Siap Produksi 21 Miliar Kemasan, LamiPak Belum Dapat Lampu Hijau Gabung MBG

15 hours ago 8

Liputan6.com, Serang - Meskipun memiliki kapasitas produksi hingga 21 miliar kemasan aseptik per tahun, PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak) hingga kini belum menerima konfirmasi resmi dari pemerintah terkait keterlibatan mereka dalam program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).

Perusahaan yang baru saja meresmikan pabrik modernnya di Serang, Banten, tersebut menyatakan siap mendukung MBG dengan menyediakan kemasan murah dan aman untuk produk makanan dan minuman. Namun, pihak perusahaan menyebut pembahasan dengan pemerintah masih belum mencapai kesepakatan.

“Kapasitas kami sudah ada. Tapi soal kerja sama dengan MBG, itu masih tergantung pemerintah dan para produsen,” ungkap Country Managing Director LamiPak Indonesia Anton Hui dalam pernyataan resminya saat acara peresmian pabrik, Jumat (1/8/2025).

PT Lami Packaging Indonesia merupakan perusahaan produsen kemasan aseptik pertama di Indonesia yang baru saja menyelesaikan fase kedua pengembangan pabriknya. Berlokasi di Serang, Banten, pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 130 hektare dengan kapasitas produksi yang saat ini mencapai 21 miliar kemasan per tahun.

Potensi Kerjasama LamiPak

Dengan kemampuan produksi skala besar dan teknologi tinggi, LamiPak dinilai memiliki potensi besar untuk mendukung keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG)—salah satu agenda prioritas pemerintah untuk memperbaiki gizi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.

Salah satu keunggulan LamiPak adalah kemampuannya dalam menekan biaya kemasan hingga 20–30%, yang selama ini menyumbang hingga sepertiga dari harga produk makanan dan minuman.

Produksi lokal juga memberikan fleksibilitas volume dan kecepatan pengiriman, yang jauh lebih efisien dibandingkan skema impor besar-besaran yang sebelumnya dilakukan industri makanan-minuman nasional.

“Dulu semua kemasan ini 100 persen impor. Sekarang kita bisa produksi sendiri. Butuh 10, kirim 10. Butuh 100, kirim 100,” ujar Anton.

Kendala Kerja Sama

Meski LamiPak telah menyatakan kesiapan mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), hingga kini belum ada keputusan pasti dari pihak pemerintah mengenai bentuk kerja sama atau penunjukan resmi perusahaan sebagai mitra penyedia kemasan.

Anton Hui mengungkapkan bahwa pembicaraan masih berlangsung di tingkat internal antara produsen makanan, pihak kementerian terkait, dan pemerintah daerah. Salah satu tantangan utamanya adalah belum tercapainya titik temu antara harga produksi dan anggaran yang disiapkan pemerintah.

“Sekarang masih dalam diskusi. Titik poinnya belum ketemu antara permintaan pemerintah dengan harga dari produsen,” kata Anton.

Selain faktor biaya, aspek lain yang masih menjadi pertimbangan adalah proses uji kualitas oleh para pelaku industri makanan-minuman, yang cenderung berhati-hati dalam mengganti jenis kemasan. Mengingat kemasan aseptik memegang peran penting dalam menjaga keamanan dan mutu produk, transisi kemasan tidak bisa dilakukan secara instan tanpa pengujian ketat.

Kesiapan LamiPak

Salah satu kontribusi terbesar yang ditawarkan PT Lami Packaging Indonesia adalah efisiensi biaya kemasan. Dalam struktur harga produk makanan dan minuman, kemasan aseptik menyumbang sekitar 30% dari total biaya. Dengan kehadiran LamiPak, biaya tersebut disebut berpotensi turun drastis.

Efisiensi ini tentu berdampak langsung pada harga akhir produk, termasuk makanan dan minuman yang ditujukan untuk program pemerintah seperti MBG. Selain itu, kehadiran LamiPak juga membuka peluang baru bagi UMKM di sektor makanan dan minuman untuk mengakses kemasan berkualitas internasional dengan harga yang lebih terjangkau.

Namun, perusahaan menggarisbawahi pentingnya edukasi dan pelatihan terlebih dahulu bagi pelaku UMKM. Hal ini bertujuan agar kualitas isi dan kemasannya tetap seimbang serta tidak membebani biaya produksi UMKM yang masih terbatas.

“Kita harus pastikan packaging-nya tidak lebih mahal daripada produknya. Karena kualitas kemasan LamiPak ini tinggi, jadi perlu pendekatan dan edukasi khusus untuk UMKM,” Jelas Anton.

Dengan potensi besar yang dimilikinya, PT Lami Packaging Indonesia diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam mendukung ekosistem industri pangan nasional, termasuk program-program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). Meskipun hingga kini belum ada konfirmasi resmi kerja sama dari pemerintah, pihak perusahaan tetap membuka ruang dialog dan siap berkontribusi jika dibutuhkan.

Pangkas Impor

Perusahaan juga menyatakan kesiapannya untuk mengurangi ketergantungan impor, menekan biaya produksi, dan memperkuat rantai pasok dalam negeri. Dengan kapasitas yang saat ini baru digunakan sekitar 30%, LamiPak masih memiliki ruang besar untuk tumbuh dan memenuhi kebutuhan pasar domestik secara lebih optimal.

“Kami siap membantu kapan pun dibutuhkan. Tapi tentu semua tergantung pada keputusan pemerintah dan kesiapan pelaku industri,” Pungkas Anton.

Hal tersebut Menyatakan bahwa pihak LamiPak, memiliki kesiapan penuh dalam melakukan kolaborasi dengan pemerintah demi tercapainya program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |