Cerita Inovator Indonesia Balik Loncatan Bioplastik Menuju Ekonomi Sirkular

3 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah ancaman krisis sampah plastik dunia, Greenhope hadir sebagai inovasi biomaterial dari Indonesia yang kini diakui secara internasional. Di balik laju ekspansinya, berdiri sosok Tommy Tjiptadjaja, Co-Founder dan CEO Greenhope, yang memilih meninggalkan karier mapan di korporasi global demi mendorong perubahan sistem menuju ekonomi sirkular.

Dengan pendekatan teknologi berbasis alam dan visi kepemimpinan yang berorientasi dampak, Tommy menunjukkan bahwa inovasi hijau bukan hanya wacana, melainkan fondasi baru bagi masa depan industri plastik di Indonesia.

Bersama rekannya, Sugianto Tandio, Tommy membangun Greenhope sebagai perusahaan biomaterial yang memadukan sains, keberlanjutan, dan potensi lokal.

Melalui inovasi seperti Ecoplas bioplastik berbasis singkong dan Oxium, katalis biodegradable berbasis mineral, Greenhope menghadirkan solusi yang memungkinkan plastik kembali ke alam dalam siklus yang lebih sehat dan bertanggung jawab.

Bagi Tommy, kerja ini bukan hanya soal menciptakan material baru, tetapi mengubah paradigma industri sejak dari hulu. “Pendekatan kami menyasar pada penciptaan material sejak awal, bukan hanya menangani sampah setelah menjadi limbah,” ujarnya.

Tommy melihat bahwa ekonomi sirkular hanya dapat berjalan jika semua pihak bergerak serempak. Konsumen harus belajar memilah, produsen perlu mengurangi penggunaan plastik, dan industri harus berani mengadopsi model yang lebih berkelanjutan. Ia percaya bahwa perubahan sistemik tidak mungkin terjadi tanpa kolaborasi lintas sektor.

"Perubahan dari linear ke sirkular adalah isu sistem. By definition, kita harus bekerja sama sebagai ekosistem,” tegasnya.

Itulah mengapa Greenhope secara aktif bekerja dengan berbagai pelaku industri, pemerintah, komunitas, hingga petani lokal yang menjadi bagian dari rantai nilai biomaterial.

Keberadaan Greenhope tidak hanya memperkenalkan solusi ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi banyak pihak. Singkong, bahan baku yang selama ini dianggap komoditas sederhana, bertransformasi menjadi material bernilai global.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |