Liputan6.com, Jakarta - Majalan Forbes kembali merilis 10 orang dan keluarga di Asia-Pasifik yang menyumbang besar-besaran ke berbagai kegiatan amal. Akses pendidikan menjadi pilihan utama para filantropis di kawasan ini.
Di China, miliarder Yu Renrong menghibahkan saham senilai 4,9 miliar yuan (USD 688 juta) dari perusahaannya, OmniVision Integrated Circuits Group, kepada Eastern Institute of Technology, Ningbo, sebuah universitas yang ia dirikan di kota kelahirannya.
Kemudian ada pengusaha pusat data Australia, Robin Khuda, menyumbangkan A$100 juta (USD 66 juta) kepada University of Sydney untuk mendanai program STEM 20 tahun yang ditujukan bagi mahasiswi.
Senada dengan itu, Solina Chau dari Hong Kong semakin menunjukkan dedikasinya terhadap pendidikan perempuan dengan menyumbangkan dana sebesar A$30 juta kepada almamaternya, University of New South Wales di Sydney. Gelontoran untuk mendanai pembangunan sebuah perguruan tinggi berasrama bagi perempuan yang terdaftar dalam program STEM.
Dukungan terhadap perempuan yang bercita-cita berkarir di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) menjadi tema besar filantropi pada tahun ini.
Di Asia Tenggara, miliarder Malaysia Jeffrey Cheah berkomitmen sebesar 500 juta ringgit (USD 121 juta) selama lima tahun ke depan untuk menciptakan salah satu dana abadi pendidikan terbesar di Malaysia di Sunway University.
Sementara di Singapura, yayasan keluarga Wee—yang diwakili dua bersaudara Wee Ee Cheong dan Wee Wei Ling—dan United Overseas Bank mereka menyumbangkan S$110 juta (USD 86 juta) kepada Nanyang Technological University.
Adapun Forbes memilih 10 orang ini berdasarkan donasi mereka dalam dua tahun terakhir. Daftar ini tidak mencakup donasi perusahaan, kecuali jika perusahaan tersebut dimiliki secara pribadi dan individu atau keluarga tersebut memiliki saham mayoritas.
Berikut Daftar Lengkapnya, seperti ditulis Senin (9/12/2025)
1. Yu Menrong (China)
Dia merupakan Pendiri dan Ketua, OmniVision Integrated Circuits Group berusia 59 tahun. Pada tahun 2024, Yu Renrong menghibahkan saham perusahaan pembuat cip miliknya yang terdaftar di bursa Shanghai, OmniVision Integrated Circuits Group (sebelumnya Will Semiconductor), senilai 4,9 miliar yuan (USD 688 juta) kepada Institut Teknologi Timur (EIT), Ningbo, sebuah universitas yang ia bantu dirikan di kota kelahirannya.
Donasi tersebut diberikan dalam tiga tahap antara Maret dan Desember tahun lalu, sebagian melalui Yayasan Pendidikan Yu Renrong miliknya. Ia dilaporkan berencana untuk menyumbangkan total 30 miliar yuan kepada EIT seiring waktu.
Yu, yang kekayaannya sebesar $5,8 miliar sebagian besar berasal dari sahamnya di OmniVision, perusahaan yang didirikannya pada tahun 2007, dikabarkan terinspirasi oleh mendiang raja pelayaran Tiongkok Y.K. Pao, yang menyumbang USD 20 juta untuk mendirikan Universitas Ningbo pada tahun 1984.
2. Jeffrey Cheah (Malaysia)
Dia adalah Ketua Eksekutif, Sunway Group berusia: 80 tahun
Cheah, berjanji pada bulan November untuk memberikan dana abadi sebesar 500 juta ringgit (USD 121 juta) yang akan disalurkan kepada Universitas Sunway, yang telah dimulai sejak tahun 2004. Donasi tersebut merupakan tambahan dari hibah sebesar 5 juta ringgit yang diberikan pada Agustus untuk mendirikan Tan Sri Sir Jeffrey Cheah Distinguished Chair di Fakultas Kedokteran Universiti Kebangsaan Malaysia, sebuah universitas negeri.
Selain itu, Dia juga menyumbangkan 7 juta ringgit kepada dua sekolah dasar di negara bagian Selangor untuk meningkatkan fasilitas mereka.
Miliarder yang meraup kekayaannya dari pengembangan properti dan layanan kesehatan ini mendirikan Jeffrey Cheah Foundation yang berfokus pada pendidikan pada tahun 2010, yang sejauh ini telah menyalurkan hampir 1 miliar ringgit dalam bentuk beasiswa dan hibah.
"Saya selalu percaya bahwa setiap orang dari kita harus memiliki tujuan hidup yang lebih tinggi," ujarnya melalui email.
"Bagi saya, panggilan yang lebih tinggi ini adalah komitmen untuk berkontribusi kembali kepada masyarakat dengan cara yang bermakna dan berdampak demi manfaat dan kesejahteraan generasi mendatang kita."
3. Doshi Bersaudara (India)
Doshi Bersaudara terdiri dari Hitesh Doshi (58 tahun), Pankaj Doshi (63 tahun); Kirit Doshi (60 tahun); Viren Doshi, (57 tahun)
Pada rapat umum pemegang saham tahunan Waaree Energies—produsen tenaga surya terbesar di India yang dipegang keluarga Doshi mengumumkan akan menyumbangkan 1% saham perusahaan, senilai lebih dari USD 100 juta pada harga saham saat ini, kepada Yayasan Waaree mereka selama 12 hingga 18 bulan ke depan.
Keempat bersaudara ini, yang memiliki total 64% saham di Waaree, masuk ke dalam jajaran 100 orang terkaya di India tahun ini setelah melantai di bursa saham pada tahun 2024. Mereka berencana untuk mendukung berbagai kegiatan seperti pendidikan, layanan kesehatan, dan pengembangan masyarakat.
Mereka juga berencana untuk membangun sekolah dan asrama di seluruh India, menurut perusahaan tersebut. "Dengan berinvestasi di bidang-bidang vital ini, kami berharap dapat memberdayakan individu dan menginspirasi perubahan positif yang berkelanjutan," ujar Doshi dalam pidatonya di bulan Oktober. "Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih adil dan penuh harapan."
4. Wee Foundation (Singapura)
Mereka terdiri dari Wee Wei Ling (73 tahun) selaku Direktur Eksekutif, Pan Pacific Hotels Group dan Wee Ee Cheong (72 tahun) adalah Wakil Ketua dan CEO, United Overseas Bank
Pada bulan April, Wee Foundation, lembaga amal keluarga Wee, yang diwakili dua bersaudara, Wee Ee Cheong dan Wee Wei Ling, bersama dengan United Overseas Bank (UOB) yang dikelola keluarga, menyumbangkan S$110 juta (USD 86 juta) kepada Nanyang Technological University di Singapura.
Dengan hibah pendamping dari pemerintah, sumbangan tersebut menciptakan dana abadi hingga S$275 juta untuk memberikan bantuan keuangan kepada mahasiswa NTU dan menawarkan bimbingan belajar dan pendampingan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Yayasan tersebut kembali memberikan sumbangan sebesar S$5,7 juta pada bulan Juli kepada Nursing Academic Fund. Lembaga yang dibentuk pada tahun 2022 dengan kontribusi sebesar S$5 juta untuk mendukung studi pascasarjana dan pelatihan bagi para perawat di rumah sakit milik negara, SingHealth.
Yayasan Wee didirikan pada tahun 2009 oleh bankir miliarder Wee Cho Yaw, yang meninggal dunia pada tahun lalu. "Kami bangga menghormati warisan [nya] dalam mendukung NTU untuk membantu kaum muda mewujudkan potensi mereka melalui pendidikan," kata Ee Cheong dalam sebuah pernyataan pers.
5. Robin Khuda (Australia)
Dia adalah Pendiri dan CEO, Airtrunk berusia 46 tahun. Pendiri dan CEO Robin Khuda menyumbangkan A$100 juta kepada Universitas Sydney melalui Yayasan Keluarga Khuda miliknya.
Ini terjadi dua bulan setelah menjual operator pusat data AirTrunk yang berbasis di Sydney kepada raksasa ekuitas swasta Blackstone dan Dewan Investasi Rencana Pensiun Kanada senilai A$24 miliar (USD 16 miliar) pada bulan Desember 2024.
Dana abadi ini, yang terbesar dalam sejarah universitas, akan mendanai program STEM selama 20 tahun bagi mahasiswi yang mencakup pemberian beasiswa di sekolah menengah atas dan beasiswa untuk studi sarjana di universitas tersebut.
Khuda merupakan kelahiran Bangladesh, mendirikan yayasan ini bersama istrinya, Melea Walker-Khuda, pada tahun 2020 dengan tujuan mencapai kesetaraan gender di industri teknologi yang didominasi laki-laki.
Dalam sebuah pernyataan pers, Khuda mengatakan ingin memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat dengan mempromosikan pentingnya keberagaman di bidang STEM.
"Program ini, benar-benar terinspirasi oleh keyakinan mendalam bahwa bakat ada di mana-mana, tetapi peluangnya tidak," kata dia.
6. Ng Bersaudara (Hong Kong)
Yayasan ini terdiri dari Robert Ng merupakan Pendiri dan Direktur Yayasan Amal Ng Teng Fong berusia 73 tahun. Serta Daryl Ng selaku Ketua Sino Group sekaligus Direktur Yayasan Amal Ng Teng Fong berumur 47 tahun.
Pada bulan Maret, miliarder Robert Ng dan putranya, Daryl, memberikan donasi sebesar HK$200 juta (USD 26 juta) melalui Yayasan Amal Ng Teng Fong milik keluarga dan Sino Group, untuk mendukung pengembangan AI di Hong Kong.
Donasi ini akan membantu mendanai Pusat Penelitian dan Pengembangan AI Generatif Hong Kong (HKGAI) yang beroperasi di bawah InnoHK, sebuah inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk mempromosikan kota tersebut sebagai pusat penelitian kolaboratif.
Yayasan ini didirikan pada tahun 2010 oleh Ng yang lebih tua dan adiknya, Philip, CEO Far East Organization yang berbasis di Singapura, untuk mengenang mendiang ayah mereka. Fokus yayasan ini meliputi pendidikan, layanan kesehatan, seni, dan budaya di Hong Kong, Tiongkok daratan, dan Singapura.
7. Archie Hwang (Taiwan)
Pendiri dan Ketua, Hermes-Epitek berusia 73 tahun, Hwang menyumbangkan peralatan medis senilai NT$1,2 miliar (USD 39 juta) kepada almamaternya, Universitas Nasional Yang Ming Chiao Tung, pada bulan Oktober 2024.
Sumbangan diberikan untuk Terapi Penangkapan Neutron Boron berbasis akselerator (AB-BNCT), sejenis radioterapi yang menggunakan sinar neutron untuk membunuh sel kanker sekaligus menyelamatkan jaringan sehat.
Hwang membangun kekayaannya sebesar USD 2 miliar dengan mengembangkan perangkat optoelektronik yang digunakan dalam pembuatan cip. Sebagian besar kekayaannya berasal dari penjualan HMI (sebelumnya Hermes Microvision) pada tahun 2016, sebuah unit Hermes-Epitek yang ia dirikan pada tahun 1977 yang memproduksi sistem inspeksi cip, kepada produsen peralatan semikonduktor Belanda, ASML, senilai USD 3,1 miliar.
8. Solina Chau (Hong Kong)
Dia adalah Pendiri Horizons Ventures berusia 64 tahun. Investor teknologi miliarder Solina Chau menyumbangkan A$30 juta (USD 19,5 juta) pada bulan November kepada almamaternya, University of New South Wales (UNSW) di Sydney.
Sumbangan ini ditujukan untuk membangun sebuah perguruan tinggi asrama bagi mahasiswi yang terdaftar dalam mata kuliah STEM. Donasi yang diberikan Yayasan H.S. Chau miliknya akan mendanai pembangunan Gedung Horizons—yang dinamai sesuai nama perusahaan modal ventura miliknya yang berbasis di Hong Kong, Horizons Ventures—yang dijadwalkan dibuka pada tahun 2030.
Dia mendirikan yayasannya pada tahun 1996 dan sejak itu telah menyumbangkan lebih dari USD 200 juta untuk mendukung pendidikan dan layanan kesehatan perempuan.
Dia juga merupakan rekan lama orang terkaya Hong Kong, Li Ka-shing."Penting' adalah kata yang selalu terlintas di benak saya ketika mengenang masa-masa saya di UNSW," ujar Chau di sebuah acara universitas.
9. Low Tuck Kwong (Indonesia)
Dia adalah Pendiri dan Presiden Direktur Bayan Resources berusia 77 (tahun). Pada bulan Maret, miliarder batu bara Low Tuck Kwong menyumbangkan S$8 juta (USD 6,1 juta) kepada Nanyang Technological University (NTU) Singapura.
Sumbangan diberikan melalui Yayasan Low Tuck Kwong yang menyandang namanya sendiri, yang berfokus pada pendidikan, layanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
NTU, tempat putra Low, David, meraih gelar sarjana teknik pada tahun 2004, mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk beasiswa baru bagi mahasiswa S1 Singapura yang membutuhkan dukungan keuangan dan untuk menawarkan beasiswa kepada mahasiswa pascasarjana Indonesia.
Low, yang telah memberikan sumbangan serupa di negaranya, termasuk kepada Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia. Dia mengatakan motivasinya adalah untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.
Pada tahun 2023, yayasannya memberikan hibah yang memecahkan rekor sebesar S$101 juta kepada Lee Kuan Yew School of Public Policy di National University of Singapore, almamater putrinya, Elaine, untuk mendanai program kepemimpinan bagi pejabat publik dari Asia serta menyediakan beasiswa bagi mereka yang mengambil jurusan kebijakan publik atau hubungan internasional.
Pendiri perusahaan tambang batu bara raksasa Bayan Resources kelahiran Singapura ini memiliki kekayaan bersih sebesar USD 25 miliar.
10. Poonawalla Bersaudara (India)
Cyrus Poonawalla merupakan Pendiri, Ketua, dan Direktur Pelaksana, Serum Institute of India berusia 84 tahun. Sedangkan saudaranya Adar Poonawalla adalah Kepala Eksekutif, Serum Institute of India berusia 44 tahun.
Miliarder vaksin Cyrus Poonawalla dan putranya Adar menyumbangkan £10 juta (USD 13 juta) pada bulan Oktober melalui Serum Institute of India yang mereka kelola secara pribadi kepada Museum Sains Inggris.
Donasi ini merupakan donasi internasional terbesar yang pernah diterima. Museum London ini akan menggunakan dana tersebut untuk mengubah galeri "Making of the Modern World" menjadi "Ages of Invention: The Serum Institute Gallery", yang diperkirakan akan dibuka pada tahun 2028.
"Dengan kontribusi ini, yang akan membantu membawa transformasi ke ruang ikonis ini, kami berupaya untuk menginspirasi generasi mendatang dan merayakan perjalanan sains yang luar biasa yang membentuk dunia kita," ujar Adar dalam sebuah pernyataan pers.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438746/original/001742600_1765337922-a7d08611-1cbb-43fa-9913-eaf0f2c767c6.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1406149/original/057518500_1479197496-20161115-Harga-emas-turun-Rp-2000gram-AY1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/976572/original/043059500_1441279137-harga-emas-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352550/original/079824000_1758101135-WhatsApp_Image_2025-09-17_at_15.13.49_b984f4da.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438600/original/075166200_1765332019-WhatsApp_Image_2025-12-10_at_07.53.47.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1281542/original/066044900_1467629620-20160704-Pupuk-Padi-Karawang--Gempur-M-Surya-02.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2409955/original/001716000_1542348106-20181116-Pemutihan-Denda-Pajak-Kendaraan-Lagi-di-Jakarta-TALLO-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3352148/original/064037100_1610959707-20210118-Emas-Antam-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4477887/original/010773400_1687477107-Harga_Minyak_Dunia_Freepik.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4723185/original/051536300_1705921815-fotor-ai-2024012218929.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1495582/original/005779000_1486038841-Ray_Dalio.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5431508/original/078657800_1764740450-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435956/original/053754400_1765120753-c4f51c2b-e19d-4e67-8aaf-cd1373ee4d39.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5435045/original/079905400_1765002749-PLN_pulihkan_listrik_di_Sumbar_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433930/original/022148400_1764907395-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426486/original/057330700_1764306732-Menteri_Energi_dan_Sumber_Daya_Mineral__ESDM___Bahlil_Lahadalia-28_november_2025a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438245/original/097155200_1765276617-FOTO.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5432044/original/022298100_1764754498-Menteri_ESDM_Bahlil_Lahadalia-3_Desember_2025.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316269/original/095179300_1755230967-1000073188.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4957031/original/046992800_1727733952-Snapinsta.app_412830169_383580067453328_4605501714941854422_n_1080.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3181749/original/007438500_1594892571-20200716-Rupiah-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321249/original/062289700_1755667530-IMG-20250820-WA0003.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5315930/original/011984600_1755179439-4a6f0e71-3a5a-4e3b-ab07-547e802acfa8.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4592086/original/067091100_1695951584-WhatsApp_Image_2023-09-29_at_8.27.22_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4065432/original/001612500_1656325087-WhatsApp_Image_2022-06-27_at_5.08.03_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4721216/original/051913900_1705711229-fotor-ai-2024012073928.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332516/original/077414500_1756509471-1000015044.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532284/original/011004900_1628161432-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5311627/original/093019500_1754889679-Gx3i8nUXYAAD3b8.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4693825/original/025517000_1703131329-el_nino.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344096/original/084598800_1757479183-Screenshot_2025-09-10_113742.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3233958/original/005284500_1599717943-20200910-Jakarta-Tarik-Rem-Darurat_-Ganjil-Genap-Ditiadakan-dan-Transportasi-Umum-Dibatasi-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4517003/original/029710000_1690478742-Hutan_dan_Sawit.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3172732/original/048313800_1594117392-20200707-Harga-Emas-Pegadaian-Naik-Rp-4.000-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332768/original/066977000_1756532035-rus4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5325838/original/062905700_1756033423-70a0eb6b-fcf4-472b-a01e-025a837c8291.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5346232/original/026606500_1757582126-Depositphotos_196277020_L.jpg)