Trump Ancam Denda, India Bakal Tetap Beli Minyak dari Rusia

1 month ago 21

Liputan6.com, Jakarta - India akan terus membeli minyak dari Rusia meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberikan sanksi.

"Ini adalah kontrak minyak jangka panjang,” ujar salah satu sumber, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (3/8/2025).

"Tidak mudah untuk berhenti membeli dalam semalam,” demikian seperti dikutip.

Bulan lalu, Trump mengindikasikan dalam sebuah unggahan di Truth Social kalau India akan menghadapi sanksi tambahan atas pembelian senjata dan minyak Rusia. Pada Jumat, 1 Agustus 2025, Trump menuturkan telah mendengar kalau India tidak akan membeli minyak dari Rusia.

The New York Times pada Sabtu mengutip dua pejabat senior India yang tidak disebutkan namanya menuturkan tidak ada perubahan dalam kebijakan pemerintah India. Ia mengatakan, pemerintah “tidak memberikan arahan apapun kepada perusahaan minyak” untuk mengurangi impor dari Rusia.

Sementara itu, Reuters melaporkan minggu ini kalau kilang-kilang minyak milik India berhenti membeli minyak Rusia dalam sepekan terakhir setelah diskon menyempit pada Juli.

Kemitraan dengan Rusia

"Mengenai kebutuhan sumber energi kami, kami melihat apa yang tersedia di pasar, apa yang ditawarkan, dan juga bagaimana situasi atau keadaan global yang berlaku,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal kepada wartawan.

Jaiswal menambahkan, India memiliki kemitraan yang stabil dan teruji waktu dengan Rusia. Selain itu, hubungan India dengan berbagai negara berdiri sendiri dan tidak boleh dilihat dari kacamata negara ketiga.

Gedung Putih di Washington belum menanggapi permintaan komentar.

Kurangi Pasokan Minyak Rusia

Penyulingan India mengurangi pasokan minyak mentah Rusia karena diskon menyusut ke level terendah sejak 2022, ketika sanksi barat pertama kali dijatuhkan terhadap Moskow akibat penurunan ekspor Rusia dan permintaan stabil, demikian disampaikan sejumlah sumber awal pekan ini.

Perusahaan penyulingan minyak negara, Indian Oil Corp, Hindustan Petroleum Corp, Bharat Petroleum Corp, dan Mangalore Refinery Petrochemical Ltd  belum mencari minyak mentah Rusia dalam seminggu terakhir, empat sumber yang mengetahui rencana pembelian perusahaan penyulingan tersebut mengatakan kepada Reuters.

Ancaman Tarif 100%

Pada 14 Juli, Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen kepada negara-negara yang membeli minyak Rusia kecuali Moskow mencapai kesepakatan damai besar dengan Ukraina. Rusia adalah pemasok utama ke India, yang bertanggung jawab atas sekitar 35 persen dari total pasokan India.

Rusia terus menjadi pemasok minyak utama ke India selama enam bulan pertama 2025, menyumbang sekitar 35 persen dari total pasokan India, diikuti oleh Irak, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

India, importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, menerima sekitar 1,75 juta barel minyak Rusia per hari pada Januari-Juni tahun ini, naik 1 persen dari tahun lalu, menurut data yang diberikan kepada Reuters oleh sejumlah sumber.

Nayara Energy, salah satu pembeli utama minyak Rusia, baru-baru ini dikenai sanksi oleh Uni Eropa karena kilang tersebut mayoritas sahamnya dimiliki oleh entitas-entitas Rusia, termasuk perusahaan minyak besar Rosneft.

Bulan lalu, Reuters melaporkan CEO Nayara telah mengundurkan diri setelah sanksi Uni Eropa diberlakukan, dan veteran perusahaan Sergey Denisov telah ditunjuk sebagai CEO.

Tiga kapal yang memuat produk minyak dari Nayara Energy belum membongkar muatannya, terhambat oleh sanksi baru Uni Eropa terhadap kilang yang didukung Rusia tersebut, Reuters melaporkan akhir bulan lalu.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |