OJK Siap Fasilitasi Industri Manfaatkan Peluang dari Penurunan Tarif Dagang Indonesia-AS

15 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyampaikan dukungannya terhadap kesepakatan tarif perdagangan yang baru saja dicapai antara Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat.

Dia menuturkan, kesepakatan tersebut memberikan kepastian dalam hubungan ekonomi kedua negara serta membuka peluang baru bagi sektor industri nasional.

"Terkait tercapainya kesepakatan perdagangan antara Pemerintah RI dan AS, kami menyambut baik kesepakatan yang sudah dicapai itu karena memberikan kepastian terhadap hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara, dan memberikan peluang-peluang yang semakin besar bagi industri-industri di Indonesia yang terkait untuk memanfaatkannya," kata Mahendra dalam konferensi pers KSSK, di Gedung LPS, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Mahendra menegaskan OJK siap mendukung sepenuhnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam menindaklanjuti kesepakatan tersebut.

Lembaga pengawas sektor jasa keuangan itu juga berkomitmen untuk memfasilitasi berbagai upaya peningkatan daya saing industri dalam negeri.

"Dalam kaitan itu, OJK siap mendukung penuh kebijakan dan memfasilitasi yang diberikan Pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri yang terkait dalam merealisasikan peluang-peluang yang ada," ujarnya.

Negosiasi Penurunan Tarif RI-AS Berhasil

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa keberhasilan negosiasi penurunan tarif resiprokal Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia menjadi 19% merupakan peluang besar bagi industri nasional.

Kebijakan ini dinilai akan mendorong kinerja sektor-sektor padat karya, seperti tekstil, alas kaki, dan furniture, yang selama ini menghadapi tekanan berat di pasar ekspor.

“Keberhasilan dari negosiasi penurunan tarif resiprokal Amerika Serikat untuk Indonesia menjadi 19% diperkirakan dapat mendorong kinerja sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furniture,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK yang digelar di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Senin (28/7/2025).

Menurutnya, penurunan tarif ini memberikan angin segar bagi pelaku industri yang bergantung pada pasar ekspor AS.

Harga Produk Migas dan Pangan dari AS Bakal Turun

Kata Sri Mulyani, beberapa produk seperti migas dan pangan yang diimpor dari AS diprediksi akan mengalami penurunan harga di pasar domestik.

“Di sisi lain, impor dengan tarif 0% atas produk Amerika Serikat diperkirakan mendorong harga produk migas dan pangan Indonesia menjadi lebih rendah. Perkembangan risiko rabatan perlu untuk terus dicermati,” ujarnya.

Kondisi ini dinilai bisa membawa manfaat bagi konsumen Indonesia karena harga barang-barang strategis bisa menjadi lebih terjangkau.

Ini Kata Luhut Soal Dampak Tarif Impor 19 Persen

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pentingnya langkah deregulasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, seiring dengan hasil negosiasi tarif impor 19 persen dengan Amerika Serikat (AS).

Menurut Luhut, tanpa pembenahan regulasi secara serius dan menyeluruh, kebijakan tarif tersebut tidak akan memberikan dampak maksimal terhadap perekonomian Indonesia.

“Saya terus terang masalah deregulasi ini buat saya adalah satu hal yang harus dikerjakan, karena tanpa melakukan deregulasi ini, kita punya ekonomi juga nanti tidak akan maksimal menggunakan tarif 19 persen tadi. Karena tarif 19 persen ini masih banyak backdrop-nya yang dibawa yang akan membuat perekonomian kita bagus di masa depan,” ujar Luhut dalam acara peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/7/2025).

Relokasi Industri dari Vietnam dan Taiwan

Ia menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak potensi unggulan seperti mineral kritis, tanah jarang, dan hasil laut. Selain itu, tarif 19 persen ini juga menjadi daya tarik relokasi dari negara lain seperti Vietnam dan Taiwan. Hal ini, menurutnya, membuka peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

“Lapangan kerja, bahkan banyak orang dari Vietnam juga pengen, Taiwan pengen juga relokasi, karena 1 persen, sangat berarti sebenarnya. Jadi banyak yang kita punya, kita punya mineral kritis, kita punya tanah jarang, punya banyak sekali rumput laut dan sebagainya. Jadi tidak ada alasan menurut saya, kita tidak bisa tumbuh di 8 persen, 7-8 persen pada tahun 2029-2030,” kata Luhut.

Namun ia mengingatkan, keberhasilan pertumbuhan ekonomi tersebut sangat bergantung pada keseriusan pemerintah dan seluruh pihak dalam menjalankan agenda reformasi secara detail dan kolaboratif.

“Kecuali tadi kita tidak sungguh-sungguh melihat masalah, tidak kita mengerjakannya secara detail, tidak kita bangun kekompakan, kita saling menyalahkan, itu akan menjadi korban adalah rakyat,” pungkasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |