Liputan6.com, Jakarta - Program paket stimulus ekonomi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi akan dilanjutkan pada kuartal III 2025. Pemerintah sedang menyusun paket stimulus tersebut.
Demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/7/2025).
Ia menuturkan, pemerintah tengah memfinalisasi sejumlah kebijakan lanjutan dari stimulus yang telah dikucurkan pada Juni-Juli 2025.
"Lagi disusun (paket stimulus), minggu ini kemungkinan akan difinalkan,” kata Haryo di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu, seperti dikutip dari Antara.
Meski demikian, Haryo belum bisa merinci bentuk insentif seperti apa yang akan diberikan. Haryo menuturkan, stimulus yang lalu masih dalam tahap evaluasi, sedangkan kebijakan baru yang tengah disusun lebih berfokus pada program-program prioritas.
“Kalau insentif baru atau stimulus baru belum ada, cuma program-program prioritas ini yang perlu didorong, sama government spending yang kemarin masih kurang ya, masih kurang besar, seperti untuk makan bergizi gratis dan perumahan, termasuk KUR (Kredit Usaha Rakyat) perumahan,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga telah menyatakan paket stimulus ekonomi akan tetap digulirkan pada semester II-2025. Pemerintah masih menunggu masukan dari dunia usaha terkait jenis stimulus yang paling dibutuhkan.
“Paket stimulus akan terus kita lanjutkan. Kami sudah minta dari industri untuk menyampaikan hal-hal yang mereka perlukan,” kata Airlangga.
Adapun pada kuartal II 2025, pemerintah meluncurkan lima paket stimulus ekonomi senilai total Rp24,44 triliun untuk menjaga daya beli masyarakat selama masa libur sekolah.
Cakupan Stimulus
Stimulus ini mencakup subsidi transportasi, diskon tarif tol, bantuan sosial, subsidi upah, dan insentif sektor ketenagakerjaan.
Beberapa bentuk insentif antara lain diskon 30 persen untuk tiket kereta api, potongan PPN 6 persen untuk tiket pesawat, dan diskon 50 persen untuk angkutan laut.
Sementara itu, tarif tol juga didiskon sebesar 20 persen untuk mendukung mobilitas nasional.
Di sektor sosial, pemerintah menyalurkan bantuan senilai Rp11,93 triliun melalui tambahan manfaat Kartu Sembako dan distribusi beras 10 kilogram kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat.
Di bidang ketenagakerjaan, Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp300 ribu disalurkan kepada sekitar 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp5 juta, termasuk para guru di bawah naungan Kemendikbud dan Kemenag.
Stimulus tersebut kini dalam tahap evaluasi untuk kemudian dijadikan dasar penyusunan program lanjutan pada kuartal III.
OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia, Pemerintah Andalkan 5 Paket Stimulus
Sebelumnya, perekonomian nasional diramal akan semakin tertekan di tahun ini. Setelah Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025, dari 4,9 persen menjadi 4,7 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun mengamini, bahwa situasi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di tingkat global.
Salah satu faktor utamanya, akibat adanya perang tarif imbas pengenaan tarif resiprokal yang dilancarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
"Memang pertumbuhan ekonomi dunia sekarang hampir seluruhnya terpangkas. Sehingga beberapa negara diprediksi pertumbuhannya akan terpotong dari 05-0,7 persen," jelas Menko Airlangga dalam sesi konferensi pers virtual, Rabu (4/6/2025) malam.
Menurut dia, ini jadi pertanda bagi pemerintah agar tetap bisa menjaga daya beli masyarakat. Salah satunya dengan menggelontorkan 5 paket stimulus ekonomi senilai Rp 24,44 triliun.
"Salah satunya kemarin telah diluncurkan 5 paket stimulus yang diharapkan ini bisa menjaga terhadap industri-industri padat karya yang juga terdampak terhadap ekspor ke Amerika," ungkapnya.
Negara Lain Juga Melakukan
Tak hanya Indonesia, Airlangga mengatakan, negara lain juga telah menggelontorkan kebijakan paket stimulus ekonomi. Untuk menjaga tingkat daya beli masyarakat di tengah adanya kebijakan tarif Trump.
"Memang kami juga monitor dari berbagai negara di OECD, sebagian besar juga membuat paket-paket agar bisa menjaga daya beli masyarakatnya dalam situasi seperti sekarang," ucap dia.
Adapun Pemerintah RI melalui Kementerian Keuangan bakal memberikan paket stimulus ekonomi selama Juni-Juli 2025, dengan total anggaran Rp 24,44 triliun. Terdiri dari Rp 23,59 triliun berasal dari APBN, dan Rp 0,85 triliun dari non-APBN.
Stimulus Ekonomi Untuk Transportasi
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan, paket stimulus ekonomi tersebut terdiri dari lima kebijakan. Salah satunya lewat pemberian diskon transportasi untuk tiket kereta, angkutan laut, hingga pesawat.
Total anggaran yang disiapkan untuk memberikan diskon tiket transportasi tersebut sebesar Rp 940 miliar.
"Ini tentu diharapkan dengan kegiatan anak-anak libur sekolah, mereka bisa meningkatkan kegiatan ekonomi di dalam negeri dengan melakukan perjalanan di dalam negeri. Maka, diskon transportasi ini sifatnya menyeluruh kepada seluruh moda transportasi," ujar Sri Mulyani.