Menko Airlangga Bagikan Cerita Seberapa Alot Proses Negosiasi Tarif Trump

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinardinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto buka-bukaan perjalanan negosiasi tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Indonesia menjadi salah satu negara yang lebih dulu menemui kesepakatan tarif impor 19 persen.

Dia menjelaskan, AS menjalani negosiasi tak hanya dengan Indonesia, ada lebih dari 100 negara mitra dagang yang dikenakan tarif impor beragam.

Usai pengumuman tarif awal 32 persen di April 2025, negosiasi berjalan terus. Kemudian, Indonesia disurati AS pada awal Juli untuk membuka negosiasi lanjutan sebelum pengenaan tarif efektif 1 Agustus 2025.

"Jadi tanggal 16 Juli itu adalah framework tambahan waktu untuk menambah waktu untuk bernegosiasi sehingga sesudah semuanya concluded, baru itu diumumkan pada saat kedua pemimpin berbicara," ungkap Airlangga dalam Liputan6 Talks, di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Terkait dengan alotnya negosiasi, Airlangga menjelaskan baru sebagian negara yang sudah menemui kesepakatan dengan AS, termasuk Indonesia. Diantaranya, Inggris, Jepang, Uni Eropa, Filipina hingga Vietnam.

Sementara itu, negara seperti Malaysia dan Kamboja masih belum ada kesepakatan tarif terbaru. Airlangga memandang, proses ini yang bisa menggambarkan alotnya negosiasi tarif Presiden AS Donald Trump.

"Sehingga ya alot apa enggak alot bisa dilihat yang sudah selesai mungkin kurang dari 10 negara, yang belum selesai lebih dari 100 negara. Nah itu kan bisa kelihatan betapa perundingan itu tidak mudah," ungkap Airlangga Hartarto.

Negosiasi Lanjutan

Airlangga menggambarkan kembali, selain perundingan tarif dan hambatan non tarif, AS juga menyoroti soal penarikan investasi ke Negeri Paman Sam. Dia memberi contoh negara-negara Eropa dan Jepang yang tak segan mengucurkan investasinya.

"Selain non tariff barrier juga mereka melakukan investasi di Amerika yang besar, Eropa membeli energi lebih dari 700 juta dolar (AS), kemudian invest lebih dari 700 billion invest lebih dari 600 billion, Jepang invest di Amerikanya 500 billion," katanya.

"Nah ini kan katakanlah tradenya komersial, komersialnya itulah yang jumlahnya besar bagi Amerika," sambung dia.

Perusahaan Jumbo AS Investasi ke RI

Sebelumnya, Sejumlah perusahaan asal Amerika Serikat (AS) akan menanamkan investasi ke Indonesia. Investasi ini terdiri dari berbagai sektor, mulai energi bersih hingga teknologi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan komitmen investasi ini datang seiring kesepakatan tarif impor barang Indonesia ke AS.

"Amerika Serikat juga commit untuk investasi di Indonesia, seperti contohnya ExxonMobil Dia sedang berbicara dengan Indonesia Untuk membangun Carbon capture and storage nilainya 10 miliar dolar (AS)," kata Airlangga dalam konferensi pers, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, ditulis Jumat (25/7/2025).

Investasi Lainnya

Tak cuma itu, ada pula Oracle, perusahaan teknologi AS yang akan menanamkan investasi sekitar USD 6 miliar. Oracle berencana membangun pusat data atau data center di lahan milik DayOne, di Batam.

Kemudian, ada pula Amazon yang akan berinvestasi pada pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan penyimpanan awan (Cloud) senilai USD 5 miliar. Serupa, Microsoft pun akan membangun infrastruktur Cloud senilai USD 1,7 miliar.

"General Electric (GE) HealthCare itu bekerjasama dengan Kalbe (Kalbe Farma) akan membuat (pabrik) CT-Scan pertama, pabriknya di Jawa Barat, tahap awal akan investasi USD 178 miliar," imbuh Airlangga.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |