Donald Trump Pecat Pejabat Biro Statistik Tenaga Kerja AS Usai Rilis Data

10 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat, 1 Agustus 2025 memecat komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja, beberapa jam setelah lembaga tersebut melaporkan pertumbuhan lapangan kerja di AS telah melambat hingga hampir terhenti.

Mengutip CNBC, Sabtu (2/8/2025), dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump menuding komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja Erika McEntarfer sebagai pejabat politik yang memanipulasi data lapangan kerja.

"Saya baru saja diberitahu, angka lapangan kerja negara kita diproduksi pejabat yang ditunjuk Biden, Dr Erika McEntarfer, kepala statistik tenaga kerja yang memalsukan angka lapangan kerja sebelum pemilu untuk mencoba meningkatkan peluang kemenanhgan Kamala (Harris),” tulis Trump.

"Kita membutuhkan angka lapangan kerja yang akurat. Saya telah mengarahkan tim saya untuk memecat pejabat politik Biden ini, SEGERA. Dia akan digantikan dengan seseorang jauh lebih kompeten dan berkualitas,” ia menambahkan.

Kepada CNBC, seorang juru bicara biro tersebut menuturkan, Biro Statistik Tenaga Kerja mengkonfirmasi komisaris Erika McEntarfer telah diberhentikan Jumat, 1 Agustus 2025.

The Bureau of Labor (BLS) atau Biro Statistik Tenaga Kerja di bawah Departemen Tenaga Kerja yang pimpinannya Lori Chavez-DeRemer ditunjuk oleh Trump.

Usai Rilis Data Tenaga Kerja

Pergerakan mengejutkan ini terjadi pada hari yang sama ketika BLS melaporkan penambahan hanya 73.000 lapangan kerja nonpertanian pada Juli, di bawah ekspektasi pasar.

Selain itu, biro tersebut merevisi data dua bulan sebelumnya secara tajam, memangkas total 258.000 dari hitungan sebelumnya, sehingga tingkat pertumbuhan tiga bulan menjadi hanya 35.000. Ini merupakan revisi penurunan dua bulan terbesar sejak April 2020, masa-masa awal krisis Covid.

Trump dan anggota Kongres dari Partai Republik telah berulang kali mengkritik BLS selama bertahun-tahun atas pengumpulan datanya. Khususnya, revisi besar-besaran tersebut telah menjadi sasaran. Trump mencatat BLS tahun lalu juga mengumumkan revisi besar, yang mengurangi kenaikan gaji 12 bulan sebelum Maret 2024 sebesar 818.000.

Dalam rencana belanja tahun ini, Trump mengusulkan pengurangan staf sebesar 8% di biro tersebut, yang menimbulkan pertanyaan mengenai integritas perhitungannya terkait ketenagakerjaan, harga konsumen, dan berbagai metrik ekonomi lainnya. Biro tersebut terpaksa memasukkan semakin banyak data estimasi ke dalam sejumlah laporannya.

Heboh PHK Massal PNS di AS, Ada Campur Tangan Elon Musk

Sebelumnya, Washington, D.C, mengalami lonjakan jumlah pengangguran yang signifikan akibat kebijakan pemangkasan pegawai federal yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump. 

Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengecilkan ukuran birokrasi, yang juga melibatkan peran Elon Musk melalui Dewan Efisiensi Pemerintah.

Dilansir dari CNBC, Minggu (16/2/2025), sejak awal 2025, hampir 4.000 pekerja di Washington, D.C., telah mengajukan klaim asuransi pengangguran. Data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa selama enam minggu pertama tahun ini, jumlah klaim mencapai hampir 7.000, meningkat sekitar 55% dibandingkan enam minggu sebelumnya. 

Kenaikan terbesar terjadi pada minggu yang berakhir pada 8 Februari, dengan total 1.780 klaim naik 36% dari pekan sebelumnya dan lebih dari empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meskipun terjadi lonjakan pengangguran di D.C, tren ini tidak terlihat secara nasional. Rata-rata klaim pengangguran di seluruh Amerika Serikat tetap stabil di angka 216.000, bahkan mengalami sedikit penurunan dalam beberapa bulan terakhir.

Dampak Kebijakan Pemangkasan Pegawai Federal

Gelombang PHK ini terjadi sebagai bagian dari kebijakan Trump untuk merampingkan struktur pemerintahan. Gedung Putih telah menginstruksikan pemecatan karyawan dalam masa percobaan serta menawarkan program pensiun dini bagi sekitar 75.000 pegawai federal.

Wakil Presiden Senior di Manpower North America, Raj Namboothiry mengatakan tren ini diperkirakan akan terus meningkat. 

“Dampaknya terhadap ekonomi secara nasional masih terbatas karena jumlah pegawai federal tersebar di berbagai daerah dan sektor industri,” kata Namboothiry.

Tingkat Pengganguran

Washington, D.C, saat ini memiliki tingkat pengangguran sebesar 5,5% per Desember 2024, salah satu yang tertinggi di AS setelah Nevada. Namun, di wilayah metropolitan sekitarnya seperti Arlington dan Alexandria, Virginia, angka pengangguran lebih rendah, hanya 2,7%. Secara nasional, tingkat pengangguran pada Januari 2025 tercatat sebesar 4%.

Peluang Baru bagi Pekerja yang Terdampak

Meskipun banyak pegawai pemerintah yang kehilangan pekerjaan, beberapa ekonom berpendapat bahwa banyak dari mereka mungkin tidak akan menganggur dalam waktu lama. 

Allison Shrivastava, ekonom dari Indeed Hiring Lab, menjelaskan prospek mereka sangat bergantung pada bidang pekerjaan masing-masing.

Tenaga Kerja

Misalnya, tenaga kerja di sektor akuntansi masih memiliki peluang besar untuk mendapatkan pekerjaan baru karena tingginya permintaan tenaga profesional di bidang ini. 

“Namun, pekerja dari sektor lain seperti pengembangan perangkat lunak mungkin akan lebih sulit mendapatkan pekerjaan karena permintaan di sektor tersebut sedang lesu,” ujar Shrivastava.

Secara keseluruhan, kebijakan pemangkasan pegawai federal oleh Trump menimbulkan dampak besar di Washington, D.C, namun pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja nasional masih relatif terbatas. 

Sementara itu, perusahaan di sektor tertentu mungkin justru melihat ini sebagai peluang untuk merekrut tenaga kerja berpengalaman yang baru saja kehilangan pekerjaannya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |