Bos BGN Buka-Bukaan Penyebab Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis

1 month ago 32

Liputan6.com, Jakarta - Kasus siswa keracunan makan bergizi gratis (MBG) tengah menjadi perhatian publik. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkap potensi penyebabnya.

Menurutnya, keracunan MBG melibatkan rantai pasok yang cukup panjang, yang berarti penyebabnya bisa beragam. Mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses distribusi makanan ke penerima MBG.

"Ya, terutama dalam hal proses ya. Proses pemilihan bahan baku dan kemudian waktu pengolahan," kata Dadan di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Ia menjelaskan, proses pembuatan hingga penyajian makanan menjadi salah satu perhatian menyusul temuan kasus keracunan MBG. Selain itu, kondisi anak turut menjadi faktor penyebab keracunan. Menurutnya, kondisi anak yang sedang sakit bisa berpengaruh saat mengonsumsi menu MBG, sehingga keracunan seolah disebabkan oleh makanan tersebut.

"Karena bisa saja makanannya baik-baik saja, anaknya dalam keadaan sakit. Nah, karena makan makanan bergizi seolah-olah sakitnya, muntahnya dari makanan, padahal pernah terjadi di satu kelas ada satu anak yang muntah, padahal anak itu lagi sakit, satu sekolah (ikut) muntah," sambung Dadan.

BGN Sesalkan Kasus Keracunan dan Perketat Prosedur

Dadan turut menyesalkan kejadian keracunan menu MBG di sejumlah titik. Untuk itu, ia telah memperketat prosedur penyajian MBG ke penerimanya.

"Terkait dengan keracunan itu memang kami masih menyesalkan itu terjadi karena target kami kan tidak ada kejadian," kata dia.

"Tapi meskipun jumlahnya kecil, itu tetap mengganggu kepercayaan publik terhadap kami. Tapi kami sedang usahakan dengan peningkatan SOP," lanjut Dadan.

Trauma Siswa di Kota Kupang

Diberitakan sebelumnya, keracunan massal yang dialami ratusan pelajar SMP Negeri 8 setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) menimbulkan trauma bagi siswa di sekolah lain, termasuk pelajar di SMP Negeri 5 Kota Kupang, NTT.

Dari 1.050 siswa-siswi SMP Negeri 5 Kota Kupang dan SMP Terbuka, hanya 702 yang mau menerima makan bergizi gratis pada Kamis (24/8/2025).

"Takut nanti keracunan kayak SMP 8. Mama sudah pesan, tidak boleh makan lagi karena takut," kata Adelia, siswi kelas XII SMP Negeri 5.

Kepala Sekolah Cicipi Makanan Terlebih Dahulu

Kepala SMP Negeri 5 Kota Kupang, Frederik Mira Tade, mengatakan banyak siswanya yang belum mau makan karena takut keracunan. Padahal, ia bersama para guru terlebih dahulu mencicipi makanan yang dibagikan.

"Sebelum dibagi kepada siswa-siswi, saya bersama guru kelas terlebih dahulu mencicipi untuk memastikan makan bergizi gratis layak untuk dikonsumsi," ujarnya.

Meskipun demikian, masih banyak siswa yang menolak untuk mengonsumsi dengan berbagai alasan, ada yang membawa bekal dari rumah, sudah sarapan, bahkan trauma. "Dari jumlah 1.050, hanya 702 siswa yang mau menerima makan bergizi gratis, selebihnya menolak," ungkap Frederik.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |