Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana mengklaim pihaknya telah membuka 122 juta rekening bank dormant yang sebelumnya diblokir. Proses pembukaan ini dilakukan secara bertahap sejak pertengahan Mei 2025 lalu.
"Per hari ini, saya tambahkan lagi, saya tegaskan kembali, per hari ini semua sudah kita rilis dan kita kembalikan. Udah selesai kaminya, memang bukan karena apa, memang fasenya sudah masuk," ujar dia dalam Diskusi Publik bertajuk Strategi Nasional Memerangi Kejahatan Finansial di Jakarta Selatan, pada Selasa, (5/8/2025).
Ia juga menegaskan, jumlah rekening dormant yang dilaporkan mencapai lebih dari 100 juta, menunjukkan betapa masifnya rekening yang tidak aktif tersebut.
“Kita mendapatkan lebih dari 100 juta rekening dormant. Kita tahu betapa masifnya rekening dorman yang ada, faktanya lebih dari 100 juta. Lalu, penanganannya kita lakukan secara per-batch lah,” ungkapnya dalam Diskusi Publik bersama Katadata bertajuk Strategi Nasional Memerangi Kejahatan Finansial di Jakarta Selatan, pada Selasa, (5/8/2025).
Per hari ini, ia menuturkan, batch ke-17 seluruh rekening sudah berada di tangan pihak perbankan. Artinya, dari pihak PPATK, seluruh proses sudah tuntas dan tanggung jawab selanjutnya berada pada pihak masing-masing bank yang bersangkutan.
Dirinya juga menegaskan status rekening dormant tersebut bukan ditentukan oleh pihak PPATK, melainkan berdasarkan laporan dari pihak perbankan.
Ia juga menyebutkan pihaknya telah memetakan dan membuka kembali rekening-rekening tersebut sebagai bagian dari upaya perlindungan nasabah.
Dibuka Bertahap
Proses itu dilakukan melalui penghentian sementara sesuai ketentuan yang berlaku, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan kembali rekening.
"Ya itu sudah bertahap sejak dari bulan Mei tahun ini kita sudah bertahap melakukan pembukaan, melakukan pemetaan terhadap rekening dormant dan langsung melakukan pembukaan,” ujar dia.
Hingga saat ini, seluruh proses dari sisi PPATK telah rampung dan rekening-rekening tersebut telah dikembalikan ke pihak perbankan untuk dirilis lebih lanjut.
Langkah penanganan dilakukan secara sistematis dan terukur. Setiap batch rekening dorman yang masuk akan diperiksa, diverifikasi, dan dibuka kembali setelah melalui proses verifikasi keamanan yang ketat, termasuk prosedur Enhanced Due Diligence (EDD) dan Customer Due Diligence (CDD).
PDB Indonesia 5,12%, Berkaitan dengan Pemblokiran Rekening Dormant?
Sebelumnyya, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year). Angka pertumbuhan ini naik lebih tinggi dari kuartal I 2025, yakni 4,87 persen.
Peningkatan pertumbuhan ini dinilai sejalan dengan tren penurunan deposit judi online yang mengalami penurunan signifikan karena pemblokiran rekening dormant.
Deposit perjudian online sempat melonjak pada momentum lebaran April 2025, tetapi mulai menunjukkan penurunan signifikan pada Mei dan Juni. Pada Mei 2025, jumlah deposit tercatat turun menjadi Rp2,29 triliun, dan kembali menurun pada Juni menjadi Rp1,50 triliun.
Penurunan ini dinilai berkaitan erat dengan kebijakan pemblokiran rekening dormant yang dilakukan pemerintah sejak Mei 2025.
"Dan kayaknya sejalan dengan tren penurunan deposit di judi online. Itu artinya duit-duit yang tadinya masuk di judi online kemudian keluar ke luar negeri itu bisa dipakai oleh masyarakat untuk digunakan dalam kegiatan yang lebih proyektif seperti transaksi dan investasi," terang Ketua PPATK, Ivan Yustiavandana dalam Doorstop pada Selasa, (5/8/2025).
Melalui langkah pemblokiran tersebut, dana-dana yang sebelumnya tersedot ke praktik perjudian online, yang sebagian besar ke luar negeri, kini berangsur kembali ke dalam negeri. Dana tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan yang lebih produktif, yang tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi nasional.