Liputan6.com, Jakarta - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau harga emas Antam stabil pada perdagangan perdagangan Senin ini, sedangkan untuk harga buyback turun tipis.
Mengutip laman logammulia.com, Senin (4/8/2025), harga emas Antam hari dipatok Rp 1.946.000 per gram, sama dengan perdagangan sebelumnya yang dipatok Rp 1.946.000 per gram.
Sedangkan untuk harga jual kembali (buyback) emas Antam juga turun Rp 1.000 menjadi Rp 1.792.000. Harga buyback ini artinya jika Anda menjual emas maka Antam akan membelinya di harga Rp 1.792.000 per gram.
Adapun harga tertinggi emas Antam tercatat pada 22 April 2025 sebesar Rp 2.016.000 per gram, dan harga buyback tertinggi di Rp 1.865.000 per gram.
Transaksi jual emas Antam akan dikenakan potongan Pajak Penghasilan Pasal 22 sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2024.
Setiap transaksi buyback dengan nilai di atas Rp 10.000.000 akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5%. PPh Pasal 22 tersebut akan dipotong langsung dari total nilai transaksi pada saat pelaksanaan buyback.
Berikut harga emas Antam hari ini di Gedung Antam Jakarta:
- Harga emas 0,5 gram: Rp 1.023.000
- Harga emas 1 gram: Rp 1.946.000.
- Harga emas 2 gram: Rp 3.836.000.
- Harga emas 3 gram: Rp 5.734.000.
- Harga emas 5 gram: Rp 9.534.000.
- Harga emas 10 gram: Rp 18.990.000.
- Harga emas 25 gram: Rp 47.312.500.
- Harga emas 50 gram: Rp 94.505.000.
- Harga emas 100 gram: Rp 188.890.000.
- Harga emas 250 gram: Rp 471.837.500.
- Harga emas 500 gram: Rp 943.375.000.
- Harga emas 1.000 gram: Rp 1.886.600.000.
Prediksi Harga Emas Selama Sepekan
Harga emas kembali menunjukkan performa gemilang setelah data ketenagakerjaan AS mengecewakan dan isu perang dagang kembali memanas. Hal ini memicu ekspektasi tinggi di kalangan investor terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada September.
Melansir Kitco News, Senin, (4/8/2025), setelah periode musim panas yang relatif tenang, pasar emas kembali bergairah. Harga logam mulia ini menutup pekan dengan menyentuh level resistance jangka pendek di kisaran USD 3.350 per ons, dan sentimen investor Wall Street terhadap emas pun memanas.
Dalam Survei Emas Mingguan Kitco News, para analis pasar menunjukkan optimisme tertinggi mereka terhadap pergerakan harga emas.
Perubahan sikap pelaku pasar ini terjadi cukup cepat. Pada awal pekan, harga emas justru sempat melemah menyusul rilis data ekonomi yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS mencapai 3% pada kuartal kedua. Namun, sejumlah ekonom menilai data Produk Domestik Bruto (PDB) tersebut masih rentan terhadap gejolak perdagangan global yang ekstrem.
Peluang Pemangkasan Suku Bunga
Pada Rabu, The Fed mempertahankan suku bunga acuan. Bahkan, Ketua Federal Reserve Jerome Powell sempat menyatakan pihaknya belum membuat keputusan apapun terkait September, merujuk pada potensi pemangkasan suku bunga.
Namun, pandangan tersebut dianggap sudah usang, terutama setelah data ketenagakerjaan AS Juli yang dirilis menjelang akhir pekan menunjukkan hasil yang jauh di bawah ekspektasi.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa hanya ada 73.000 lapangan kerja yang tercipta pada bulan Juli. Tidak hanya itu, revisi data sebelumnya menunjukkan penciptaan lapangan kerja untuk Mei dan Juni dipangkas hingga total 258.000. Dengan revisi ini, ternyata hanya 14.000 pekerjaan baru pada Juni dan 19.000 pada Mei.
Menurut analis, data ini menjadi dasar kuat bahwa pasar tenaga kerja AS tidak sekuat yang sebelumnya dinyatakan oleh Ketua The Fed.
"Jelas pasar tenaga kerja di AS jauh dari solid seperti yang ditegaskan Ketua Fed Jerome Powell, dan data ketenagakerjaan pemerintah hari ini merupakan salah satu ilustrasinya," ujar Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day.
Analis Pasar Kompak: Tidak Ada yang Pesimis terhadap Emas
Dalam survei terbaru Kitco News, dari 17 analis pasar yang disurvei, tidak satu pun yang menunjukkan pandangan negatif terhadap emas.
Meski demikian, analis David Morrison memilih sikap netral. Ia menyebut bahwa meskipun data tenaga kerja mendukung penguatan harga emas, namun harga masih tertahan dalam kisaran tertentu.
"Meskipun terjadi pergerakan hari ini, emas masih berada dalam kisaran harga, dan kemungkinan akan membutuhkan periode 'back and fill' sebelum memiliki momentum untuk menembus di atas USD 3.400 lagi apalagi mempertahankan level ini saat terjadi pullback," ujarnya.
Namun, Morrison juga menggarisbawahi sinyal teknikal yang mendukung penguatan emas. Indikator momentum harian menunjukkan bahwa masih ada ruang bagi harga untuk naik.
Perang Dagang dan Tarif Impor Kian Panas, Emas Jadi Pilihan Safe Haven
Selain faktor data ekonomi, beberapa analis menyatakan bahwa emas tetap menjadi aset safe haven yang menarik. Apalagi, ketegangan perdagangan global meningkat setelah Presiden AS Donald Trump kembali memberlakukan tarif tinggi pada berbagai negara.
Meski AS sempat menyepakati tarif baru sebesar 15% untuk Jepang dan Eropa, negara lain justru menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi: Kanada 35%, India 25%, Taiwan 20%, Afrika Selatan 30%, dan Swiss 39%.