Sambut Ramadan 2025, Masyarakat Makin Selektif Belanja

1 week ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Pada momentum Ramadan 2025, masyarakat Indonesia cenderung lebih selektif dalam berbelanja dibanding tahun sebelumnya. Temuan terbaru Populix menunjukkan ada penurunan signifikan dalam minat membeli produk sekunder, antara lain fesyen, perabot rumah tangga, dan barang elektronik

Bahkan, dalam kategori makanan dan minuman, sebagian masyarakat memilih menurunkan kualitas produk demi mempertahankan kuantitas. Perubahan perilaku ini didorong oleh meningkatnya kewaspadaan terhadap pengeluaran selama bulan suci.

"Di Ramadan tahun ini, mayoritas masyarakat tidak segan-segan untuk menunda pembelian barang non-esensial, khususnya barang elektronik atau produk mewah lainnya. Bahkan untuk makanan yang secara persentase prioritasnya sedikit berkurang, apabila diteliti ternyata juga turut terdampak dari segi kualitas,” kata Vice President of Research Populix, Indah Tanip, dikutip Jumat (28/2/2025).

Populix mengungkapkan, tahun ini masyarakat akan lebih selektif dalam berbelanja dibanding Ramadan tahun lalu. Terlihat dari ada penurunan minat beli secara signifikan pada berbagai produk sekunder. Selain itu, meskipun secara prioritas tidak terdampak signifikan, sebagian masyarakat akan mengurangi kualitas produk makanan dan minuman untuk mempertahankan kuantitasnya.

Minat Kebutuhan Sekunder Turun

Temuan ini diungkapkan dalam laporan terbaru Populix, “Perilaku Belanja di Bulan Ramadan 2025”, yang didapatkan melalui survei kepada 1.100 orang yang hampir 90 persen-nya beragama Islam. Menurut hasil survei Populix, meskipun secara urutan prioritas masih sama, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada minat beli kebutuhan sekunder.

Misalnya, kendati tetap menjadi prioritas kedua, minat masyarakat untuk membeli produk pakaian dan barang-barang fesyen turun dari 78 persen menjadi 55 persen saja. Tak hanya itu, penyusutan volume bahkan hingga kurang dari setengah terjadi di produk sekunder lain.

Perabot rumah tangga yang menyusut dari 28 persen ke 11 persen, dan barang elektronik dari 16 persen ke 7 persen. Meskipun prioritasnya paling kecil, publik juga ditengarai akan mengurangi pembelian properti berupa tanah dan bangunan secara signifikan.

Sesuaikan Strategi Pemasaran

Populix melihat perilaku konsumsi yang lebih selektif ini disebabkan oleh meningkatnya kewaspadaan untuk menghindari overspending selama Ramadan. Padahal sebenarnya mayoritas masyarakat tidak akan terlalu mengutak-atik anggaran belanja mereka tahun ini.

"Hal ini perlu menjadi catatan bagi para pengusaha, khususnya produsen dan ritel, untuk menyesuaikan strategi pemasaran agar tetap bisa menarik pembeli di bulan Ramadan nanti,” imbuh Indah.

Penelitian ini dilakukan melalui sebuah survei kepada lebih dari 1.100 responden. Mayoritas responden berasal dari status ekonomi sosial menengah ke atas, dengan persentase laki-laki dan perempuan yang hampir seimbang. Mayoritas responden adalah karyawan, dengan status pernikahan lajang atau menikah dengan anak.

Harga Pangan Jelang Ramadan: Harga Cabai dan Daging Sapi Melonjak

Sebelumnya, harga pangan nasional menunjukkan perkembangan menjelang pekan pertama bulan suci Ramadan pada Jumat, 28 Februari 2025. 

Mengutip dara Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia, Kamis (28/2/2025) terjadi penurunan harga pangan pada sejumlah kategori yaitu bawang merah, bawang putih, beras, cabai merah, daging ayam, hingga gula pasir.

Harga bawang merah ukuran sedang turun harga 0,41% menjadi Rp36.850 per kg, bawang putih ukurang sedang juga turun harga hingga 1,33% menjadi Rp44.350 per kg. 

Beras kualitas bawah I dan beras kualitas bawah II juga menurun masing-masing 3,2% dan 3,26% menjadi Rp13.600 per kg dan Rp13.350 per kg.

Harga beras kualitas medium I menurun 0,65% menjadi Rp15.250 per kg, sedangkan beras kualitas medium II naik harga hingga 0,66% menjadi Rp15.300.

Kemudian harga beras kualitas super I dan beras kualitas super II menurun 5,99% dan 5,56% menjadi Rp15.700 per kg dan Rp15.300 per kg. 

Penurunan juga terjadi pada harga daging ayam ras segar hingga 4,55% menjadi Rp34.650 per kg dan telur ayam ras segar menurun 4,46% menjadi Rp28.950 per kg.

Gula pasir kualitas premium turun harga 3,83% menjadi Rp18.850 dan gula pasir lokal menurun 3,49% menjadi Rp17.950.

Cabai hingga Daging Sapi Menanjak

Sementara itu, terjadi kenaikan harga yang cukup besar pada beberapa jenis cabai. 

Harga cabai merah keriting naik 0,64% menjadi Rp55.350 per kg, cabai rawit hijau naik 8,83% menjadi Rp66.940 per kg, serta cabai rawit merah naik 10,75 menjadi Rp82.450 per kg. Sedangkan harga cabai merah besar menurun 2,02% menjadi Rp53.350 per kg.

Selain cabai, kenaikan harga daging sapi kualitas I dan daging sapi kualitas II masing-masing sebesar 1,55% dan 6,38% menjadi Rp140.650 dan Rp138.450. 

Kenaikan lainnya terjadi pada harga minyak goreng curah hingga 6,42% menjadi Rp19.900 dan minyak goreng kemasan bermerk I hingga 7,01% menjadi Rp23.650 per kg.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |