Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengakui konsumsi Pemerintah pada kuartal II-2025 mengalami kontraksi sebesar 0,33 persen. Hal itu karena ada agenda Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden.
"Konsumsi pemerintah dibandingkan tahun lalu memang minus 0,33% karena tahun lalu itu ada pemilu sehingga government spending-nya besar,” kata Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Meskipun pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 mencapai 5,12 persen. Airlangga menegaskan keadaan situasi ekonomi global pada kuartal ke-II masih tetap meninggalkan ketidakpastian dan juga tidak bisa diprediksi.
Namun, ada satu hal yang juga menjadi signal, yaitu terkait dengan tarif Trump itu sudah sebagian selesai atau dianggap selesai, dimana kita lihat pertumbuhan ekonomi global dari sisi trade diprediksi akan ada peningkatan.
"Dan juga kalau kita lihat berbagai negara pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan naik di 3%, dan juga terkait dengan pertumbuhan di Amerika yang diprediksi 1,8% dan di China 4,8%," tutur dia.
BPS Ungkap Penyebab Konsumsi Pemerintah Kontraksi
Sebelumnya, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Wilayah BPS, Moh. Edy Mahmud, mengungkapkan salah satu penyebab utamanya adalah tingginya basis belanja pemerintah pada periode yang sama tahun lalu, yang dipicu oleh pengeluaran besar-besaran untuk pemilu dan persiapan pilkada serentak.
"Jadi, kalau kita merecall memori kita di tahun lalu, pada triwulan II memang ada belanja, realisasi belanja pemerintah yang cukup tinggi. Itulah yang kemudian, tadi di Q2 ini belanja pemerintah, terutama belanja barang dan jasanya memang masih negatif," kata Edy dalam konferensi pers BPS, Selasa (5/8/2025).
Edy menuturkan, meskipun blokir anggaran sudah dibuka oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, proses realisasi belanja tidak serta-merta langsung berjalan cepat. Masih ada tahapan administratif yang harus dilalui oleh masing-masing kementerian dan lembaga (K/L).
Konsumsi Rumah Tangga Triwulan II-2025
Di sisi lain, Konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2025 tumbuh sebesar 4,97 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu.
Edy menuturkan, peningkatan konsumsi ini didorong oleh melonjaknya kebutuhan primer dan meningkatnya mobilitas masyarakat.
"PKRT tumbuh lebih tinggi baik dibandingkan Q-2 2024 maupun Q-1 2025. Faktor yang mendorong konsumsi rumah tangga utamanya adalah meningkatnya kebutuhan primer dan mobilitas rumah tangga," kata Edy dalam konferensi pers BPS, Selasa (5/8/2025).
2 Wilayah Ini Cetak Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Kuartal II 2025
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan secara spasial dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah di Sulawesi dan di Jawa. Pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut ditopang oleh industri pengolahan.
"Wilayah Sulawesi tumbuh sebesar 5,83 persen, wilayah Jawa tumbuh sebesar 5,24 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Wilayah, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers BPS Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2025, Selasa (5/8/2025).
Untuk rinciannya, Edy menyampaikan untuk wilayah Sumatera tumbuh sebesar 4,96 persen, dan kontribusinya terhadap PDB sebesar 22,20 persen.
Selanjutnya, wilayah Kalimantan ekonominya tumbuh seebsar 4,95 persen dengan kontribusi terhadap PDB 8,09 persen. Lalu, wilayah Bali dan Nusra ekonominya tumbuh sebsar 3,73 persen dengan kontribusi terhadap PDB 2,83 persen, serta wilayah Maluku dan Papua Ekonominya tumbuh 3,33 persen dengan kontribusi terhadap PDB 2,73 persen.
"Wilayah Sumatera dan Jawa menunjukkan pertumbuhan ekonooomi yang menguat pada triwulan II-2025 dibandingkan triwulan II-2024. Kontribusi wilayah Jawa terhadap PDB triwwulan II-2025 sebesar 56,94 persen diikuti oleh wilayah Sumatera yang memberikan kontrubsi sebesar 22,20 persen," ujarnya.
Untuk wilayah Sumatera sumber pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025 adalah industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan. Ekonomi tertingginya adalah wilayah Sumatera Utara dengan andil pertumbuhan sebesar 1,09 persen.
Kemudian, sumber pertumbuhan ekonomi utama di wilayah Jawa adalah industri pengolahan, perdagangan, dan informasi dan komunikasi. Ekonomi tertingginya terjadi di DKI Jakarta dengan andil 1,45 persen.
Selanjutnya, di Bali-Nusra sumber pertumbuhan utamanya adalah akomodasi dan makan minum, industri pengolahan, dan perdagangan. Ekonomi tertingginya adalah di wilayah Bali dengan andil pertumbuhan sebesar 2,79 persen.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Lainnya
Untuk wilayah Kalimantan sumber pertumbuhan utamanya adalah industri pengolahan, pertanian, dan perdagangan. Ekonomi Tertingginya terjadi di wilayah Kalimantan Timur dengan andil pertumbuhan sebesar 2,47 persen.
Di wilayah Sulawesi sumber pertumbuhan utamanya adalah industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan. Ekonomi tertingginya di Sulawesi Selatan dengan andil pertumbuhan 2,20 persen.
Sementara, di Maluku dan Papua sumber pertumbuhan utamanya adalah industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian. Ekonomi tertingginya terjadi di Maluku Utara dengan andil 4,82 persen.