Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,12%, Libur Panjang Jadi Kunci

1 month ago 21

Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal II-2025, menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,87%, serta lebih baik dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,05%.

Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada kuartal ini tercatat sebesar Rp 5.947 triliun. Capaian ini menjadi angin segar di tengah kekhawatiran publik terhadap kondisi ekonomi nasional, dan bahkan berhasil melampaui sejumlah proyeksi analis dan lembaga ekonomi.

Wakil Rektor Universitas Paramadina, Dr. Handi Risza, mengatakan bahwa lonjakan konsumsi rumah tangga selama periode ini menjadi pendorong utama pertumbuhan, didukung oleh faktor musiman seperti libur panjang dan hari besar keagamaan.

“Pertumbuhan ekonomi nasional mampu membalik ramalan sejumlah pengamat dan lembaga,” ujar Dr. Handi dalam keterangan tertulis, Rabu (6/8/2025).

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 54,25% atau sebesar 2,64% terhadap total pertumbuhan. Sementara itu, investasi melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menyumbang 27,83% atau 2,06%.

“Artinya, 82,08% pertumbuhan PDB pada kuartal II berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB. Ini mencerminkan peningkatan kebutuhan dasar masyarakat, mobilitas, serta permintaan barang modal,” lanjut Dr. Handi.

Momentum Hari Besar

Secara sektoral, industri pengolahan menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan dengan sumbangan 1,13%, disusul oleh perdagangan (0,70%), informasi dan komunikasi (0,53%), serta konstruksi (0,47%).

Dr. Handi menambahkan bahwa konsumsi rumah tangga meningkat berkat momentum hari besar seperti Idulfitri, Waisak, Isa Almasih, dan Iduladha, yang mendorong belanja masyarakat, terutama di sektor makanan, minuman, dan perjalanan.

Namun, ia juga menyoroti kondisi sektor manufaktur yang masih menghadapi tekanan. Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2025 berada di level 49,2 — masih dalam zona kontraksi. Meski membaik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya (46,7 pada April, 47,4 pada Mei, dan 46,9 pada Juni), angka tersebut masih menunjukkan lemahnya aktivitas industri.

“Membaiknya perekonomian tidak seharusnya hanya bergantung pada konsumsi yang bersifat musiman. Kita berharap pertumbuhan ke depan juga ditopang oleh investasi, ekspor, dan sektor industri yang lebih kuat,” tegas Dr. Handi.

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,12% Kuartal II 2025

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025 sebesar 5,12 persen secara tahunan atau year on year.

"Ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2025 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 5.947 triliun. Atas dasar harga konstan, nilainya mencapai Rp 3.396 triliun. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025 bila dibandingkan triwulan II tahun 2024 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,12 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Wilayah, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025, Selasa (5/8/2025).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara triwulan ke triwulan atau quarter to quarter (q to q) di triwulan II-2025 tumbuh 4,04 persen.

"Pertumbuhan ekonomi q to q ini sejalan dengan pola musiman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan q to q di triwulan II lebih tinggi daripada triwulan I sebelumnya," ujarnya.

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II-2025 yang mencapai 5,12 persen juga lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2024, yaitu 5,05 persen. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |