Liputan6.com, Jakarta Tunas Sawa Erma (TSE) Group perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit melalui unit usahanya, PT Berkat Cipta Abadi (BCA) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan Compressed Biomethane Gas (CBG) pertama di Papua.
“Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan fasilitas Compressed Biomethane Gas yang kita resmikan merupakan realisasi dari visi TSE Group dalam membangun industri kelapa sawit yang berkelanjutan, efisien, terdepan, ramah lingkungan, dan menyejahterakan masyarakat sekitar,” ungkap Presiden Komisaris TSE Group, Robert Seung dikutip Jumat (1/7/2025).
Menurutnya melalui fasilitas ini, TSE Group tidak hanya mengelola limbah, tapi mengubahnya menjadi solusi energi yang konkret. Inovasi ini juga menjadi tonggak penting (milestone) dalam perjalanan perusahaan mewujudkan visi sekaligus untuk mencapai target global net zero emissions.
Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo pun mendukung pembangunan pabrik energi terbarukan pertama di tanah Papua Selatan ini. Gubernur menambahkan, pembangunan biogas sudah sesuai dengan rencana pemerintah Indonesia terkait swasembada pangan dan energi.
“Ini adalah langkah awal yang baik. Saya mengucapkan terima kasih untuk TSE Group karena telah memulai proyek biogas di Papua. Mudah-mudahan peresmian biogas di Kabupaten Merauke bisa menjadi contoh untuk daerah-daerah lain di Papua,” imbuhnya.
Olah 1.000 m³ Limbah Cair Kelapa Sawit
Fasilitas ini dirancang untuk mengolah 1.000 m³ limbah cair kelapa sawit (POME) per hari. Melalui proses biogas, limbah ini menghasilkan gas metana, yang sebagian besar digunakan untuk menghasilkan listrik ramah lingkungan guna mendukung operasional pabrik dan kantor perusahaan.
Sisa gas metana kemudian dikompresi menjadi CBG dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan solar pada genset. Inisiatif ini memungkinkan penambahan pengurangan konsumsi solar hingga 1 Juta liter per tahun, sekaligus meningkatkan efisien energi di fasilitas operasional kantor TSE Group.
Setidaknya ada tiga manfaat langsung yang dapat dirasakan dari pembangunan fasilitas ini yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 60.708 ton CO2 per tahun, memproduksi listrik sebesar 2 megawatt (MW) yang cukup untuk menyuplai Kernel Crushing Plant (KCP) berkapasitas 150 ton/hari dan mengurangi penggunaan solar hingga 4 juta liter per tahun.
“Pemerintah dan masyarakat Merauke mengucapkan selamat atas terbangunnya fasilitas yang ada. Ke depan, kita berharap dengan adanya fasilitas penghasil energi terbarukan ini pembangunan di Merauke akan menuju ke pembangunan ramah lingkungan,” ujar Bupati Merauke, Yoseph Gebze.
Pemanfaatan Energi Terbarukan
Momentum peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan Compressed Biomethane Gas menandai babak baru pemanfaatan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit, serta memperkuat sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon nasional melalui skema Nationally determined contributions (NDC) sesuai Perjanjian Paris, guna menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius.
TSE Group menargetkan untuk mengembangkan fasilitas serupa di lima unit usaha lainnya, serta memperluas inisiatif hijau lain seperti penggunaan kendaraan listrik, energi surya dan pupuk ramah lingkungan dalam bagian operasional perusahaan. TSE Group berharap langkah ini dapat mendorong lebih banyak pelaku industri lain untuk menerapkan prisip keberlanjutan yang terintegrasi, demi masa depan yang lebih baik.