Liputan6.com, Jakarta - Emas kembali menjadi pusat strategi keuangan global, tidak hanya bagi bank sentral tetapi juga bagi dana kekayaan negara atau sovereign wealth funds (SWF) yang ingin melindungi risiko dan mempertahankan nilai.
Mengutip Kitco, Kamis (24/7/2025), Analis Senior EME di World Gold Council Krishan Gopaul menuturkan dana minyak Negara Republik Azerbaijan (SOFAZ) atau the State Oil Fund of the Republic of Azerbaijan membeli 16 ton emas selama kuartal kedua.
"Ini meningkatkan total pembelian bersih semester pertama menjadi 35 ton dan total kepemilikan emas menjadi 181 ton (hampir 29% dari total portofolionya,” kata dia.
Sesuai kebijakan investasinya, dana kekayaan negara telah mencapai posisi maksimal yang diizinkan dalam logam mulia.
SOFAZ sangat aktif di pasar emas dengan pembeliannya melampaui sebagian besar aktivitas bank sentral sepanjang 2025.
Hanya Polandia yang membeli lebih banyak emas pada semester I 2025 dibandingkan SOFAZ, meningkatkan cadangan resmi sebesar 67,2 ton per Mei.
Bank Sentral China meski telah aktif membeli emas selama sembilan bulan berturut-turut, pembeliannya pada semester I 2025 mencapai 16,9 ton hingga Mei 2025.
Di antara pembeli penting lainnya pada semester I 2025, Bank Sentral Turki membeli 14,9 ton emas, Kazakhstan meningkatkan cadangan emas sebesar 14,7 ton, Bank Sentral Republik Ceko membeli 9,2 ton, dan Bank Sentral India menambah 3,42 ton emas ke dalam kepemilikannya.
Analis melihat pembelian berkelanjutan oleh bank sentral sebagai dasar yang kuat di bawah harga emas, memperkuat daya tarik strategis logam mulia di tengah ketidakpastian ekonomi makro.
Permintaan sektor resmi akan mempertahankan harga emas di atas USD 3.000 per ounce.
Harga emas meski terus konsolidasi pada level tinggi ini, survei yang dirilis bulan lalu menunjukkan bank sentral akan menambah cadangan emas selama 12 bulan ke depan.
Cadangan Emas Global Bakal Meningkat
Dewan Emas Dunia (World Gold Council) menyatakan pada Juni kalau Survei Emas Bank Sentral Tahunannya menunjukkan 95% responden memperkirakan cadangan emas global akan meningkat selama 12 bulan ke depan.
Selain itu, 43% manajer cadangan bank sentral mengindikasikan rencana mereka untuk meningkatkan kepemilikan emas resmi mereka sendiri tahun ini, naik dari 29% pada survei tahun lalu.
Menurut survei lain yang diterbitkan pada Juni oleh Forum Lembaga Moneter dan Keuangan Resmi (OMFIF), 32% bank sentral berencana untuk meningkatkan eksposur mereka terhadap emas dalam 12 hingga 24 bulan ke depan, tingkat keyakinan tertinggi yang terlihat dalam lima tahun terakhir.
Para analis memperkirakan bank sentral akan membeli 1.000 ton emas lagi pada 2025, level yang dicapai setiap tahun dalam tiga tahun terakhir.
Harga Emas Hari Ini Tergelincir
Sebelumnya, harga emas melanjutkan koreksi pada perdagangan Rabu, 23 Juli 2025. Koreksi harga emas ini terjadi seiring laporan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa hampir mencapai kesepakatan tarif 15% yang mengurangi permintaan aset safe haven.
Mengutip CNBC, Kamis (24/7/2025), harga emas spot turun 1,3% menjadi USD 3.387,67 per ounce setelah mencapai titik tertinggi sejak 16 Juni 2025. Harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) tergelincir 1,4% menjadi USD 3.396,9.
"Jadi kita melihat adanya kesepakatan perdagangan dengan Jepang dan Uni Eropa. Pada akhirnya ini berarti tidak ada tarif pembalasan besar dari Uni Eropa yang mendukung selera risiko. Pasar saham berkinerja cukup baik," ujar Head of Commodity Strategiest TD Securities, Bart Melek.
Uni Eropa dan Amerika Serikat sedang bergerak menuju kesepakatan perdagangan yang akan mengenakan tarif sebesar 15% yang luas atas barang-barang Uni Eropa yang diimpor ke Amerika Serikat, demikian disampaikan dua diplomat.
Hal ini terjadi ketika Presiden AS Donald Trump juga mencapai kesepakatan perdagangan dengan Jepang pada hari yang sama untuk menurunkan tarif impor otomotif yang menawarkan tanda kemajuan yang menggembirakan dalam negosiasi tarif lebih luas di berbagai bidang.
Emas batangan cenderung menguat di masa ketidakpastian dan juga di lingkungan suku bunga rendah karena biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil berkurang.
Harga Perak
Pasar tidak memperkirakan penurunan suku bunga dari Federal Reserve (the Fed) AS pada Juli, tetapi independensi The Fed tampaknya terancam oleh meningkatnya campur tangan politik, menurut mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Di sisi lain, harga perak sebelumnya mencapai level tertinggi sejak September 2011. Harga perak turun 0,3% menjadi USD 39,16 per ounce setelah mencapai level tertinggi hampir 14 tahun, pada awal sesi perdagangan.
“Reli perak baru-baru ini didorong oleh kombinasi permintaan industri yang kuat, defisit pasokan yang terus menerus dan meningkatnya minat investor,” ujar Metals Trader, Heraeus Metals Company, Alexaner Zumpfe.
Ia menuturkan, dorongan signifikan melewati USD 40 dapat berasal dari kenaikan harga emas lebih lanjut, dan koreksi dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali terjadi atau tanda-tanda ketatnya pasokan yang lebih dalam, terutama jika premi fisik mulai naik lagi di pasar utama Asia.
Harga platinum susut 2,2% menjadi USD 1.410,56 dan paladiun melemah 0,9% menjadi USD 1.263,57.