Harga Emas Dunia Bergerak Fluktuatif, The Fed dan Geopolitik Global Membayangi

7 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyampaikan pergerakan harga emas dunia pada akhir pekan lalu mengalami fluktuatif setelah sempat menguat cukup tinggi. Ia menyebut harga emas dunia pada Sabtu pagi ditutup di level USD 4.196, setelah menyentuh level tertinggi di USD 4.259 sebelum mengalami koreksi. Salah satu sentimen yang bayangi harga emas yakni kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

“Kemarin di hari Sabtu, Sabtu pagi harga emas dunia ditutup di USD 4.196. Walaupun sempat mengalami penguatan kemudian terkoreksi. Di penguatan cukup tinggi sempat mengalami kenaikan yang cukup signifikan itu adalah di level USD 4.259,” ujar Ibrahim dalam keterangan resmi, Minggu (7/12/2025).

Ia menjelaskan, jika harga emas dunia mengalami penurunan, level support pertama berada di kisaran USD 4.126 dengan harga logam mulia sekitar Rp 2.370.000. Sementara support kedua berada di USD 4.050 yang berpotensi membawa harga logam mulia ke sekitar Rp 2.280.000 dalam rentang satu pekan. 

Di sisi lain, jika harga menguat, resistance pertama diperkirakan berada di USD 4.271 dengan harga logam mulia sekitar Rp 2.430.000, sedangkan resistance kedua berada di USD 4.328 dengan potensi harga logam mulia kembali ke Rp 2.500.000.

Di sisi lain, jika harga menguat, resistance pertama diperkirakan berada di USD 4.271 dengan harga logam mulia sekitar Rp 2.430.000, sedangkan resistance kedua berada di USD 4.328 dengan potensi harga logam mulia kembali ke Rp 2.500.000.

Sejumlah Faktor Pengaruhi Harga Emas Dunia

Ibrahim menilai pergerakan harga emas dunia dan logam mulia saat ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor global, salah satunya dinamika politik dan kebijakan moneter di Amerika Serikat. Ia menyoroti spekulasi pergantian kepemimpinan The Fed yang dikaitkan dengan rencana Donald Trump menunjuk Kevin Hassett sebagai gubernur bank sentral AS pada 2026.

Pasar Cermati Penurunan Suku Bunga The Fed

Selain itu, pasar juga mencermati peluang penurunan suku bunga The Fed pada Desember. Menurut dia, sebagian besar ekonom memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, meski pelaku pasar lebih menunggu arah kebijakan suku bunga pada 2026 seiring berakhirnya masa jabatan Jerome Powell.

Ketegangan geopolitik di sejumlah kawasan turut menjadi perhatian investor. Ibrahim menyebut konflik Rusia dan Ukraina yang kembali memanas, latihan militer Tiongkok di sekitar Taiwan, hingga situasi di Amerika Latin, khususnya terkait Venezuela, ikut memengaruhi pergerakan harga emas.

“Ketegangan-ketegangan inilah yang membuat saya masih optimis bahwa harga emas dunia sampai akhir tahun akan kembali mengalami penguatan,” kata Ibrahim.

Ia menambahkan, berdasarkan pengamatannya, harga emas dunia berpeluang bergerak lebih tinggi hingga akhir tahun. Untuk Desember, ia memperkirakan emas dunia berpotensi berada di kisaran USD 4.400.

Harga Emas Melejit, Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed jadi Penopang

Sebelumnya, harga emas dunia menguat pada perdagangan Jumat, 5 Desember 2025. Kenaikan harga emas didorong meningkatnya harapan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS pekan depan. Di sisi lain, harga perak melonjak ke level tertinggi.

Mengutip CNBC, Sabtu (6/12/2025), harga emas di pasar spot naik 1% menjadi USD 4.212,16 per ounce. Namun, harga emas berada di jalur untuk penurunan mingguan sebesar 0,4%. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Februari stabil di USD 4.243 per ounce.

"Pasar semakin yakin bank sentral akan memangkas (suku bunga) dan sebagai respons terhadap hal itu, kami melihat dolar AS sedikit melemah dan itu menguntungkan emas,” ujar Global Head of Commodity Strategy TD Securities, Bart Melek.

Data ekonomi AS menunjukkan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti naik 0,3% pada September, dengan kenaikan tahunan melambat menjadi 2,8% dari 2,9% pada Agustus. Hal ini menyusul data penggajian swasta yang mengungkapkan penurunan tertajam dalam lebih dari dua setengah tahun bulan lalu.

Sentimen Harga Emas Lainnya

Komentar dovish dari beberapa pejabat The Fed semakin memicu ekspektasi pelonggaran moneter. Alat FedWatch CME menunjukkan probabilitas 87,2% penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 9-10 Desember.

COO di Allegiance Gold, Alex Ebkarian menuturkan, emas diproyeksikan diperdagangkan antara USD 4.200 dan USD 4.500 tahun ini, dan antara USD 4.500 dan USD 5.000 tahun depan, tergantung pada keputusan The Fed.

Sementara itu, permintaan emas fisik di India dan Tiongkok menurun minggu ini karena pembeli menunggu koreksi harga spot. Harga perak naik 2,6% menjadi USD 58,59 per ons, naik 4% minggu ini, setelah menyentuh rekor USD 59,32 sebelumnya.

"(Perak) mengikuti jejak emas dan banyak investor masih percaya bahwa perak relatif murah," kata Melek.

Ia menyebutkan defisit struktural dan meningkatnya permintaan elektrifikasi sebagai faktor pendukung.

Logam putih ini telah menguat 98% sepanjang tahun ini, didorong oleh defisit pasokan dan masuknya ke dalam daftar mineral penting AS. Harga platinum stabil di level USD 1.646,10, sementara paladium naik 0,3% menjadi USD 1.453,39.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |