Prabowo Minta Perbanyak Bandara Internasional di Daerah, Ini Kata Kemenhub

1 month ago 32

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara merespons permintaan Presiden Prabowo Subianto, yang mendorong pembukaan banyak bandara internasional di daerah. 

Saat ditanyai hal tersebut, Direktur Navigasi Penerbangan Kemenhub Syamsu Rizal belum bisa banyak bicara soal hal tersebut. Namun, pihaknya bakal menyiapkan kajian atas permintaan Prabowo itu. 

"Karena masih dalam proses untuk melihat atau mengkaji lebih dalam. (Bakal melakukan kajian?) Iya, karena itu dari Presiden," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Adapun permintaan Prabowo tersebut sebelumnya disampaikan oleh Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya. Melalui rapat terbatas bersama sejumlah menteri lewat sambungan video telekonferensi dari kediaman pribadinya di Bukit Hambalang, Bogor.

Di hadapan sejumlah menterinya, Presiden Prabowo menjelaskan adanya bandar udara internasional mendukung percepatan perputaran ekonomi dan pariwisata daerah.

"Presiden mendorong pembukaan bandara internasional sebanyak-banyaknya di berbagai daerah guna mendorong percepatan perputaran ekonomi dan pariwisata daerah," kata Teddy, dikutip dari Antara. 

Bakal Dongkrak Konektivitas Antar Daerah

Dalam rapat yang sama, Prabowo kemudian menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur untuk transportasi udara. Sehingga pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan konektivitas antar daerah.

Prabowo menggelar rapat terbatas secara hybrid melalui sambungan video telekonferensi dan secara langsung dari Hambalang, Jumat, 1 Agustus 2025.

Dalam rapat itu, Presiden Prabowo menerima laporan dari sejumlah menteri, sekaligus memonitor pelaksanaan program-program prioritas pemerintah.

Kemenhub Tutup 18 Bandara Internasional

Kemenhub di masa pemerintahan sebelum Prabowo telah menutup sebanyak 18 bandara internasional di berbagai daerah. Sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional.

Dalam keputusan itu, ada 18 bandara yang dicabut statusnya sebagai bandara internasional, yaitu Bandara Maimun Saleh (Sabang, Aceh), Bandara Sisingamangaraja XII di Silangit, Bandara Radin Inten II di Lampung, dan bandara Bandara H.A.S Hanandjoeddin, Tanjung Pandan.

Kemudian, Bandara Husein Sastranegara di bandara Bandung. Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, Bandara Jenderal Ahmad Yani di Semarang, Bandara Adi Soemarmo, Solo, Bandara Banyuwangi, Banyuwangi (BWX), Bandara Supadio, Pontianak (PNK), Bandara Juwata, Tarakan (TRK), Bandara El Tari, Kupang (KOE), Bandara Pattimura, Ambon (AMQ), Bandara Frans Kaisiepo, Biak (BIK), Bandara Mopah, Merauke (MKQ), dan Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin (BDJ).

InJourney Kebut Renovasi, Menhub Mau Terminal 1C Bandara Soetta Segera Operasi

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi berharap terminal 1C Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) bisa segera beroperasi. Meski, saat ini masih proses revitalisasi.

Dudy mengatakan proses revitalisasi yang dilakukan berjalan lancar. Dia pun mengaku cukup puas dengan progres pembangunannya.

“Proses revitalisasi Terminal 1C sejauh ini menunjukkan hasil yang menggembirakan," kata Dudy Purwagandhi dalam keterangannya, Senin (4/8/2025).

Dia berharap Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta bisa segera beroperasi. Layanan maskapai Batik Air dan Citilink disebut akan ke lokasi ini setelah revitalisasi rampung.

"Saya berharap terminal ini dapat segera dioperasikan secara parsial guna meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa penerbangan,” ujar Dudy.

Informasi, PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) menargetkan revitalisasi Terminal 1 Bandara Soetta rampung pada Oktober-November 2025 mendatang.

Nantinya, layanan Citilink dari Terminal 1B, pindah ke Terminal 1C. Revitalisasi akan dilanjutkan di Terminal 1B.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |