klasifikasi kapal yang ditujukan pada kapal atau bangunan apung yang beroperasi di perairan domestik mencakup perairan sungai dan danau, khususnya untuk kapal eksisting/ bangunan sudah jadi dengan menekankan pada pendekatan berbasis risiko.

"Pendekatan ini memungkinkan evaluasi terhadap potensi bahaya selama masa operasional kapal, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat," kata Direktur Operasi Bisnis Klasifikasi BKI, Arief Budi Permana, Rabu (5/11/2025).

Selain itu, BKI juga memperkenalkan penggunaan aplikasi digital Dewaruci Risk-Based Assessment (Dewaruci RBA), yang merupakan salah satu feature dalam aplikasi Dewaruci yang telah dikembangkan oleh BKI.

Dewaruci RBA adalah sebuah sistem yang dikembangkan untuk pemilik kapal dalam proses penilaian risiko kapal yang akan diklaskan. Dengan sistem ini, baik pihak shipowner dan BKI dapat mengidentifikasi potensi bahaya dan menetapkan kontrol risikonya secara lebih mudah, transparan, akurat, dan terdokumentasi secara digital.

Penerapan penilaian risiko tidak hanya memperkuat sistem klasifikasi kapal, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi digital BKI dalam layanan maritim. Langkah ini sejalan dengan upaya nasional untuk mewujudkan transportasi laut yang aman, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan daya saing industri pelayaran Indonesia di tingkat global.

Dengan adanya pendekatan ini, BKI berkomitmen untuk mempercepat proses klasifikasi, meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan teknis, serta memperkuat budaya keselamatan di sektor pelayaran nasional.

Indonesia Gali Potensi Penggunaan Biodiesel B40 untuk Kapal Militer

Sebagai Upaya PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) untuk meningkatkan peran di skala Internasional, melalui keanggotaan BKI di ACS (Asian Classification Societies) turut serta dalam kegiatan ACS TMG (Technical Management Group) dan ACS Seminar 2025.

Senior Manager Konvensi, BKI Aditya Trisandhya Pramana ST mengatakan dalam kegiatan TMG dilakukan pembahasan mengenai perkembangan aturan terbarukan Internasional dari IMO dan EU yang dapat berdampak kepada kapal-kapal asia.

"Ini membahas mengenai turunan Guidelines/Guidance/FAQ yang dapat diberikan ACS kepada regional Asia," katanya, Selasa (14/10/2025).

BKI menyampaikan informasi mengenai potensi pengembangan Biofouling Guidelines dimana sebelumnya telah dilakukan pertemuan global di Bali dalam rangka membahas dampak aturan tersebut dan implementasi di dunia. Sebagai informasi, Australia dan New Zealand telah menerapkan aturan ini secara nasional.

Dalam kegiatan selanjutnya, yaitu ACS Seminar, PT BKI (Persero) juga memaparkan materi tentang implementasi penggunaan bahan bakar alternatif yaitu B40 berbahan dasar Crude Palm Oil (CPO) pada seminar ACS 2025.

Hal ini menarik perhatian peserta forum dan memicu diskusi, antara lain potensi penggunaan B40 pada kapal-kapal militer serta upaya yang dilakukan Indonesia dalam mendorong penggunaannya, mengingat Indonesia dan Malaysia adalah termasuk produsen dan eksportir Sawit dalam skala besar.

"BKI akan senantiasa melakukan peningkatan keterlibatan di dalam forum Internasional untuk menyelaraskan industri maritim nasional dengan regulasi yang ada serta menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam menyampaikan aspirasi Nasional," tandasnya. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |