Percepat Realisasi Investasi Sektor Energi di Kalimantan Utara, Kemenko Gandeng Taikun Petro Chemical

1 month ago 36

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko Bidang Perekonomian) dan PT Taikun Petro Chemical telah menandatangani perjanjian atau Memorandum of Understanding (MoU) mengenai Komitmen Unsur Investasi untuk Proyek Pengilangan dan Petrokimia Terintegrasi di Kalimantan Utara. Hal ini sebagai bentuk komitmen nyata mendorong percepatan realisasi investasi strategis di Indonesia.

Penandatanganan perjanjian ini dilakukan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, selaku pihak pertama, dan Direktur PT Taikun Petro Chemical Xu Xuegen, selaku pihak kedua. Acara berlangsung di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

“Perjanjian ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mewujudkan iklim investasi yang lebih baik lagi melalui kemudahan perizinan, insentif fiskal, serta kepastian regulasi investasi. Dengan kerja sama ini, diharapkan proyek dapat beroperasi optimal sesuai rencana,” kata Deputi Edi seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (31/7/2025).

Perusahaan PT Taikun Petro Chemical yang merupakan bagian dari konsorsium perusahaan Tiongkok yakni Tongkun Group, Xinfengming Group, dan Tsingshan Group tengah mengembangkan proyek senilai USD5,948 miliar atau Rp 97,85 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.452) di Kawasan Industri Kalimantan Utara atau Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dengan kapasitas produksi 10 juta ton minyak mentah per tahun.

Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga akan berkontribusi pada pengurangan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan petrokimia, serta peningkatan nilai tambah industri hilir.

Ciptakan 1.500 Tenaga Kerja

Secara ekonomi, proyek ini diperkirakan dapat memberikan kontribusi tambahan bagi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD9 miliar atau Rp 148,11 triliun per tahun, peningkatan penerimaan pajak pemerintah sebesar USD140 juta atau Rp 2,3 triliun per tahun, serta menciptakan sekitar 1.500 lapangan kerja langsung dan 8.000 lapangan kerja tidak langsung bagi tenaga kerja lokal.

Kemenko Perekonomian berkomitmen terus mendorong iklim investasi yang kondusif dan mendukung penuh pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang membawa dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Turut hadir menyaksikan proses penandatanganan tersebut yakni Sekretaris Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Staf Ahli Pengembangan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Kemenko Perekonomian, serta sejumlah pejabat dan tamu undangan lainnya

Kembangkan Teknologi Carbon Capture and Storage, Kemenko Perekonomian Gandeng ExxonMobil

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan ExxonMobil Chemical International Major Growth Ventures (ExxonMobil) terkait pengembangan Carbon Capture and Storage (CCS), dan juga terkait dengan industri di petrochemicals, pada Rabu (22/1/2025).

Penandatanganan ini diwakili oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Elen Setiadi dan Vice President ExxonMobil Chemical International Major Growth Venture Zoe Barinaga.

Kerja sama ini sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah terhadap penerapan Carbon Capture and Storage (CCS) yang menjadi salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.

“Ini adalah signing daripada MOU, dimana MOU ini salah satu proyeknya adalah Carbon Capture and Storage, dan juga terkait dengan industri di petrochemicals. Plastic dan synthetic fiber, ya seperti itu, terutama plastik,” ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (22/1/2025).

Nota Kesepahaman tersebut menandai komitmen bersama untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia, serta dinilai akan dapat membuka peluang besar bagi pengembangan sektor petrokimia di Indonesia. Selain itu, MoU tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi potensi investasi ExxonMobil dalam pembangunan kompleks petrokimia kelas dunia di Indonesia, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai USD10 miliar.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa proyek tersebut turut mendukung kebijakan hilirisasi dari Presiden Prabowo Subianto, membantu dalam penciptaan lapangan pekerjaan selama masa konstruksi, serta menjadi wujud komitmen pembangunan berkelanjutan karena pembangunan CCS tersebut diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 hingga sebesar 90%. Selain itu, proyek tersebut juga diharapkan dapat menjadi proyek CCS yang dapat beroperasi pertama kali.

Jadi Fondasi

Selain berbagai dampak tersebut, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi aspek penting yang menjadi prioritas. Untuk itu, ExxonMobil berkomitmen untuk melatih tenaga kerja Indonesia agar memiliki kompetensi yang setara dengan standar global. Selain itu, proyek tersebut juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis lokal melalui berbagai kemitraan strategis.

Ke depan, MoU tersebut diharap dapat menjadi fondasi untuk membangun kerangka kerja sama yang lebih erat, termasuk pembentukan Satuan Tugas Bersama yang bertugas mengoordinasikan langkah-langkah strategis untuk merealisasikan proyek tersebut. Kerja sama ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang ramah dan kompetitif.

“ExxonMobil telah berada di sini selama bertahun-tahun, jadi saya pikir Indonesia bukan sebuah kawasan yang tidak dikenali oleh mereka. Mereka memiliki pengalaman dan operasi yang berhasil di bidang minyak dan gas. Saya ingin mengucapkan terima kasih dan mengucapkan selamat, dan semoga proyek ini bisa dikembangkan dengan cepat,” pungkas Menko Airlangga.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |