BLT Kesra Tetap Disalurkan di Daerah Terdampak Bencana

2 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf, meninjau langsung proses penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara Kesejahteraan Rakyat (BLTS Kesra) bersama Plt Direktur Utama PosIND, Haris.

Sepekan sebelumnya, penyaluran serupa dilakukan di Kantorpos KCU Premier bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Sekjen Kemensos Robben Rico, dan jajaran PosIND.

Jika pekan lalu penyelenggaraan menggambarkan kesiapan sistem, maka hari ini menjadi gambaran bagaimana sistem itu bekerja di tengah situasi ekstrem: Indonesia sedang menghadapi bencana banjir, longsor, dan gempa yang berdampak luas, terutama di wilayah Sumatera.

“Pertama-tama soal penyaluran ini adalah soal data. Data yang sudah terverifikasi itu kami serahkan ke Pos untuk disalurkan. Dan untuk daerah bencana, penyaluran tetap dilakukan sambil melihat situasi di lapangan,” ujar Mensos Saifullah Yusuf, dikutip Jumat (12/12/2025).

Bencana membuat penyaluran tidak sesederhana jadwal rutin. Jalan tertutup longsor, listrik padam, jaringan telekomunikasi belum pulih, dan terdapat warga yang kehilangan kartu identitas ataupun surat pemberitahuan.

Kemensos, bersama BPBD, BNPB, TNI, dan Polri, kini fokus menangani kebutuhan mendesak warga terdampak, mulai dari makanan siap saji, obat-obatan, perlindungan tempat tinggal hingga logistik dasar lainnya.

“Di lapangan kita punya dapur umum, dan itu memproduksi hingga 400 ribu porsi setiap harinya. Setelah fase penyelamatan ini, kami akan masuk tahap assessment dan memetakan kebutuhan warga secara jangka panjang pasca bencana.,” kata Mensos

Penyaluran BLTS Kesra di Akhir Tahun

Bantuan BLT Kesra bukan sekadar program sosial, tetapi bagian dari upaya menjaga stabilitas ekonomi dan sosial menjelang akhir tahun. Pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp31 triliun untuk 35 juta keluarga penerima manfaat.

Hingga hari ini, realisasi penyaluran telah mencapai sekitar Rp26 triliun. Artinya, terdapat sekitar 15 hingga 20 persen sisa bantuan yang harus segera disalurkan. Pemerintah menargetkan seluruh bansos selesai disalurkan sebelum pertengahan Desember 2025. 

Mensos dan PosIND bahkan membuka ruang verifikasi ulang data melalui DTSEN, untuk memastikan tidak ada keluarga miskin atau rentan yang terlewat, sekaligus menjaga akuntabilitas publik. 

Di tengah upaya distribusi massal ini, komitmen juga muncul terhadap respon cepat ketika terjadi bencana. PosIND, dengan skema “jemput bola”, siap menyalurkan bantuan ke daerah-daerah terdampak, memastikan bahwa dukungan sosial tak berhenti hanya di kota besar, tetapi menjangkau pelosok dan wilayah terdampak.

Di balik proses tertib di Jakarta, terdapat perbedaan besar di lapangan, terutama di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan daerah pesisir lainnya.

“Saat ini ada sembilan kantor cabang pembantu kami di Aceh Tamiang yang belum bisa beroperasi,” ujar Haris.

Penyebabnya yaitu akses jalan terputus,listrik padam,banyak lokasi terisolasi,pusat layanan publik belum berfungsi.Namun PosIND tetap bergerak.

“Kami melakukan tiga pola: pengantaran langsung, pembayaran di kantor pos, dan pembayaran berbasis komunitas,” jelas Haris.

Di beberapa titik, pembayaran bahkan dilakukan melalui koordinasi dengan Kodim, bukan sebagai acara formal, tetapi sebagai bentuk perlindungan psikologis bagi warga.

“Kalau kita datang ke posko pengungsian dan membagikan di sana, ada risiko yang tidak nyaman, karena tidak semua penerima terdata,” kata Haris.

Maka strategi penyaluran harus menjaga dua hal sekaligus:

  • ketertiban sosial,
  • ketepatan sasaran. 

Kemensos dan PosIND dalam Satu Langkah 

Selain menyalurkan bantuan, Kemensos kini berada pada dua front:

1. Penanganan darurat

Melalui koordinasi lintas lembaga:

  • 39 dapur umum aktif,
  • 400.000 porsi makanan per hari,
  • logistik obat, pakaian,
  • kebutuhan bayi,
  • perlengkapan tidur.

2. Validasi ulang penerima terdampak bencana

Kondisi warga terdampak mengubah mekanisme administratif:Sebagian kehilangan dokumen kependudukan, kartu undangan, atau tidak dapat kembali ke alamat terdaftar.

"Nanti akan dilakukan assessment, termasuk bantuan tali asih bagi keluarga korban meninggal, serta dukungan bagi yang luka-luka," kata Mensos.

Pendekatan ini memastikan BLTS Kesra bukan sekadar nominal yang dicairkan, tetapi menjadi bagian dari jalur pemulihan sosial.

BLTS Kesra dan Makna Kehadiran Negara

Bagi warga ibu kota yang hadir di Kantorpos Jatinegara, BLTS Kesra adalah tambahan daya beli. Namun bagi wilayah bencana, bantuan ini menjadi sesuatu yang lain: ruang untuk bertahan.

Pada skala nasional, BLTS Kesra kini telah menyalurkan ke puluhan juta KPM melalui bank penyalur dan PosIND. Pada fase kritis seperti saat ini, PosIND menjadi simpul yang mampu menjangkau mereka yang tidak terhubung dengan rekening bank, serta mereka yang tidak dapat meninggalkan lokasi pengungsian.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |