Prediksi Harga Emas Hari Ini 13 Oktober 2025, Berpotensi Sentuh Level Segini

16 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai harga emas dunia diprediksi masih akan melanjutkan penguatan pada pekan ini, didorong oleh tingginya ketidakpastian global dan kondisi geopolitik yang belum mereda. 

Ia memperkirakan, level support emas dunia akan berada di USD 3.987, sementara level resistance-nya mencapai USD 4.059 per troy ons dalam perdagangan pada Senin, 13 Oktober 2025.

"Ada kemungkinan besar bahwa harga emas dunia dalam perdagangan di hari Senin kemungkinan besar support-nya di USD 3.987, resistennya adalah di USD 4.059. Itu di perdagangan di hari Senin,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (13/10/2025).

Ia menambahkan, meskipun sempat terkoreksi di level USD 3.944 akibat genjatan senjata sementara di Jalur Gaza, koreksi tersebut hanya bersifat sesaat karena pelaku pasar besar segera kembali melakukan aksi beli.

"Kita melihat walaupun kemarin sempat mengalami koreksi di level USD 3.944 disebabkan oleh genjatan senjata yang terjadi di jalur Gaza antara Hamas dan Israel,” ujarnya.

Namun, hal itu terjadi hanya sesaat karena fund-fund besar melakukan taking profit untuk mendapatkan keuntungan dari level tertinggi. 

"Jadi kemudian pada saat turun di bawah itu terus melakukan pembelian secara besar-besaran dan TP-nya itu adalah, TP itu taking profit. Taking profit-nya itu adalah di USD 4.100 per tray ons,” ujarnya.

Faktor Geopolitik Dorong Harga Emas Dunia

Ibrahim menyebut, masalah geopolitik ini masih jadi momok pembicaraan, karena di Eropa sendiri bahwa perpolitikan di Perancis pun juga masih memanas. 

"Ya pas mundurnya Perdana Menteri Perancis, itu yang pertama. Yang kedua, di Eropa pun juga perang Rusia dan Ukraina masih terus menjadi-jadi. Bahkan Rusia mengklaim wilayahnya itu bertambah menjadi 5.000 km dari wilayah yang sudah dikuasai. Terutama adalah Lohan, Donetsk. Ini bertambah 5.000 km dan menempati wilayah-wilayah strategis. Sehingga perang ini kemungkinan besar akan terus berkecamuk,” jelasnya.

Walaupun Donald Trump berulang-ulang menginginkan genjatan senjata di Rusia, Ukraina. Misalnya, Ukraina melakukan penyerangan terhadap kilang-kilang minyak di Rusia tujuannya agar Rusia itu mau melakukan genjatan senjata.

"Namun, harus diingat bahwa Ukraina berkali-kali kalau seandainya terjadi genjatan senjata, wilayah yang sudah dikuasai oleh Rusia, Crimea, Lohan, Donetsk, itu harus dikembalikan,"

Ketidakpastian Fiskal di Amerika Serikat

Menurut Ibrahim, dengan perang dagang yang begitu berkecamuk, ini pun juga berdampak terhadap 50 negara bagian di Amerika, dimana 20 negara bagian ini sudah memasuki krisis ekonomi. 

"Harus diingat bahwa di Amerika itu, Amerika Serikat itu terdiri dari 50 negara bagian, 1 distrik federal, 5 teritorial besar dan berbagai kepulauan kecil. Dari 5 teritorial besar pun juga sudah ada yang memasuki kondisi dalam kondisi krisis,” ujarnya.

Hal ini yang membuat perpolitikan ketidakpastian fiskal di Amerika ini terus terjadi apalagi setelah shutdown yakni dihentikan sementara pemerintahan federal di Amerika, sehingga ancamannya adalah terhadap meningkatnya pengangguran tenaga kerja.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |