Liputan6.com, Jakarta - Perang dagang yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi dunia selesai. Amerika Serikat (AS) dan China telah mengonfirmasi rincian kerangka kerja perdagangan salah satunya mengenai izin ekspor tanah jarang dan pelonggaran pembatasan teknologi.
Kesepakatan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini berdasarkan pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan China pada Jumat sore.
Mengutip CNBC, Sabtu (28/6/2025), juru bicara Kementerian Perdagangan China dalam pernyataan tersebut mengatakan bahwa China akan meninjau dan menyetujui aplikasi ekspor untuk barang-barang yang tunduk pada aturan pengendalian ekspor, sementara AS akan membatalkan serangkaian tindakan pembatasan yang diberlakukan terhadap Beijing.
Namun Sejauh ini belum ada rincian lebih lanjut mengenai kesepakatan tersebut.
Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis di sebuah acara di Gedung Putih.
"Kami baru saja menandatangani perjanjian perdagangan dengan China kemarin," kata Trump.
Seorang pejabat Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa pemerintah dan China telah menyetujui pemahaman tambahan tentang kerangka kerja untuk mengimplementasikan perjanjian Jenewa.
Negosiasi AS dan China di Jenewa
Awal bulan ini, tim negosiasi perdagangan dari kedua belah pihak, yang dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng, mencapai kesepakatan tentang implementasi konsensus Jenewa setelah dua hari pembicaraan tingkat tinggi di London.
Perjanjian London ini menstabilkan apa yang sebelumnya disebut dengan perang dagang oleh dunia, dengan Washington menyalahkan China karena lambannya melonggarkan pembatasan tanah jarang dan Beijing mengkritik pembatasan teknologi AS dan pencabutan visa pelajar.
Penasihat senior untuk China di lembaga pemikir The Conference Board Alfredo Montufar-Helu mengatakan, meskipun pernyataan terbaru dari pihak China ini cukup menggembirakan, penting untuk meredam ekspektasi.
Hal ini berdasarkan kurangnya rincian tentang pembatasan ekspor tanah jarang mana yang akan dilonggarkan, selain magnet.
Belum Selesai Sepenuhnya
Karena kedua belah pihak memandang tanah jarang sebagai alat tawar-menawar yang penting dalam negosiasi di masa mendatang. Montufar-Helu menambahkan, perdagangan barang-barang ini kemungkinan akan tetap dibatasi.
Setelah pertemuan perdagangan awal di Jenewa pada pertengahan Mei, Washington dan Beijing telah mencapai kesepakatan awal untuk menangguhkan sebagian besar tarif atas barang masing-masing selama 90 hari dan untuk mencabut tindakan pembatasan tertentu.