Sri Mulyani Tegaskan Investasi Danantara Harus Berakar untuk Kepentingan Publik

7 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau investasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) harus tetap berakar untuk kepentingan publik.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani melalui akun instagram resmi miliknya @smindrawati pada Kamis, (10/7/2025).

"Investasi Danantara harus tetap berakar pada kepentingan publik. Dengan komitmen dan tata kelola yang baik, pertemuan ini menjadi langkah penting menuju pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan pro-investasi,” ujar Sri Mulyani.

Saat bertemu dengan CIO Danantara Sjahrir dan tim, Sri Mulyani mengungkapkan telah membahas strategi investasi jangka panjang dan visi Danantara untuk menciptakan lapangan kerja lewat proses bisnis di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan, pihaknya juga membahas berbagai isu penting di sektor energi dan mineral. Fokus diskusi diarahkan pada re-investasi di beberapa komoditas strategis.

“Dalam pertemuan ini, berbagai isu krusial di sektor energi dan mineral menjadi topik perbincangan. Fokus diarahkan pada pentingnya melakukan reinvestasi di beberapa komoditas strategis sebagai bagian dari komitmen pembangunan jangka panjang,” kata dia.

Konsolidasi Bisnis

CIO Danantara Indonesia Pandu Sjahrir sebelumnya menuturkan, ingin agar 889 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah satu komando Danantara Indonesia.

Mengutip Antara, hal itu ditujukan untuk mempermudah konsolidasi dan kerja sama, sebagai upaya bersama mencapai target pertumbuhan sebesar 8 persen (year-on-year/yoy), sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Danantara Indonesia membidik dapat melakukan konsolidasi bisnis dari sebanyak 889 perusahaan BUMN yang ada saat ini menjadi hanya sebanyak di bawah 200-an perusahaan.

Setelah didirikan, Danantara Indonesia telah melakukan berbagai kerja sama investasi dengan investor dari negara lain, hingga melakukan aksi korporasi dengan memberikan modal usaha bagi perusahaan BUMN.

Salah satu kerja sama yaitu dengan Qatar Investment Authority (QIA) untuk mengelola dana investasi senilai 4 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang ditujukan untuk pembangunan di Indonesia.

Dari sisi aksi korporasi, Danantara Indonesia telah memberikan pinjaman pemegang saham (shareholder loan) senilai Rp6,65 triliun kepada PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk.

Danantara Rayu Perusahaan EBT Arab Saudi Tanam Modal ke Indonesia

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengajak perusahaan di bidang energi bersih Arab Saudi untuk ikut melakukan investasi ke Indonesia. Menyusul banyaknya potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan pihaknya telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan ACWA Power, perusahaan desalinasi air swasta terbesar di dunia, pelopor transisi energi, dan pionir dalam pengembangan hidrogen hijau. 

"Kolaborasi kami dengan ACWA Power merupakan langkah penting dalam memposisikan Indonesia sebagai pemain utama dalam transisi energi global. Kemitraan ini membawa modal dan keahlian untuk mempercepat proyek-proyek berdampak tinggi di sektor surya, hidrogen, dan solusi terintegrasi air-energi," kata Rosan dalam keterangannya, dikutip Jumat (4/7/2025).

Perlu diketahui, MoU ini bertujuan untuk menjajaki investasi ACWA Power di Indonesia. Fokus investasi tersebut mencakup proyek pembangkit energi terbarukan, turbin gas siklus gabungan, hidrogen hijau, serta fasilitas desalinasi air.

Rosan menyampaikan, kerja sama ini mencerminkan komitmen Danantara untuk membangun kemitraan jangka panjang yang kredibel. Kemudian, mendukung prioritas nasional, dan menciptakan nilai komersial. 

"Dengan mengarahkan sumber daya BUMN kepada mitra global berpengalaman, kami berupaya mendorong pertumbuhan berkelanjutan, memperkuat ketahanan energi, dan menarik investasi asing langsung. Inilah cara kami melangkah menuju masa depan yang lebih hijau dan sejahtera secara bersama-sama," tuturnya.

ACWA dan Pertamina

Kesepakatan kedua terjalin antara PT Pertamina dan ACWA Power. Kali ini menitikberatkan pada pengembangan bersama proyek-proyek energi bersih di Indonesia. 

Ini mencakup pengembangan teknologi untuk proyek energi terbarukan dan gas-to-power dengan total kapasitas kumulatif 500 MW, tender listrik baru, proyek hidrogen hijau, serta lini bisnis operasi dan pemeliharaan (O&M). Nilai pendanaan proyek mencapai USD 10 miliar.

"ACWA Power bangga dapat memperkuat kehadiran kami di sektor listrik dan air Indonesia melalui perjanjian ini. Kemitraan ini menunjukkan komitmen kami dalam mendukung Indonesia mencapai target jangka panjang di bidang energi dan ketahanan air, serta berkontribusi terhadap pembangunan masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," ucap Wakil Ketua dan Direktur Utama ACWA Power, Raad Al-Saady.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |