Ternyata Ini Alasan Beras Oplosan Tak Ditarik dari Pasaran

16 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi enggan kejadian beras tak sesuai mutu di pasaran berujung kekosongan pasokan. Maka, upayanya dengan menurunkan harga beras premium tak sesuai mutu tersebut.

Arief mengatakan, kekosongan pasokan di pasaran pernah terjadi pada komoditas minyak goreng beberapa waktu lalu. Hal ini jadi salah satu alasan beras tak sesuai mutu tidak ditarik dari pasaran, melainkan harganya turun Rp 200 per kilogram.

"Dulu ada kejadian minyak goreng, kemudian semua rak kosong, tidak ada barang, itu malah bisa membuat suatu kegaduhan baru lagi. Padahal masalah beras ini pada broken rice-nya," ungkap Arief dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).

"Dan Rakortas yang dipimpin oleh Pak Menko Pangan kemarin, semua menyepakati agar beras tidak perlu ditarik, karena kalau ditarik, justru bisa membuat kegaduhan baru lagi," sambungnya.

Bapanas telah mengeluarkan surat imbauan melalui Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan bernomor 589/TS.02.02/B/07/2025 kepada Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO). Peritel diminta tetap menjual beras, namun bagi beberapa merek terindikasi tak sesuai mutu dari label premium, dijual lebih murah.

"Jadi beras yang sudah on sale, yang sudah ada di rak-rak, sudah ada di pasar, itu bukan ditarik kembali, karena kalau ditarik kembali, nanti malah ada kekosongan. Masyarakat mau beli jadi susah. Beras-beras ini kualitasnya masih baik, hanya broken-nya tinggi. Nah, itu kita minta untuk di adjust harganya. Jadi customer tetap bisa beli beras sesuai kualitas yang ada," ujar Arief.

Berantas Penipuan

Kendati begitu, pemerintah bersama Kepolisian dan Kejaksaan Agung tetap akan bertindak tegas terhadap praktik-praktik yang tak wajar dalam perberasan.

Ini merupakan bentuk komitmen dalam perlindungan masyarakat sebagai konsumen. Apalagi hal ini juga sudah menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto.

"Kalau kata Bapak Presiden, praktik menjual beras yang tidak sesuai, itu penipuan ke rakyat. Beliau sangat concern. Ini memang waktunya kita berbenah, jadi self-correction di semua lini. Jadi memang perlu tindakan tegas supaya memberikan efek jera. Demikian seriusnya kita semua supaya masyarakat luas tidak dirugikan," sebut Arief.

Harga Beras Premium Turun

Adapun dalam pantauan Panel Harga Pangan NFA, per 28 Juli, rerata harga beras premium secara nasional mulai mengalami penurunan dibandingkan sehari sebelumnya.

Di Zona 1 rerata harga beras premium sehari sebelumnya tercatat di Rp 15.500 per kilogram (kg) dan kemudian turun ke Rp 15.489 per kg. Di Zona 2 dari Rp 16.583 per kg ke Rp 16.572 per kg. Sementara di Zona 3 dari Rp 18.159 per kg ke Rp 18.150 per kg.

"Jadi harganya harus diturunkan sesuai dengan isi yang ada di dalamnya. Dari pengamatan kita bersama, cek di lapangan, harga itu diturunkan sekitar Rp 1.000," tandas Arief.

Tidak Tarik Beras dari Pasaran

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan meminta pedagang untuk menurunkan harga beras premium tak sesuai mutu. Langkah ini sebaiknya dilakukan ketimbang menarik beras tak sesuai mutu dari pasaran.

Dia mengatakan, pedagang perlu menurunkan harga jual sesuai dengan kualitas beras yang dijual tadi alih-alih menarik dari pasaran. Pasalnya, didapati merek-merek beras berlabel premium, namun isinya tak sesuai ketentuan.

"Enggak, enggak ditarik. Turunkan harga sesuai isinya, jangan berbohong," kata Menko Zulkifli di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |