Industri Hijau Sudah Jadi Jargon Sejak 2014, Bagaimana Sekarang?

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Eko Cahyanto menyampaikan jargon industri hijau sudah dimulai sejak 2014 lalu. Sederet program pun disusun agar mampu berkelanjutan ke depannya.

"Industri hijau ini sebenarnya sudah jadi jargon sejak tahun 2014 ketika Kementerian Perindustrian menginisiasi terbentuknya Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian," ungkap Eko dalam The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS), di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

"Sangat jelas bagaimana kami mendetailkan aspek hijau dalam proses industri ini. Sehingga bisa menjadi penopang industri ini bisa terus berkelanjutan," sambung dia.

Eko bilang, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah sejak lama memberi target bagi pelaku industri agar bisa nol emisi karbon. Paling tidak, target ini dicapai lebih cepat dari target Net Zero Emission (NZE) pemerintah di 2060.

"Paling tidak 10 tahun mencapai target net zero emission dari target nasional yang sudah kita tahu. Kenapa beliau dan kami semua yakin bisa lebih cepat? Karena kami yakin melalui program yang kami siapkan," ujar dia.

Menurutnya, AIGIS jadi salah satu upaya dalam mendorong pencapaian net zero emission di sektor industri tersebut.

"Nah, ini yang saat ini sedang juga kami siapkan pilot-pilot proyek yang kami inisiasi dalam mencapai target," sambungnya.

Pelaku Industri Butuh

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bob Azam mengakui pelaku industri membutuhkan talenta untuk masuk ke green jobs. Dia memprediksi, ke depannya kebutuhan industri akan meningkat.

"Kita sudah bentuk yang namanya capability center, karena apa? Karena belum ada pasokannya. Jadi ada bidang-bidang baru yang belum ada tenaganya nih yang dari pendidikan formal ya. Seperti misalnya bagaimana kita mengembangkan biofuel kemudian juga fotovoltaik dan lain sebagainya," beber dia.

Hal tersebut diakuinya menjadi tantangan. Ketika pelaku industri membutuhkan, namun sumber daya manusia (SDM) belum cukup mumpuni untuk mengisi pos tersebut. "Jadi memang ada kesenjangan dengan dunia pendidikan," tandasnya.

Geber Dekarbonisasi

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya untuk mempercepat agenda dekarbonisasi industri sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia yang lebih hijau. Langkah ini tak hanya ditujukan untuk menekan emisi karbon, tetapi juga memperkuat daya saing industri nasional di pasar global.

“Sebagai bagian dari upaya nasional menuju net zero emission, Kemenperin telah menetapkan sembilan sektor industri prioritas yang menjadi fokus percepatan dekarbonisasi,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, dalam forum AIGIS Goes to Campus di Universitas Bina Nusantara (Binus), Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Sektor-sektor yang dimaksud meliputi industri semen, pupuk, logam, pulp dan kertas, tekstil, kimia, otomotif, makanan dan minuman, serta kaca dan keramik—semuanya tergolong sebagai industri dengan tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) tinggi.

“Kami sedang menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk tiap sektor, termasuk panduan teknis, kebijakan pendukung, kebutuhan teknologi dan pembiayaan, serta kolaborasi lintas sektor,” jelas Andi. Targetnya, sektor industri bisa mencapai net zero emission pada 2050, sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional.

Kolaborasi Lintas Sektor, Kampus Jadi Penggerak Inovasi

Dalam proses penyusunan roadmap, Kemenperin melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari asosiasi industri, pelaku usaha, akademisi, hingga lembaga internasional. Salah satu mitra strategis yang disebut berperan penting adalah institusi pendidikan tinggi.

“Kampus adalah lingkungan yang strategis dalam menciptakan solusi berbasis teknologi dan kreativitas untuk masa depan Indonesia hijau,” kata Andi. Ia menyebut Universitas Binus sebagai contoh potensi pelopor inovasi dan inkubator generasi muda dalam mendorong transformasi industri hijau.

AIGIS Goes to Campus sendiri mengusung tema Technology and Creative Solution for Greener Future, dan menjadi bagian dari rangkaian The 2nd AIGIS 2025 yang akan digelar 20–22 Agustus 2025 di Jakarta Convention Center (JCC).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |