Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell saling beradu pendapat di depan pers pada Kamis, 24 Juli 2025. Hal itu karena klaim Trump tentang pembengkakan biaya di kantor pusat the Fed, di Washington.
Mengutip CNBC, Jumat (25/7/2025), pertemuan yang mengejutkan ini terjadi ketika Trump memulai kunjungan langka ke gedung The Fed yang secara luas dianggap babak baru dalam kampanye tekanannya. Hal ini untuk mendesak Powell memangkas suku bunga atau mengundurkan diri sebagai gubernur bank sentral.
Namun, Trump juga mengisyaratkan kalau ia mengabaikan segala pertimbangan untuk memecat Powell meski telah melontarkan gagasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan telah diperdebatkan secara hukum itu awal bulan ini.
"Melakukan itu adalah langkah besar, dan saya rasa itu tidak perlu," kata Trump kepada wartawan setelah pertengkaran singkatnya dengan Powell.
"Saya yakin dia akan melakukan hal yang benar," Trump menambahkan.
Presiden Donald Trump mengunjungi area konstruksi di The Fed, tempat renovasi dua gedung bersejarah The Fed yang memakan waktu bertahun-tahun dan memakan biaya besar sedang berlangsung. Renovasi tersebut baru-baru ini menjadi fokus kritik Trump terhadap Jerome Powell.
Tak lama setelah kedatangannya, Trump dan Powell terlihat berkeliling lokasi bersama-sama, keduanya mengenakan helm putih.
Mereka mendekati wartawan di sana, dan Trump menegaskan biaya konstruksi untuk renovasi kedua gedung The Fed yang sedang berlangsung telah mencapai lebih dari USD 3,1 miliar atau Rp 50,58 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.318).
"Saya belum mendengar itu dari siapa pun," jawab Powell.
Biaya Renovasi Gedung
Dia mengatakan, Trump menambahkan biaya untuk gedung pemerintah ketiga, yang "dibangun lima tahun lalu."
Trump menjawab, "Jadi kita akan memeriksanya. Kita akan melihat apa yang terjadi, dan perjalanannya masih panjang."
Ketika seorang reporter bertanya apakah Powell bisa mengatakan sesuatu yang bisa membuat Trump menarik kembali kritiknya, presiden berkata, "Yah, saya ingin dia menurunkan suku bunga."
Trump menyampaikan nada yang lebih lunak pada Kamis malam, menulis di Truth Social bahwa merupakan "Kehormatan Besar" untuk mengunjungi lokasi tersebut bersama Powell.
"Perjalanannya masih panjang, akan jauh lebih baik jika tidak pernah dimulai, tetapi begitulah adanya dan, semoga, akan segera selesai," tulis Trump.
Sebelum tiba di sana, Trump mengatakan, ia akan didampingi oleh Senator Republik Tim Scott dan Thom Tillis, serta sejumlah pejabat pemerintahan, termasuk Direktur Badan Keuangan Perumahan Federal, Bill Pulte.
Pulte adalah salah satu kritikus Powell yang paling keras dan merupakan salah satu pendukung paling vokal pemerintahan Trump yang menyerukan agar Powell diganti.
"Jerome Powell harus mengundurkan diri," tulis Pulte di X pada Kamis pagi.
Trump Minta Powell Pangkas Suku Bunga
Trump telah menuntut Powell untuk segera menurunkan suku bunga acuan sambil mengecamnya dengan tuduhan inkompetensi dan bias politik meskipun Trump-lah yang awalnya mencalonkan Powell untuk posisi tersebut pada 2017.
Suku bunga acuan menentukan biaya yang dibebankan bank satu sama lain untuk pinjaman semalam, tetapi juga berdampak pada berbagai produk konsumen.
The Fed memangkas satu poin persentase penuh dari suku bunga tersebut pada paruh kedua 2024, menjadikannya kisaran 4,25%-4,5%. Namun, suku bunga acuan tetap stabil sejak Desember, membuat Trump geram, yang mengklaim pemangkasan suku bunga akan menghemat ratusan miliar dolar biaya bunga utang AS.
Pembayaran bunga utang AS mencapai lebih dari USD 1,1 triliun atau Rp 17.950 triliun pada 2024.
Pasar sebagian besar yakin bank sentral akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya saat pertemuan minggu depan, tetapi kemungkinan akan memangkas suku bunga pada September dan sekali lagi sebelum akhir tahun.
Di depan anggota DPR dari Partai Republik, Trump menanyakan apakah mereka berpendapat harus memecat ketua the Fed. Namun, Trump mengurungkan niatnya dengan mengatakan sangat tidak mungkin memecat Powell kecuali jika ia harus mengundurkan diri karena penipuan.
Tidak jelas apakah presiden memiliki wewenang untuk memecat ketua The Fed. Mahkamah Agung baru-baru ini mengindikasikan dalam sebuah putusan bahwa independensi bank sentral dilindungi oleh preseden hukum.
Tekanan terhadap Powell
Namun, Trump dan pemerintahannya terus menekan, yang terbaru dengan menargetkan biaya terkait renovasi The Fed.
Kepala anggaran Trump, Russ Vought, awal bulan ini menuduh Powell "sangat salah mengelola The Fed" saat ia mempertanyakan proyek konstruksi yang "mencolok".
Menteri Keuangan Scott Bessent, yang dipandang sebagai calon potensial untuk menggantikan Powell, mengatakan pada Senin di CNBC,The Fed di bawah Powell memerlukan tinjauan komprehensif.
Jarang sekali seorang presiden yang sedang menjabat muncul di The Fed: Kunjungan Trump ini merupakan kunjungan keempat sejak 1937, ketika Presiden Franklin D. Roosevelt meresmikan gedung tersebut.
Tidak ada kunjungan sebelumnya yang terjadi ketika presiden secara terbuka mendesak perubahan kebijakan moneter atau mengancam akan menyelidiki perilaku ketua The Fed.
Kunjungan ini juga dilakukan di tengah upaya Trump untuk mengalihkan perhatian dari kontroversi yang berkembang mengenai penanganan pemerintahannya atas berkas-berkas yang belum diungkapkan terkait dengan mendiang pelaku kejahatan seksual, Jeffrey Epstein.