SPBU BP AKR Pangkas Harga BBM di 1 Agustus 2025, Berikut Rinciannya

20 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - SPBU Pertamina dan Shell Indonesia kompak menurunkan harga BBM jenis gasoline mulai Jumat, 1 Agustus 2025. Tak mau ketinggalan, BP AKR juga turut melakukan pemangkasan harga bahan bakar bensin miliknya. 

Sama halnya dengan Pertamina dan Shell, harga BBM BP AKR untuk kendaraan bermesin diesel di SPBU BP pun terkena lonjakan.

Mengutip laman resmi perseroan, Jumat (1/8/2025), harga BBM jenis BP Ultimate (RON 92) turun Rp 50, dari sebelumnya Rp 12.600 per liter jadi Rp 12.550 per liter. 

Senada, harga BBM jenis BP Ultimate (RON 95) juga turun Rp 250. Dari sebelumnya dijual di angka Rp 13.300 per liter menjadi Rp 13.050 per liter. 

BP Ultimate Diesel jadi satu-satunya produk BBM di SPBU BP yang mengalami kenaikan harga. Tak tanggung-tanggung, lonjakan harganya mencapai Rp 580, dari sebelumnya Rp 13.800 per liter jadi Rp 14.380 per liter. 

Berikut rincian terbaru harga BBM di SPBU BP mulai Agustus 2025:

1. BP 92 (RON 92): Rp 12.550 per liter (Jabodetabek dan Jawa Timur)

2. BP Ultimate (RON 95): Rp 13.050 per liter (Jabodetabek dan Jawa Timur)

3. BP Ultimate Diesel (CN 53): Rp 14.380 per liter (Jabodetabek)

Kementerian ESDM Tinjau Kilang Balongan: Bahas Efisiensi hingga Kesiapan BBM Euro 5

Sebelumnya, Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Komersialisasi dan Transportasi Migas, Satya Hangga Yudha Widya Putra, melakukan kunjungan kerja ke Kilang Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian evaluasi kilang Pertamina sekaligus memperkuat sinergi.

General Manager RU VI Balongan, Yulianto Triwibowo menjelaskan, Kilang Pertamina RU VI Balongan merupakan salah satu kilang termuda milik Pertamina yang memiliki posisi strategis karena berdekatan langsung dengan Jakarta.

“Kondisi kilang saat ini aman terkendali dan beroperasi secara normal,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/7/2025).

Yulianto juga menekankan bahwa kualitas SDM Pertamina sangat kompetitif dan profesional, tak kalah dengan perusahaan migas global seperti Aramco dan Petronas.

Satya Hangga mengungkapkan bahwa kunjungan ini melanjutkan inspeksi sebelumnya ke RU II Dumai, RU III Plaju, dan RU V Balikpapan. Ia menyampaikan keprihatinan atas defisit energi yang dihadapi Indonesia saat ini.

“Konsumsi minyak mencapai 1,6 juta barel per hari, sedangkan produksi domestik hanya 600 ribu barel. Artinya, kita harus mengimpor sekitar 1 juta barel per hari,” ungkapnya.

Menurutnya, peran kilang dalam mengolah minyak menjadi BBM dan LPG sangat vital, terutama dalam menekan ketergantungan impor.

Tantangan Produksi dan Distribusi

Manager RBO RU VI, Astri Agustiana Sari, menjelaskan bahwa RU VI memiliki kapasitas pengolahan hingga 150 MBSD dengan indeks kompleksitas tertinggi di antara kilang lainnya (11,9). Crude oil yang diolah terdiri dari 65% pasokan domestik dan 35% impor.

Produk utama yang dihasilkan mencakup Pertalite, Pertamax, Avtur, Solar, serta produk non-BBM seperti propylene dan decant oil. Sekitar 82% hingga 85% dari output kilang didistribusikan ke wilayah Jabodetabek melalui jalur pipa.

Namun, kendala di jalur pipa Cikampek–Jakarta disebut kerap mengganggu kelancaran distribusi.

Senior Manager Operation & Manufacturing, Eko Nurcahyono, menyoroti persoalan disparitas harga. Ia menyebut selisih harga produk seperti Mogas yang terlalu tipis dengan harga minyak mentah membuat margin keuntungan kilang jadi kecil.

Selain itu, harga jual LPG dan decant oil yang rendah turut membebani performa keuangan.

“Kami juga berharap adanya dukungan harga gas alam yang lebih kompetitif untuk kebutuhan bahan bakar kilang,” katanya.

Astri menambahkan bahwa kebijakan harga sangat menentukan profitabilitas, dan pihaknya siap memproduksi BBM rendah sulfur sesuai standar Euro 4 dan Euro 5 jika ada dukungan regulasi.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |