2 Raksasa Rokok Setop Beli Tambakau Lokal, Kemenperin Pastikan Petani Masih Untung

1 day ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Dua perusahaan besar diketahui menyetop penyerapan tembakau lokal di beberapa daerah. Kementerian Perindustrian menegaskan petani tembakau masih untuk melalui skema resi gudang.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menyampaikan tembakau memiliki daya tahan jika disimpan dalam waktu yang lama. Untuk itu, dia menggandeng Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menjalankan skema resi gudang menyerap tembakau lokal.

"Dan tebakau ini mempunyai daya simpan yang cukup panjang. Ya makanya kita membangun dengan (Kementerian) Perdagangan, Bappebti itu membangun resi-resi gudang," jata Putu, ditemui di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Dia menjelaskan, sistem resi gudang ini memungkinkan tembakau petani tetap bisa dibeli. Pemilik resi gudang membayarnya terlebih dahulu tembakau petani.

"Jadi dengan resi gudang dia masuk ke resi gudang, sebagian kebutuhan-kebutuhan petaninya itu sudah bisa diuangkan sebagian, ada aturannya. Sehingga seperti itu, kita berharap bahwa ini akan bisa jaminan pendapatan," ujarnya.

"Kalau sudah masuk ke resi gudang, ini bisnisnya bisa jalan, gitu. Jadi bisnisnya sudah bisa jalan sama dengan dibeli, tapi pembeliannya ini dibiayai oleh yang mengelola resi gudangnya," tambah Putu.

Industri Punya Stok Melimpah

Putu mengamini, saat ini industri pengolah tembakau masih memiliki cadangan yang cukup banyak. Dengan begitu, penyerapan tembakau lokal dihentikan terlebih dahulu.

Kendati begitu, Putu meyakini tembakau lokal seperti dari Temanggung masih akan bisa diserap industri.

"Ya memang dari laporan dari direktur saya, saya kan selalu monitor, itu sekarang masih ada cadangan-cadangan yang belum dipakai," kata dia.

"Sebenarnya kalau kita lihat, kita lihat kebutuhan tebakau kita masih belum bisa sepenuhnya dipenuhi dalam negeri. Gitu kan? Belum bisa dipenuhi dalam negeri. Sehingga kita berkeyakinan bahwa semua tembakaunya itu akan diserap," imbuh Putu.

Perusahaan Besar Stop Beli Tembakau Lokal

Diberitakan sebelumnya, Ketua umum Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN APTI) Agus

Parmuji berpandangan, disetopnya pembelian tembakau oleh dua perusahaan rokok kretek besar PT Gudang Garam dan Nojorono di Temanggung merupakan kabut hitam perekonomian nasional. Hal itu akan memberikan dampak berganda (multiplier effect) roda ekonomi lokal dan nasional.

"Dampak tidak ada pembelian tembakau oleh dua perusahaan rokok kretek itu merupakan bencana ekonomi di Temanggung hingga 60%, bahkan bencana ekonomi akan merambah lebih luas di daerah sentra tembakau di Jawa Tengah," kata Agus Parmuji, Senin (23/06/2025).

Di sektor tembakau, kata ia, terdapat kurang lebih 700 ribu keranjang tembakau yang diserap PT Gudang Garam melalui sentra pembelian di Temanggung yang menyerap di 6 kabupaten (Temanggung, Wonosobo, Kendal, Magelang, Boyolali, dan Kab. Semarang).

Ekonomi Lokal Kena Dampak

"Ilustrasinya di tahun terakhir pembelian 2023, uang yang beredar dari pabrikan Gudang Garam dalam kurun waktu 3 bulan pembelian satu keranjang tembakau dengan nilai pembelian rata rata Rp2.500.000, maka uang yang beredar di sekitar Rp1,75 Triliun yang hilang di ekonomi lokal. Dan itu menggerus ekonomi petani tembakau dan turunanannya seperti rontoknya tenaga kerja di desa-desa sentra tembakau, hancurnya pengrajin keranjang, dll," bebernya.

Belum lagi dampak ekonomi nasional. Ia memprediksi target penerimaan dari cukai hasil tembakau tahun 2025 tidak akan tercapai.

"Penerimaan negara tidak tercapai, sementara produk-produk rokok yang tidak tercatat atau tidak berkontribusi terhadap penerimaan negara semakin membanjiri tanah air," imbuhnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |