Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui adanya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tetapi keduanya juga memastikan bukan badai seperti yang banyak disebutkan. Keduanya justru menyebutkan bahwa industri mengalami pertumbuhan.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menepis isu yang menyebut adanya gelombang besar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di berbagai perusahaan di Indonesia belakangan ini. Dia menegaskan informasi yang beredar tidak sepenuhnya akurat dan perlu diverifikasi lebih lanjut.
"Yang pertama yang ingin saya sampaikan adalah memang ada beberapa perusahaan yang kalau kami baca di media juga dituliskan ada PHK ya. Setelah kita cek sebenarnya juga tidak semuanya," kata Yassierli dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Sebagai contoh, dia menyebut kasus perusahaan Mayora yang sempat diberitakan melakukan PHK massal. Namun, setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata informasi tersebut tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
"Kita sudah cek ternyata ya tidak seperti itu beritanya. Bahkan ada beberapa yang dilaporkan PHK malah kemudian ya pekerjaannya malah nambah," lanjut dia
Yassierli juga menyoroti penyebaran daftar perusahaan yang disebut melakukan PHK, tetapi tanpa mencantumkan tahun kejadian. Setelah ditelusuri, ternyata beberapa kasus dalam daftar tersebut berasal dari tahun 2021, bukan kejadian terbaru.
"Sehingga menurut kami kita validitas dari informasi yang beredar itu menurut saya itu sama-sama kita kemudian kita jaga," tegasnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan PHK merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi makro, daya saing perusahaan, hingga tata kelola internal masing-masing industri. Namun, dia menekankan data yang dirilis Kementerian Perindustrian justru menunjukkan adanya pertumbuhan industri di Indonesia.
"Saya komunikasi dengan menteri perindustrian. Malah kalau kita lihat terjadi pertumbuhan industri sebenarnya. Manufaktur penyerapan tenaga kerja tahun lalu itu 1 juta lebih," tambah Yassierli.
Dia juga mengakui memang ada beberapa sektor industri yang mengalami kontraksi, namun di sisi lain, banyak juga perusahaan yang terus tumbuh dan bahkan tengah bersiap untuk merekrut ribuan pekerja baru.
Reporter: Ayu
Sumber: Merdeka.com