IMF Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia jadi 4,8% hingga 2026

1 day ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau the International Monetary Fund (IMF) menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025.

Pada laporan World Economic Outlook Update, Global Economy: Tenuous Resilience amid Persistent Uncertainty, IMF dongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8% pada 2025 dan 2026. Pertumbuhan ekonomi Indonesia  ini naik dari  laporan World Economic Outlook edisi April 2025 yang diprediksi 4,7% pada 2025

Di pasar berkembang dan maju, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,1% pada 2025 dan 4,0% pada 2026. Dibandingkan dengan perkiraan April, pertumbuhan ekonomi China pada 2025 direvisi naik sebesar 0,8 poin persentase menjadi 4,8%. Revisi ini mencerminkan aktivitas yang lebih kuat dari perkiraan pada semester I 2025 dan penurunan tarif Amerika Serikat (AS)-China yang signifikan.

Hasil Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I 2025 saja menyiratkan peningkatan terhadap pertumbuhan tahunan sebesar 0,6 poin persentase. Pertumbuhan pada 2026 juga direvisi naik 0,2 poin persentase menjadi 4,2% yang kembali mencerminkan tingkat tarif efektif lebih rendah.

Di India, pertumbuhan diprediksi sebesar 6,4% pada 2025 dan 2026, dengan kedua angka itu direvisi sedikit ke atas, mencerminkan lingkungan eksternal yang lebih kondusif daripada yang diasumsikan dalam perkiraan acuan pada April.

“Revisi ini mencerminkan aktivitas yang lebih kuat dari perkiraan pada semester prtama 2025 dan pengurangan tarif AS-China yang signifikan,” kata IMF.

IMF menyebutkan proyeksi terbaru mengasumsikan tingkat tarif efektif AS sebesar 17,3% bukan 24,4% yang menjadi dasar perhitungan pada April.

IMF juga mencatat untuk semua negara, "penghentian tarif yang lebih tinggi diasumsikan akan tetap berlaku setelah tanggal kedaluwarsanya dan tarif yang lebih tinggi diasumsikan tidak akan berlaku".

Pertumbuhan Ekonomi China

Tiongkok mencatat pertumbuhan 5,2% pada kuartal kedua, tetapi keretakan mulai terlihat pada ekonomi yang didorong oleh ekspor di pusat perang dagang tersebut.

Beijing menghadapi tenggat waktu 12 Agustus untuk mencapai kesepakatan tarif berkelanjutan dengan Washington, setelah mencapai kesepakatan awal pada Mei dan Juni. Banyak negara akan mengalami bea masuk yang lebih tinggi mulai akhir pekan ini. Negosiasi berlanjut pada Selasa di Stockholm.

Risiko untuk prospek cenderung menurun, kata IMF, mengingat "keseimbangan yang genting dari sikap kebijakan perdagangan yang diasumsikan pada garis dasar."

IMF mengatakan Brasil akan semakin melambat jika tarif tambahan AS diberlakukan. Pertumbuhan ekonomi terbesar di Amerika Latin ini diproyeksikan sebesar 2,3% tahun ini, naik dari 3,4% pada 2024.

Peningkatan peringkat untuk pasar negara berkembang mencerminkan pandangan global yang lebih optimistis dari IMF, yang menaikkan proyeksi pertumbuhan PDB global menjadi 3,0% untuk tahun 2025 dan menjadi 3,1% pada tahun 2026. Namun, angka tersebut masih menandai penurunan proyeksi IMF yang dibuat pada Januari.

Meskipun sebagian besar negara menerima peningkatan peringkat, Rusia dan Korea Selatan merupakan pengecualian.

Perekonomian Rusia kini diproyeksikan tumbuh 0,9% tahun ini, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,5%. Proyeksi pertumbuhan PDB Korea Selatan yang baru sebesar 0,8% untuk 2025, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya sebesar 1,0%.

IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia jadi 4,7% pada 2025, Ini Penyebabnya

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional atau the International Monetary Fund (IMF)  memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi di Asia termasuk Indonesia pada 2025.

Dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025 yang dikutip Rabu (23/4/2025), IMF pangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% pada 2025 dan 2026. Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini lebih rendah dari sebelumnya 5,1%.

IMF menyebutkan untuk negara berkembang, pertumbuhan ekonomi diperkirakan turun menjadi 3,7% pada 2025, dan kembali naik menjadi 3,9% pada 2026. Sebelumnya diperkirakan pertumbuhan mencapai 4,3% pada 2024. Angka ini masing-masing 0,5 dan 0,4 persentase poin lebih rendah dibandingkan proyeksi WEO pada Januari 2025.

Setelah mengalami perlambatan pada 2024, pertumbuhan di negara berkembang dan maju di Asia akan turun menjadi 4,5% pada 2025 dan 4,65 pada 2026.

IMF menyebutkan, negara-negara berkembang dan maju terutama negara ASEAN paling terpengaruh dari dampak tarif dagang yang diumumkan Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada April 2025.

Selain itu, alasan ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan yang tinggi berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi utama di Asia pada 2025. IMF memangkas proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2025 untuk China dan India masing-masing 4% dan 6,2%, turun dari perkiraan Januari masing-masing sebesar 4,6% dan 6,5%.

Target pertumbuhan PDB China resmi ditetapkan sekitar 5% pada 2025. Sedangkan India prediksi pertumbuhan ekonomi 6,5% untuk tahun fiskal 2025 yang berjalan dari April 2025-Maret 2026.

Selain itu, IMF juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Jepang menjadi 0,6% dari 1,1%. Jepang memiliki proyeksi pertumbuhan 1,1% untuk tahun fiskal 2025 yang juga berlangsung dari April 2025-Maret 2026.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |