Harga Emas Hari Ini Merosot Usai The Fed Tahan Suku Bunga Acuan

1 month ago 38

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Rabu. 30 Juli 2026. Koreksi harga emas terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan Juli 2025. Sementara itu, data ekonomi AS yang solid meningkatkan kemungkinan penundaan pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun.

Mengutip CNBC, Kamis (31/7/2025), harga emas spot turun 0,7% menjadi USD 3.301,82 per ounce. Harga emas berjangka AS terpangkas 0,9% menjadi USD 3.352,3.

Bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu. The Fed menolak tekanan dari seruan berulang Presiden AS Donald Trump untuk memangkas suku bunga. Suku bunga the Fed tetap berada di kisaran 4,25%-4,5%.

Dalam konferensi pers Rabu sore, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan belum ada keputusan yang dibuat untuk September dan bahwa bank sentral harus menunggu dan melihat dampak tarif sebelum bertindak.

Analis WisdomTree, Nitesh Shah mencatat semakin keras pemerintah menyuarakan ketidaksukaannya terhadap kebijakan saat ini, semakin besar kemungkinan hal itu akan mendorong harga emas. Emas cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama periode ketidakpastian.

Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan peningkatan jumlah tenaga kerja swasta AS lebih tinggi dari perkiraan pada Juli, meskipun tanda-tanda perlambatan pasar tenaga kerja masih berlanjut. Secara terpisah, laporan Departemen Perdagangan menunjukkan PDB kuartal kedua tumbuh 3%, melampaui perkiraan 2,4% dalam jajak pendapat Reuters.

"Rilis data yang baru saja dirilis terlihat cukup mendukung perekonomian. PDB merupakan kejutan positif. Begitu pula dengan penambahan pasar tenaga kerja. Jadi, keduanya menunjukkan bahwa The Fed dapat terus menunda pemotongan suku bunga," kata Shah.

Di sisi perdagangan, AS dan China sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata tarif 90 hari mereka setelah dua hari perundingan yang digambarkan sebagai perundingan konstruktif di Stockholm.

Sementara itu, harga perak spot turun 1,6% menjadi USd 37,59 per ounce, platinum turun 3,3% menjadi USD 1.349,15, dan paladium turun 2,9% menjadi USD 1.222,75.

The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

Sebelumnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu, 30 Juli 2025. The Fed mempertahankan suku bunga untuk pertemuam kelima berturut-turut karena dua gubernur the Fed berbeda pendapatan.

Hal ini juga menunjukkan perpecahan di dalam bank sentral mengenai potensi dampak tarif Presiden AS Donald Trump. Demikian seperti dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (31/7/2025).

Para pembuat kebijakan bank sentral memilih mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5%. Gubernur Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman tidak setuju dengan keputusan tersebut dan lebih memilih untuk memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase, pertama kalinya dua gubernur berbeda pendapat mengenai keputusan kebijakan moneter dalam lebih dari tiga dekade.

Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers tidak memberikan petunjuk apa pun pemangkasan suku bunga dapat dilakukan pada pertemuan berikutnya pada 16-17 September. The Fed menekankan akan menilai banyak data dalam beberapa bulan mendatang.

“Kami belum membuat keputusan apa pun tentang bulan September” tutur dia.

Mengenai dua gubernur Fed yang tidak setuju, Powell berkata, "Yang Anda inginkan dari semua orang adalah penjelasan yang jelas tentang apa yang Anda pikirkan, dan kita telah mencapainya hari ini. Pertemuan ini cukup baik."

Menentang Seruan Presiden Trump

Suku bunga acuan the Fed yang tetap sekali lagi menentang seruan Presiden Trump dan pejabat Gedung Putih lainnya untuk segera memangkas suku bunga. Trump telah berulang kali meminta suku bunga diturunkan tiga poin persentase, dengan alasan hal itu akan menghemat biaya bunga utang AS sekaligus membuat pinjaman lebih murah bagi pembeli rumah.

Trump mengulangi seruan itu beberapa jam sebelum keputusan terbaru Fed untuk menahan suku bunga, dengan mengatakan dalam sebuah unggahan di Truth Social bahwa "'Terlambat,' SEKARANG HARUS MENURUNKAN SUKU BUNGA," menggunakan nama panggilannya untuk Powell. "Tidak ada inflasi! Biarkan orang membeli, dan membiayai kembali, rumah mereka!"

Powell tidak mengubah pandangannya secara umum  dibutuhkan lebih banyak waktu untuk menilai bagaimana tarif Trump akan memengaruhi laju inflasi dan kekuatan ekonomi AS.

Ia mengatakan kepada para wartawan masih "jalan panjang" untuk mengetahui secara pasti dampak tarif dan "Anda harus menganggap ini masih terlalu dini."

inflasi Masih Jadi Perhatian

Jerome Powell juga menegaskan inflasi masih menjadi perhatian karena The Fed menyeimbangkan mandat gandanya, yaitu harga yang stabil dan lapangan kerja yang maksimal.

"Jika Anda bertindak terlalu cepat, inflasi mungkin tidak akan sepenuhnya teratasi, dan Anda harus kembali. Jika Anda bertindak terlalu lambat, Anda mungkin akan menyebabkan kerusakan yang tidak perlu pada pasar tenaga kerja,” ujar dia.

"Pada akhirnya," tambahnya, "tidak perlu diragukan lagi bahwa kita akan melakukan apa yang perlu kita lakukan untuk menjaga inflasi tetap terkendali."

Pelaku pasar menurunkan kemungkinan penurunan suku bunga pada September ketika Powell berbicara, menurunkannya menjadi 47%. Namun, Trump memang memperkirakan penurunan suku bunga pada pertemuan berikutnya. Ia mengatakan kepada para wartawan sebelum pengumuman penundaan suku bunga pada Rabu, "Saya dengar mereka akan melakukannya pada bulan September."

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |