Kebutuhan Gas Diproyeksi Tumbuh 3% per Tahun, PGN Siapkan Strategi Ini

21 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan gas bumi diproyeksi akan terus tumbuh kedepannya, kondisi ini perlu ditunjang dengan infrastruktur yang kuat untuk memasok energi tersebut ke konsumen dan menjaga ketahanan energi nasional.

Direktur Manajemen Risiko PGN, Eri Surya Kelana, mengatakan, kebutuhan gas pelanggan PGN diproyeksikan tumbuh 2–3% per tahun. Untuk menjaga kesinambungan suplai, PGN terus mencari sumber gas baru, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan LNG domestik.

“PGN berperan pada midstream dan downstream. Fokus utama kami adalah memastikan alokasi gas dari pemerintah dapat mengalir secara andal melalui infrastruktur pipa maupun nonpipa. Di tengah penurunan pasokan gas pipa PGN, kami melakukan diversifikasi sumber dan memaksimalkan infrastruktur yang ada,” kata Eri, Senin (8/12/2025).

Pemanfaatan LNG dinilai semakin berperan penting dalam menjaga kontinuitas suplai, sembari menunggu beroperasinya sumber-sumber gas baru seperti Masela dan Andaman yang berpotensi menjadi pasokan jangka panjang.

Eri mengungkapkan, saat ini tiga tantangan utama yang perlu diatasi bersama: availability (ketersediaan pasokan), affordability (keterjangkauan harga, terutama dengan meningkatnya porsi LNG sebagai bauran energi), dan accessibility (kesiapan dan fleksibilitas infrastruktur).

Menurutnya, penguatan infrastruktur, baik pipa maupun nonpipa, menjadi kunci agar pasokan dapat terhubung ke titik-titik kebutuhan secara efisien. Kami mendorong orkestrasi antara Pemerintah, pelaku hulu, pelaku usaha midstream dan downstream, serta sektor industri, yang menjadi faktor penentu ketahanan energi ke depan.

"Tentunya PGN tetap mengedepankan aspek kepatuhan (compliance) baik dalam kegiatan operasional maupun investasi korporasi,” tambah Eri.

Tingkatkan Keandalan Penyaluran Gas

Eri menyatakan, PGN berkomitmen untuk terus meningkatkan keandalan penyaluran gas melalui penguatan jaringan, efisiensi operasional, serta koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Melalui upaya bertahap pada aspek pasokan dan infrastruktur, PGN berharap dapat mendukung terjaganya penyediaan energi yang lebih stabil bagi masyarakat dan sektor industri.

Saat ini PGN mengelola jaringan infrastruktur gas terbesar dan terintegrasi di Indonesia, mencakup lebih dari 35.000 km jaringan pipa, berbagai fasilitas LNG, serta lebih dari 800 ribu sambungan jaringan gas rumah tangga. Infrastruktur tersebut menjadi tulang punggung penyaluran gas ke sektor industri, komersial, serta rumah tangga dan pelanggan kecil.

PGN Dapat Tambahan Pasokan LNG, dari Sini Sumbernya

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menjaga kebutuhan gas bumi di wilayah Sumatera dan Jawa Bagian Barat terpenuhi. Hal ini ditandai dengan bertambahnya pasokan gas alam cari (Liquefied Natural Gas/LNG) ke Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung.

Direktur Komersial PGN, Aldiansyah Idham mengatakan, FSRU Lampung yang dikelola anak usaha PGN yaitu PT PGN LNG Indonesia (PLI) menerima kargo LNG untuk kebutuhan sebesar ±131.000 m³ dari LNG Plant domestik.

"Penerimaan kargo ke-20 membuktikan keandalan FSRU Lampung sebagai salah satu garda terdepan dalam menjaga suplai energi bersih dan turut mencerminkan sinergi yang kuat dalam PGN Group," kata Aldiansyah, Selasa (2/12/2025).

Penerimaan kargo tanggal 12-14 November 2025 dengan proses ship-to-ship-transfer (STS), kegiatan ini menjadi penerimaan kargo ke-20 sepanjang tahun 2025, yang menandai operasional FSRU Lampung tetap andal dan stabil.

Aldiansyah menegaskan pentingnya STS LNG bagi kesinambungan layanan gas bumi nasional. Hal ini juga merupakan wujud dukungan pemerintah dan stakeholder kepada PGN dalam menjamin keberlangsungan pasokan energi bersih.

"Konsistensi ini menjadi fondasi dalam memperkuat layanan gas bagi masyarakat dan industri, sekaligus menggerakkan roda perekonomian nasional,” ujarnya.

FSRU Lampung

Di sisi lain Direktur Utama PLI, Nofrizal, menambahkan bahwa keberhasilan ini juga mencerminkan kapabilitas operasi yang semakin matang.

"Sejak awal beroperasi, kami berkomitmen menghadirkan solusi energi yang terkoneksi, aman, dan berkelanjutan. Setiap kegiatan STS dijalankan dengan standar keselamatan tertinggi,” tambahnya.

Hingga 14 November 2025, FSRU Lampung menerima 20 kargo LNG dengan volume mencapai ±58,03 juta MMBTU. PLI terus memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan sektor energi industri dan pembangkit, khususnya di wilayah Jawa Bagian Barat dan Sumatera. Adapun kapasitas penyimpanan FSRU Lampung sendiri mencapai 170.000 m3, dengan kapasitas regasifikasi LNG sebesar 240 MMSCFD.

“Kegiatan STS ke 20 di tahun 2025 juga menjadi momentum bagi PLI untuk mempertegas perannya bagian dari Subholding Gas dalam menyediakan energi bersih bagi Indonesia, sekaligus mendukung langkah pemerintah dalam transisi energi menuju Net Zero Emission,” pungkas Nofrizal.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |