Kemenperin Ungkap Industri Kakao Indonesia Rontok selama 10 Tahun Terakhir

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat jumlah industri olahan kakao di Indonesia terus merosot dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan turunnya produksi kakao di dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika mencatat produksi kakao Indonesia pernah menyentuh 700.000 ton per tahun pada 2014. Sayangnya, angka ini justru mengalami tren penurunan.

"Kita memiliki pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran, kita pernah menghasilkan kakao yang cukup tinggi pak Wamen, yaitu 2014. Jadi produk kita itu, kakao kita itu hasilnya sekitar 700.000 ton. Nah di akhir-akhir ini sangat menurun," kata Putu dalam pembukaan pre-event Specialty Indonesia 2025, di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Penurunan produksi kakao tersebut turut berdampak terhadap eksistensi industri pengolahan kakao dalam negeri. Dalam catatannya, setidaknya ada 8 industri yang gugur hingga saat ini.

"Sehingga industri yang tadinya ada 19 sekarang ada 11 industri yang mengolah atau memiliki produk bahan baku untuk diproses untuk menjadi produk akhir dari coklat," ucap Putu.

Dia berharap ada pengembangan teknologi agar bisa mengembalikan produksi kakao nasional kembali meningkat.

Salah Satu Pengolah Kakao Terbesar

Putu menyampaikan, Indonesia masuk dalam 5 besar pengolah kakao di Indonesia. Saat ini, Indonesia ada di peringkat ke-4 sebagai produsen terbesar.

"Jadi kita adalah pelaku industri hasil olahan kakao intermediate cukup besar di dunia, yang kemarin kita nomor 3 sekarang kita turun lagi jadi nomor 4," ucapnya.

"Kemudian ekspornya itu juga lebih dari 100 negara, ya 100 negara, jadi 80 persen dari produk atau kakao kita itu kita ekspor," sambung Putu.

Masalah Pasokan Bahan Baku Industri Agro

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyampaikan ada kendala lintaskementerian dalam kaitannya dengan kebutuhan industri lokal. Salah satunya mengenai pasokan bahan baku hasil produksi dalam negeri.

Faisol menyampaikan hal ini pada konteks industri agro dalam negeri. Ada beberapa penyusutan produksi dari bahan baku bagi industri lokal.

"Memang ada masalah-masalah yang kita hadapi di antara kementerian lembaga. Karena bahan baku, kebetulan bukan ada di Kementerian Perindustrian," kata Faisol saat membuka pre-event Specialty Indonesia 2025, di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Cari Jalan Keluar

"Tapi saya kira walaupun dengan fokus lain di Kementerian tertentu di hulu, kita juga bisa mencari jalan keluar yang lain supaya potensi bahan baku yang ada tidak semakin turun tapi justru semakin tinggi," sambungnya.

Faisol mencatat, ada penurunan produksi kakao di Indonesia. Alhasil, kebutuhan industri olahan kakao ini tidak bisa dipenuhi banyak dari dalam negeri.

"Tadi seperti Kakao, misalnya karena kebutuhan bahan bakunya semakin tinggi tapi ketersediaan bahan baku yang disiapkan oleh para petani kita rupanya semakin turun. Itu yang menjadi perhatian kita semua. Namun demikian, saya percaya bahwa kinerja sektor industri Makanan minuman ini masih akan menjadi semakin tinggi," bebernya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |