PHK Mulai dari Sritex hingga Sanken pada Awal 2025

1 week ago 16

Liputan6.com, Jakarta - 2025 menjadi tahun penuh tantangan bagi sektor manufaktur dan industri di Indonesia. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus bergulir seiring dengan sejumlah perusahaan di berbagai sektor yang alami kebangkrutan. Beberapa perusahaan mengumumkan penghentian operasi dan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.

Salah satu perusahaan yang resmi tutup operasi, yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex. Raksasa tekstil nasional itu mengumumkan penutupan operasional salah satu pabriknya per 1 Maret 2025. Keputusan ini diambil akibat tekanan finansial yang semakin berat, dengan utang perusahaan yang mencapai hampir Rp 30 triliun.

Selain itu, menurunnya permintaan global terhadap produk tekstil dan meningkatnya biaya bahan baku turut memperburuk kondisi keuangan perusahaan. Akibatnya, sekitar 10.665 karyawan terkena PHK dan harus mencari peluang baru di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

Sanken 

Kemudian PT Sanken Indonesia juga turut terdampak krisis industri. Pada Februari 2025, perusahaan ini mengumumkan penutupan semua lini produksinya yang berlokasi di kawasan industri MM 2100, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Adapun Sanken  ini yang merupakan pabrik khusus penyediaan produksi parts kecil, bukan produsen mesin cuci Cs.

Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, fasilitas produksi yang akan ditutup merupakan pabrik yang 100 persen berasal dari hasil penanaman modal asing (PMA) dan tidak memiliki keterkaitan dengan Sanken Indonesia.

"Berdasarkan informasi yang masuk di OSS, mereka akan menutup pabrik pada Juni 2025," ujar Setia Diarta saat ditemui di Jakarta dikutip dari Antara, Rabu, 19 Februari 2025.

Ia menuturkan,tingkat produksi pabrik tersebut terus mengalami penurunan secara bertahap. Hingga tahun 2024, tingkat utilisasi fasilitas ini hanya mencapai 14 persen, yang menjadi salah satu faktor utama dalam keputusan penutupan.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal melihat alarm darurat dari tutupnya pabrik PT Sanken Indonesia. Pasalnya, sekitar 900 orang telah dipastikan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dia mengatakan sebanyak 400 orang bakal di-PHK pada Juni 2025. Setahun yang lalu pabrik di Cibitung, Bekasi ini telah merumahkan 500 karyawan.

“Dengan demikian, ditutupnya pabrik Sanken di Indonesia telah mengakibatkan 900 orang buruh kehilangan pekerjaan dengan masa kerja rata-rata 15 tahun dengan usia pekerja 30-40 tahun yang bisa dipastikan akan sulit mencari kerja pasca di-PHK," ungkap Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Februari 2025.

Yamaha Music Manufacturing Indonesia Hentikan Produksi

Di sektor manufaktur alat musik, PT Yamaha Music Manufacturing Indonesia juga tidak luput dari badai PHK. Belum lama ini, perusahaan mengumumkan rencana untuk menghentikan produksi dan merumahkan 2.700 karyawan. Penurunan permintaan alat musik di pasar domestik dan global menjadi faktor utama di balik keputusan ini.

Selain itu, kenaikan biaya produksi akibat inflasi dan kebijakan impor bahan baku turut berkontribusi terhadap krisis yang dihadapi Yamaha.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |