Wamen ESDM Turun ke Mandailing Natal, Pastikan BBM, LPG, dan Listrik Aman Saat Nataru

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot turun langsung ke lapangan untuk memastikan pasokan energi tetap aman menjelang perayaan Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Peninjauan dilakukan di Pangkalan LPG Emil Gas di Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Selasa (23/12).

Dalam kunjungan tersebut, Wamen Yuliot memastikan kesiapan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), keandalan listrik, sekaligus mitigasi potensi kebencanaan geologi di akhir tahun. Pemerintah, kata dia, terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan agar kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi.

“Kita mengantisipasi, yang pertama itu ada ketersediaan BBM secara cukup. Yang kedua ini LPG untuk kebutuhan masyarakat. Yang ketiga keandalan kelistrikan. Yang keempat ini kita juga karena ini di akhir tahun kemungkinan curah hujan tinggi, mungkin kebencanaan hidrologi, geologi itu justru relatif lebih tinggi,” ujar Yuliot.

Secara nasional, kondisi ketersediaan energi hingga 22 Desember 2025 berada dalam status aman. Ketahanan stok BBM tercatat untuk bensin RON 90 selama 21 hari, RON 92 selama 26 hari, dan RON 95 selama 35 hari. Sementara itu, Solar CN 48 memiliki ketahanan stok 15 hari, Solar CN 53 selama 20 hari, Avtur 29 hari, serta minyak tanah juga 29 hari.

Untuk LPG, ketahanan stok nasional mencapai 12 hari dengan total stok sebesar 309.968 metrik ton (MT). Dari sisi kelistrikan, total daya mampu pasok tercatat sebesar 54.819 MW, dengan beban puncak mencapai 45.802 MW per 22 Desember.

Di sisi kebencanaan geologi, terdapat tiga gunung api berstatus Siaga (Level III), yakni Gunung Merapi, Semeru, dan Lewotobi Laki-laki. Selain itu, ada 24 gunung api berstatus Waspada (Level II), serta 42 gunung api dalam kondisi Normal (Level I).

Khusus untuk wilayah Sumatera Utara, pemerintah telah melakukan penyesuaian dan penambahan kuota energi, terutama di daerah terdampak bencana.

“Untuk LPG, kita juga sudah ada penambahan untuk Sumatera Utara, yang daerah 100 persen saat ini sudah sampai 108 persen, itu sudah berlebih. Kemudian itu ada daerah-daerah yang kurang konsumsinya, ini kita alihkan untuk kebutuhan konsumsi yang ada di Sumatera Utara,” imbuh Yuliot.

Pasca bencana, rata-rata penyaluran LPG di Provinsi Sumatera Utara tercatat mencapai 106 persen dari kondisi normal. Dari rata-rata harian 1.663 MT per hari, penyaluran meningkat menjadi 1.771 MT per hari, yang terdiri atas LPG subsidi sebesar 1.734 MT per hari dan LPG non-subsidi sebesar 37 MT per hari.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |