Liputan6.com, Jakarta - Dalam wawancara kerja, bahasa tubuh Anda bisa sama penting dan komunikatifnya dengan resume yang Anda bawa.
Chief workplace psychologist at software company Qualtrics, Benjamin Granger menuturkan, postur tubuh, ekspresi wajah, dan perilaku Anda menjadi kunci utama untuk menciptakan kesan pertama yang positif.
"Saat pertama kali bertemu seseorang, yang tidak kita sadari sepenuhnya adalah otak kita sedang bekerja," ujar dia seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (6/8/2025).
“Otak kita mengamati wajah orang tersebut, tubuhnya, dan seberapa terbuka atau tertutupnya mereka.”
“Secara tidak sadar, isyarat nonverbal tersebut memengaruhi persepsi Anda terhadap orang tersebut,” kata Granger.
Berikut ini adalah empat kiat terbaik darinya untuk membantu Anda menampilkan versi terbaik diri saat menghadapi wawancara kerja.
1.Mulailah Dengan Senyuman
Kiat ini mungkin terdengar sederhana, tetapi "sungguh menakjubkan betapa sebuah senyuman sederhana dapat membangun niat baik dengan pewawancara Anda," kata Granger.
Ia menjelaskan, sadar atau tidak, kebanyakan orang sebenarnya mampu membedakan apakah senyuman Anda tulus atau hanya sekadar formalitas.
Menurut Granger, “senyum yang nyata dan tulus” akan memunculkan kerutan kecil di tepi mata.
"Jika Anda pernah melihat seseorang yang memiliki banyak kerutan di wajahnya, itu bisa menjadi petunjuk yang baik bahwa dia adalah orang yang tulus," ia menambahkan.
2.Buka Postur Tubuhmu
Postur tubuh juga merupakan alat komunikasi yang penting, kata Granger.
Untuk menciptakan kesan positif selama wawancara kerja, ia menyarankan agar Anda duduk dengan “postur tubuh terbuka,” yaitu bahu ke belakang dan tangan dalam posisi terbuka. Bahasa tubuh seperti ini menunjukkan kepada pewawancara Anda terlibat dalam percakapan.
Sebaliknya, duduk dengan postur tertutup seperti menyilangkan lengan atau kaki dapat memberi kesan, Anda tidak tertarik pada percakapan, atau bahkan mungkin sedang menyembunyikan sesuatu.
Selain itu, pastikan tubuh bagian atas dan kaki Anda menghadap langsung ke arah pewawancara, tambah Granger.
"Secara umum, kaki memberi tahu Anda ke mana orang tersebut ingin pergi,” katanya, jadi hindari mengarahkan kaki Anda ke arah pintu keluar.
3.Jabat Tangan dengan Tenang
Ada pepatah lama yang mengatakan Anda bisa mengetahui banyak hal tentang seseorang dari jabat tangannya dan itu sepenuhnya benar, kata Granger. Menurut dia, terdapat tiga jenis utama jabat tangan, yang masing-masing memiliki makna berbeda.
Jabat tangan yang seimbang adalah “jabat tangan terbaik yang dapat digunakan dalam bisnis dan juga dalam wawancara,” ujar Granger.
Dalam jenis ini, Anda meremas erat dengan posisi telapak tangan sejajar dengan lawan bicara. "Ini menunjukkan bahwa Anda memandang lawan bicara Anda setara," kata dia.
Sementara itu, jabat tangan di mana tangan lawan bicara berada di atas tangan Anda disebut jabat tangan bawah, menandakan bahwa Anda memberikan keunggulan kepada mereka, secara harfiah.
Sebaliknya, jika tangan Anda berada di atas, hal itu bisa mengesankan bahwa Anda sedang mencoba menunjukkan dominasi.
Tentu saja, Anda tidak selalu bisa mengendalikan jenis jabat tangan yang diberikan pewawancara. Namun, apa pun situasinya, ingat prinsip dasar bahasa tubuh terbuka, kata Granger: “Bahu ditarik ke belakang, kepala diangkat, dagu diangkat, percaya diri.”
4.Yang Terpenting, Jadilah Autentik
"Tips nomor satu yang saya harap orang-orang percayai dalam wawancara adalah menjadi diri sendiri,” kata Granger.
Sering kali, orang merasa perlu untuk “berpura-pura” saat wawancara, ujar Granger.
Memang wajar jika Anda ingin menampilkan versi terbaik dari diri sendiri, tetapi bahasa tubuh Anda akan dengan cepat menunjukkan apakah sikap tersebut autentik atau tidak.
“Kalau kamu berpura-pura, mereka akan tahu,” kata Granger. Sadar atau tidak, “kemungkinan besar pewawancara akan merasa ada yang tidak beres.”
Sebaliknya, ia menyarankan untuk menghadapi wawancara dengan sikap yang positif dan percaya diri.
“Anggaplah ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan,” kata Granger.
“Anggaplah kamu akan bertemu seseorang yang akan bekerja sama denganmu selama beberapa tahun ke depan. Itu memungkinkanmu untuk datang ke pertemuan itu, bertemu orang itu untuk pertama kalinya, dan memberikan senyum yang tulus dan tulus.”