Daftar Harga BBM Pertamina 1 Agustus 2025, Ada yang Naik dan Turun

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta Harga BBM Pertamina mengalami kenaikan dan penurunan mulai 1 Agustus 2025. Untuk harga BBM yang naik yaitu Dexlite dan Pertamina Dex.

Sedangkan harga BBM Pertamina yang turun yaitu jenis Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95. Sementara itu, harga BBM subsidi yaitu Pertalite tetap dipatok Rp 10.000 per liter.

Mengutip laman resmi Pertamina, Kamis (31/7/2025), harga BBM jenis Pertamax di daerah Jawa dan Bali turun menjadi Rp 12.200 per liter dari sebelumnya Rp 12.500 per liter. Sedangkan untuk harga Pertamax Turbo untuk wilayah yang sama turun menjadi Rp 13.200 per liter dari sebelumnya di harga Rp 13.500 per liter.

Untuk Pertamax Green 95 turun dari Rp 13.250 menjadi Rp 13.000 per liter. Sedangkan harga BBM Dexlite naik dari Rp 13.320 per liter menjadi Rp 13.850 per liter dan Pertamina Dex naik dari Rp 13.650 per liter menjadi Rp 14.150 per llter.

Daftar Harga BBM Pertamina per 1 Agustus 2025

Berikut daftar harga BBM 1 Agustus 2025 di SPBU Pertamina wilayah Jawa dan Bali

  • Pertalite Rp10.000 per liter
  • Pertamax Rp12.200 per liter
  • Pertamax Turbo Rp13.200 per liter
  • Pertamax Green 95 Rp13.000 per liter
  • Dexlite Rp13.850 per liter
  • Pertamina Dex Rp14.150 per liter

Penyesuaian harga BBM Pertamina ini untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

Ini Solusi Biar Indonesia Lepas Ketergantungan Impor BBM

Sebelumnya, Direktur Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Imaduddin Abdullah menilai sektor ketenagalistrikan menjadi solusi kunci guna memperkuat ketahanan energi nasional di tengah ketidakpastian yang memengaruhi pasokan energi dunia.

“Sektor ketenagalistrikan bisa menjadi solusi Indonesia dari ketergantungan terhadap impor BBM. Terutama dari kawasan Timur Tengah yang penuh konflik, menimbulkan risiko tinggi terhadap pasokan dan fluktuasi harga energi,” katanya dikutip Selasa (8/7/2025).

Ketergantungan itu, jelasnya, juga diperberat oleh depresiasi Rupiah dan rendahnya kapasitas produksi minyak dalam negeri.

“Produksi minyak tidak mampu mengimbangi kebutuhan energi domestik. Kombinasi masalah tersebut menciptakan kerentanan bagi sistem energi nasional,” katanya.

Untuk itu, Pemerintah perlu mendorong diversifikasi sumber energi dengan menitikberatkan pada pengembangan sektor ketenagalistrikan.

Permintaan Listrik Meningkat

Dalam paparannya, upaya elektrifikasi terhadal berbagai sektor seperti industri, transportasi, hingga rumah tangga menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada energi berbasis impor.

“Ketika konsumsi listrik meningkat secara signifikan, hal itu mampu menciptakan efek domino positif, mulai dari peningkatan investasi pada energi terbarukan hingga terbentuknya ekosistem energi yang tangguh dan berkelanjutan,” ujarnya.

Peningkatan permintaan listrik akibat elektrifikasi tersebut, kata Imaduddin, menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di sektor energi bersih dan modern.

Dengan demikian, sektor ketenagalistrikan bukan hanya menjawab tantangan jangka pendek, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan energi nasional yang lebih aman dan kompetitif.

“Optimalisasi ketenagalistrikan tak hanya memperkuat fondasi energi nasional, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan memperbesar daya saing Indonesia di kancah global,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |