:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5183841/original/069408000_1744249342-20250410-UMKM-AFP_1.jpg)
1/7
Para pekerja membuat keranjang dari bambu di tempat kerja mereka, Sleman, Yogyakarta pada 9 April 2025. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5183842/original/017660000_1744249343-20250410-UMKM-AFP_2.jpg)
1/7
Untuk saat ini, produsen menghentikan sementara pengiriman sambil memantau dampak dari tarif impor 32 persen yang baru diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap barang-barang Indonesia. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5183843/original/059986300_1744249343-20250410-UMKM-AFP_3.jpg)
1/7
Produsen kerajinan bambu skala kecil ini biasanya mengirim ke berbagai negara, dengan Amerika Serikat sebagai pelanggan terbesarnya. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5183844/original/088453100_1744249343-20250410-UMKM-AFP_4.jpg)
1/7
Rata-rata, produsen kerajinan ini mengekspor 2.500 hingga 6.000 barang setiap bulan. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5183845/original/024508600_1744249344-20250410-UMKM-AFP_5.jpg)
1/7
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan tarif impor barang asal Indonesia sebesar 32 persen. Tarif terbaru ini merupakan tarif timbal balik atau resiprokal. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5183846/original/080004000_1744249344-20250410-UMKM-AFP_7.jpg)
1/7
Kebijakan ini berpotensi menurunkan daya saing ekspor Indonesia di pasar Amerika Serikat karena harga barang akan menjadi lebih mahal. (DEVI RAHMAN/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5183847/original/039082600_1744249345-20250410-UMKM-AFP_6.jpg)
1/7
Imbasnya, permintaan terhadap produk Indonesia, khususnya dari sektor padat karya, seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur, diperkirakan bakal melemah. (DEVI RAHMAN/AFP)