Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie buka suara terkait berlakunya tarif resiprokal 19% buat produk Indonesia ke Amerika Serikat. Menurutnya, pengusaha sudah waktunya untuk melakukan ekspansi.
Anindya mengamini tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump sudah mulai berlaku. Namun, bagi Indonesia, masih ada negosiasi teknis lanjutan soal tarif di beberapa komoditas tertentu.
"Jadi intinya kalau sepengetahuan kami, tarif Trump itu sudah berlaku sesuai dengan apa yang ditetapkan, tapi penyesuaian akan terus berjalan," ungkap Anindya ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Meski tarif ini sudah berjalan, Anindya menegaskan kalangan pengusaha sudah mulai mengambil posisi. Terutama untuk mulai melakukan ekspansi dan meningkatkan produksi.Langkah itu dinilai perlu dilakukan agar produk-produk dari Indonesia tetap bisa bersaing.
"Tapi yang paling penting buat kita secara prinsip, kita sudah tahu di mana kita. Sekarang bukan saja bertahan, kita sudah mesti memikirkan meningkatkan kapasitas daripada pabrik. Karena kalau tidak (akan) kehilangan kesempatan," tuturnya.
Waspada Impor Ilegal
Meski begitu, Anindya masih mengambil ancang-ancang. Misalnya terhadap barang-barang impor ilegal yang masuk ke Indonesia.
"Tapi juga kita mesti waspada terhadap misalnya ada import-import yang ilegal. Itu benar-benar kita mesti jaga," tegas dia.
"Sehingga kita pas waktu investasi untuk kapasitas bagus lebih, itu bisa mendapatkan manfaat pedagangan dan tenaga kerja," Anindya menambahkan.
Pemerintah Lanjut Negosiasi Tarif Trump
Diberitakan sebelumnya, Pengenaan tarif resiprokal sebesar 19 persen oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Indonesia mulai berlaku per 7 Agustus 2025. Namun, pemerintah masih terus coba bernegosiasi agar tarif Trump untuk beberapa komoditas bisa 0 persen.
"Jadi kita kan ini masih proses negosiasi. Kita pingin ada komoditas yang tidak diproduksi oleh Amerika itu untuk mendapatkan 0 (persen tarif Trump)," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Mendag menargetkan, kesepakatan tarif untuk beberapa komoditas tersebut bisa diselesaikan sebelum 1 September 2025. Meskipun Trump bakal memberlakukan tarif impor 19 persen mulai 7 Agustus, tetapi ia meyakini masih ada ruang negosiasi lebih lanjut dengan Washington DC.
Ia lantas mengacu pada pemberlakuan tarif awal kepada Indonesia sebesar 32 persen per 2 April 2025. Namun, Trump kemudian mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari sejak diumumkan, yang berarti mulai berlaku pada 9 Juli 2025.
Target Selesai Bulan Ini
Setelah melewati proses negosiasi panjang, akhirnya Indonesia resmi mendapat pengurangan tarif menjadi 19 persen. Dengan permintaan lain, sejumlah barang impor dari AS ke Indonesia akan dipatok tarif 0 persen. Kendati begitu, Indonesia diklaim masih terus melobi Negeri Paman Sam.
"Sekarang resiprokal diberlakukan tanggal 7 (Agustus). Sambil kita berunding lagi, karena memang dikasih kesempatan untuk berunding," kata Mendag.
"Mudah-mudahan sebelum 1 September (2025) sudah selesai, kan masih banyak yang akan kita usahakan untuk lebih bagus," dia menambahkan.
Hanya saja, Mendag belum mau membeberkan apa saja komoditas yang coba ditawarkan Indonesia agar bisa mendapat tarif resiprokal 0 persen. "Nanti aja itu, ya kan lagi negosiasi, jangan diomongin," pungkasnya.