Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat yang menurunkan tarif menjadi 19 persen.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, mengatakan tarif ini menjadi salah satu yang terendah di kawasan, membuka peluang besar bagi produk-produk Indonesia untuk bersaing di pasar global. Penurunan tarif ini juga dinilai strategis karena terjadi saat tensi perdagangan global mulai mereda.
"Kesepakatan Indonesia dengan Amerika Serikat untuk menurunkan tarif menjadi 19 persen dan menjadi slaah satu tarif terendah di kawasan," kata Mahendra dalam konferensi pers RDKB Juli 2025, Senin (4/8/2025).
Ia mengatakan kesepakatan ini sebagai sinyal positif yang akan memperkuat struktur ekspor Indonesia. Dengan tarif yang lebih kompetitif, produk nasional memiliki peluang lebih besar untuk masuk ke pasar AS, yang merupakan salah satu pasar terbesar di dunia.
Di tengah ketatnya persaingan antar negara di kawasan, posisi Indonesia kini lebih unggul dibanding negara-negara yang masih menghadapi tarif tinggi dari AS.
"Di harapkan bisa menciptakan peluang yang meningkatkan daya saing Indonesia, terutama di bandingkan negara-negara lain yang mengadapi tarif lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat," ujarnya.
Tren Global Positif Beri Angin Segar bagi Sektor Jasa Keuangan
Lebih lanjut, Mahendra mengatakan tren perekonomian global yang membaik, meredanya ketegangan perang dagang, serta tercapainya kesepakatan dagang antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat diperkirakan akan membuka ruang optimalisasi bagi sektor jasa keuangan nasional.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kondisi ini memberikan peluang bagi peningkatan kinerja intermediasi keuangan, terutama di sektor-sektor prioritas dan sektor yang berpotensi terdampak positif dari kepastian perdagangan global.
"Lalu, tarif resiprokal AS lebih rendah dari yang diumumkan sebelumnya, perbaikan likuiditas global, serta kebijakan fiskal yang akomodatif. Tensi perang dagang mereda seiring dengan kesepakatan tarif antara AS dengan beberapa negara mitra utama," ujarnya.
Indikator Ekonomi Global
Sejalan dengan perkembangan tersebut, indikator ekonomi global menunjukkan tren pemulihan yang lebih baik dari ekspektasi. Hal ini tercermin dari meningkatnya aktivitas manufaktur dan perdagangan internasional.
Bahkan, rilis pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 dari beberapa negara utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok menunjukkan capaian yang melampaui perkiraan pasar.
"Indikator ekonomi global menunjukkan tren membaik dan tercatat di atas ekspektasi. Ditunjukkan oleh kinerja manufaktur dan perdagangan global yang meningkat serta rilis pertumbuhan beberapa negara utama di kuartal ke-II 2025 seperti AS dan Tiongkok yang lebih baik dibandingkan ekspektasi sebelumnya," pungkasnya.